Prolog

2.3K 246 17
                                    

Mungkin sejak awal, harusnya aku bukan teman kalian.

Kalian semua berbakat dalam bidang masing masing.

Anak hits sekalipun tak mungkin mengenalku.

Senku yang pintar atau bahkan genius dalam sains.

Yuzuriha yang terampil dalam klub keterampilan.

Taiju yang stamina nya gila banget.

Kalian bertiga sudah cukup, aku bukan orang berbakat, jadi abaikan saja aku bagai orang yang sudah mati.



Suara sayup sayup mulai terdengar dari Indra pendengarnya, suara lembut nan feminim yang disertai dengan beberapa sentuhan lembut, pemuda yang seharusnya masih dalam keadaan lelap tertidur itu pun berakhir harus membuka mata nya sebelum seseorang yang tengah memanggilnya ini mencongkel kedua bola mata nya dan melemparnya ke ruang sains.

"Tidur lagi? Kalau memang sakit harusnya kau ke UKS saja (Name), syukurlah sensei ga lihat atau kau disiram lagi nanti,"

Rambut panjang, wajah yang cantik, perempuan yang memakai kardigan kuning cerah maupun headphone yang masih setia di kepalanya, kini perempuan bernama Yuzuriha Ogawa tengah duduk di hadapannya sambil mengoceh ngoceh layaknya ibu yang memergoki anaknya tidur di sekolah.

Sementara dirinya cuma bisa mendengus sejenak sambil mulai mencoba kembali duduk tegak dan mengabaikan rasa kantuknya yang masih berat itu, menguap sekali dua kali sebelum akhirnya menampar diri sendiri agar tak tertidur kembali, dirinya langsung kembali menoleh ke arah Yuzuriha dengan dirinya yang sudah 100% sadar.

Baru saja dirinya hendak menjawab pernyataan seseorang yang mengomel tak tau tempat pada orang yang harusnya tertidur pulas, gelagat Yuzuriha justru membuatnya memandang datar perempuan itu sebelum akhirnya memutuskan bertanya kenapa dirinya harus dibangunkan di siang hari yang lumayan terik itu.

"Yuzu, kalau memang ada yang kau inginkan bilang aja, kelas sepi, lapangan pun sepi, kalau permintaan mu aneh aneh, kita baku hantam di tempat ini" jelasnya sambil mulai menutup buku yang telah terkena air liurnya sendiri itu.

Rona merah, dua kata yang langsung dapat mengekspresikan muka seseorang hanya dengan dilihat secara sekilas, dirinya langsung terkekeh sejenak sebelum memukul punggung Yuzuriha dengan kencang sekarang. Sebuah peralatan make up tiba tiba langsung berada di atas meja dengan Yuzuriha yang kini sudah terduduk di satu kursi tanpa sadar, sementara dirinya cukup berdiri sambil mulai menganalisis bentuk make up seperti apa yang lebih cocok.

"Okay, tahan ya Yuzu, kalo cuma base ga bakal makan waktu lama."

.

.

.

.

Bangga? Tidak, sebuah kata tak dapat mengekspresikan rasa salut seseorang yang telah berhasil mendadani seseorang yang aslinya sudah cantik luar dalam, bahkan sampai rela untuk tak kembali tidur dan memilih melihat langsung momen bagus kali ini. Mungkin jika ini adalah ilustrasi ringan, bisa saja dirinya sekarang tengah digambarkan memiliki hidung lancip yang panjang sekali akibat sombongnya ia saat ini.

Suara tapak kaki seseorang yang tiba tiba berhenti dekat dengan tempatnya melihat pun membuat dirinya menoleh dan melihat si manusia yang gila dengan sains, rambut bawang yang meminum sebuah minuman kaleng bersoda dan bertaruh 10 ribu Yen jika sobat nya yang punya stamina monster itu akan diterima.

Bahkan dirinya cuma bisa bergeleng geleng sebelum "20 ribu Yen dia bakal nunda lagi," ikutan bertaruh dengan suara yang tak kalah lantang.

"Oi, emangnya kau berduit? Di kantin aja hutang mu 20 ribu Yen pas." Suara bisik si penggila sains itu pun akhirnya tertangkap di telinga nya dalam kondisi masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

"Kalau aku menang kaga bakal kenapa napa dong, kalo meleset aku tinggal buat taruhan ku berhasil." celutuknya sambil memasang ekspresi gelap dengan menahan senyum sinting nya sendiri yang lebih menyebalkan.

Percakapan dua orang yang tengah kepo dengan sepasang pasangan yang akan menyatakan perasaan pun seketika terhenti ketika melihat cahaya hijau yang tiba tiba saja malah menyinari bumi begitu saja, warna hijau yang menutupi bumi itu pun langsung membuat seluruh umat manusia langsung menjadi batu dalam beberapa menit saja.

Dan menggagalkan acara dua sejoli yang ingin menyatakan perasaan mereka setelah dipendam 5 tahun.

Shankara (Dr. STONE x Male! Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang