13|The genuine belief

429 83 4
                                    

Sebenarnya...

Kenapa aku bisa berteman dengan kalian ya?

.

.

.

"(Name)! Senku! (NAME)! SENKU!" Hujan yang turun dengan lebat seolah ikut khawatir dengan keadaan seseorang, yang satu mengalami penghancuran pada salah satu sarafnya sementara yang satu lagi tengah mengalami panic attack secara tiba tiba hingga membuat dirinya kini tak sadarkan diri.

"APA MEREKA BERDUA PERLU NAFAS BUATAN?!"

Baru saja Taiju akan mengambil aksi nekat dengan mencium bibir Senku sebagai percobaan pertama, Yuzuriha yang menjadi saksi kejadian setelah (Name) pun mulai menceritakan persoalan Tsukasa yang memukul Senku tepat dibelakang lehernya.

"Senku, mengorbankan dirinya untukku." Suara lirih dengan tubuh yang gemetaran mengingat jika saja dirinya tak menjadi sandera. Yuzuriha sendiri mulai menyesali aksi nya yang tak berada di sekitar (Name) untuk berjaga jaga jikalau dirinya akan menjadi sandera.

Padahal diantara keempat orang ini pula sudah ketahuan jika yang menduduki peringkat pertama dalam acara bela diri adalah (Name) sendiri, membuat perempuan itu berdecih kesal dengan keputusannya saat itu yang sok bisa sendiri.

"Senku mengorbankan dirinya sendiri?" Tanya Taiju memastikan kembali sembari mengingat sebuah kilas lama persoalan kuis psikologi yang dibacakan oleh seorang anggota klub sains yang membawa sebuah buku psikologi sebagai dalih karna lupa membawa salah satu bahan penting yang harus dipakai untuk penelitian klub kali ini.

Matanya berbinar begitu saja dengan rona merah di sekitaran mukanya, entah karna harus menahan malu karna menyuruh yang lain mencari asam sulfat dirumahnya ataupun karna harus membongkar hobi nya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matanya berbinar begitu saja dengan rona merah di sekitaran mukanya, entah karna harus menahan malu karna menyuruh yang lain mencari asam sulfat dirumahnya ataupun karna harus membongkar hobi nya sekarang.

"Ini tes psikologi! Jika terdapat musibah dan hanya kau, temanmu, atau kekasih mu yang bisa diselamatkan, apa yang akan kalian lakukan?" Ujar Lucy sembari memberi kode pada beberapa anggota klub sains untuk segera berlari ke kediamannya dan mengambil bahan kimia terakhir yang lupa ia bawa.

"Hmm, rasanya aku akan bingung antara teman atau kekasih." Gumam Yuzuriha sambil kembali berfikir sementara Taiju juga ikutan menolak karna merasa tak tega hanya bisa memilih satu.

Lucy, perempuan yang lupa mengembalikan asam sulfat yang tengah dia ambil kemarin pun mulai melihat ke manusia yang kini masih dalam naungan klub fotografi yang sedang asik merangkum seluruh aktifitas periode klub kali ini.
"Kalau (Name)-kun?"

"Ckrek. Hm? Dari kuis tersebut aku akan memilih menyelamatkan kekasih ku, teman ku seperti gorila, kau lihat saja Taiju, dia mampu menyelamatkan Yuzuriha dan Senku tanpa aku perlu memerintahkannya, dan aku cukup percaya diri dengan keselamatan ku sendiri, maka aku pilih saja yang kekasih. Kau sen?"

Celutuk (Name) panjang lebar sambil mulai kembali memperbaiki lensa kameranya dengan pandangan kesal, sementara Senku sendiri mulai menatap sebal pada kawannya itu yang seperti tengah meremehkan keberuntungan miliknya yang lebih minim dari pada milik pemuda populer itu.

"Aku memilih menyelamatkan semuanya. Cari aturan dasar dan selamatkan saja semuanya, seluruh persentase keselamatan." Jelas Senku sambil menjitak kepala (Name) yang kini masih sibuk berkutat dengan lensa kameranya sendiri

"Sampai kapan kau mau memainkan lensa kamera? Dan Kau Lucy, tak perlu berdalih, aku tau kau meninggalkan asam sulfat itu."

"Ah ketahuan, dasar Ishigami-san harusnya santai sedikit dong, penelitian kali ini juga diberi waktu panjang sama Sensei. Tak heran kalau periode klub berikutnya kau jadi ketua nya. Lagi pula kuis satu itu menunjukkan siapa yang paling berharga untuk orang yang menjawab, hebat juga kau (Name), beruntungnya yang mendapatkan pacar seperti mu." Ujar Lucy sambil mulai terkekeh sendiri dan membuka halaman lain dari buku majalah tersebut.

