18|revealed

519 78 2
                                    

Grurrrrrrrrrrrr

CTAR

"Ukyo-san bangkit saat musim halilintar ya, apa telinga mu gpp?"

Perem- ah bukan, dia Lelaki. lelaki cantik dengan rambut panjang, bahkan untuk bulu mata yang lentik. Mata yang tajam dan suara yang lembut, hidung yang mancung serta perangai yang lemah gemulai.

Baiklah, ini berlebihan. Tapi memang begitu tingkah si lanang yang tengah menjadi trap ini.

Entah sudah berapa hari, tapi yang jelas dirinya benar benar menyatu dengan para pasukan Tsukasa, jika ada yang bangkit, maka antara Minami maupun (Name) dua manusia itu pasti akan menjadi yang kedua untuk melihat siapa yang bangkit.

Perempuan berambut blonde yang menjadi fans Tsukasa sejak jaman modern, maupun si amatir berambut coklat yang cuma mengikuti alur dan berharap Tsukasa memasukkannya ke dalam adek Kakak zone dibanding romansa zone. Dua pribadi yang berbeda entah dari sifat maupun gender sudah mencerminkan kelakuan mereka yang berbeda ke Tsukasa. Tapi bukan itu yang penting sekarang.

Pria bersurai putih, mata hijau dan muka Babyface. Siapa yang tak akan iri jika bukan (Name) orangnya?

Memakaikan pemuda itu pakaian kuning dan bahkan menambahkan topi dengan sengaja, hendak membuat pemuda itu buruk rupa malah berakhir menjadikan pemuda tersebut mengemaskan entah kenapa.

"Yah, telinga ku sedikit berdengung karna sudah lama tak dipakai. Lebih baik tak usah menambahkan embel embel san di nama ku