"Senku... TERNYATA KAU SAYANG TEMEN YA, IYYY SINI TANTE PELUK!" Pekik (Name) sambil melempar kameranya sembarang arah dan membiarkan anggota klub nya sendiri yang mengamankan kamera tersebut sementara ketua klub fotografi tersebut kini tengah memeluk erat ketua klub sains yang baru saja dilantik beberapa hari yang lalu itu.

Kembali ke saat ini, dimana si (Name) masih dalam keadaan pingsan dan Senku masih dalam keadaan mokad, kedua sejoli yang masih hidup plus sadar itu pun mulai membalik ke arah leher si mayad beberapa menit sebelum berakhir menemukan satu satunya harapan kecil di antara mereka.

Pembatuan yang masih tersisa.

.

.

.

"Woi bangun kau babu. Bukankah kau sedikit berlebihan sampai pingsan." Ujar Senku sambil mulai menaikkan kakinya ke kepala (Name), menunggu sohibnya itu bereaksi setelah bangun dari pingsan dengan mandiri.

"Sen..aku di alam lain juga? Betulan terjadi gempa vulkanik?" Gumam (Name) mulai bertanya tanya sementara Senku yang sebelumnya meletakkan kaki kirinya ke kepala (Name) pun mulai mengerutkan alis nya dalam sekian menit.

"JADI KAU MIKIR HAL ANEH ANEH? PANTES AKHIRNYA AKU KETIBAN SIAL!" Pekik Senku sambil menampol kepala dan mengguncangkan badan kawannya ini agar agak sadar kalau yang ia lakukan untuk saat ini malah kelewatan gila nya.

"Sudahlah, bangun. Tanya Yuzuriha apa tugas super rahasia milikmu dengannya. Jangan kerja sendirian, cangkam itu (Name)." Cetus Senku yang kini sedang bersusah payah berdiri akibat penopang kayu yang diikat oleh Yuzuriha disekitaran lehernya agar berjaga jaga jika masih dalam keadaan tak sehat sentosa.

Sementara itu Yuzuriha langsung membisikkan rencana yang sudah dibuat sebelum akhirnya membuat (Name) menendang Senku dalam sekali hentakkan.

"GILA! ITU MAH BAKAL SUSAH!"

"Apa apa? Apa yang kalian bisikkan?" Tanya Taiju yang tak diajak dalam misi rahasia kali ini dan hanya bisa bingung sendiri perkara tak mendapat info sedikit pun selain diminta balik ke tempat Tsukasa.

"Inti dari rencana ini ada di misi rahasia sekaligus rencana (name), yah ayo doakan saja seseorang tak pusing hanya karna dua rencana yang bersamaan." Celutuk Senku tanpa menyadari dibelakangnya, orang yang tengah dimaksud sudah dalam keadaan kejang kejang lagi.

"Dua pencapaian terbesar kita.
Pertama, dia mengira (Name) (Surename) sebagai perempuan lemah dan bodoh, ga salah semua sih. Faktanya memang bodoh, untuk kata lemah saja dia salah.
Dan kedua, dia mengira aku sudah dialam baka, sudah sangat menguntungkan bukan? Dan (Name) berhenti kau pura pura kejang, akting dan cara mu kejang kejang sungguhan lumayan berbeda kau tau."

"Cih Sen, ku ada firasat buruk sama ni rencana sumpah."

"Apa kau lihat wajahku peduli?"

"KALAU AKU DIAJAK KAWIN SAMA DIA GIMANA?!"

"mana mungkin lah bego."

"Apa maksud mu sen? Ada yang tak akan terbuai dengan muka cantik dan indah ini kah?"

Percakapan kedua manusia itu terhenti seketika, Senku yang memandang jijik sambil mulai melepas satu sepatu nya sambil bersiap melempar sepatu nya sendiri ke muka (Name) dan yang akan dijadikan target lemparan sepatu itu pun mulai bersiap siap dalam pose menghindar.

"Intinya, Taiju maupun aku punya peranan menjaga Yuzuriha si otak dari misi rahasia, benar?"

"Tepat. Otak udang maupun manusia letoy nan banci seperti mu itu sudah cocok memerankan peranan tersebut. Sekali lagi ku ingatkan (Name) kau ga sengaja bocorkan misi nya, dan muka mu akan ku cakar cakar."

"Aku masih tak paham. Tapi baiklah tugas ku cuma melindungi yuzuriha kan?" Ucap Taiju menyela sementara si Yuzuriha masih tekanan batin sendiri perkara misi yang dilimpahkan ke dirinya.

Shankara (Dr. STONE x Male! Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang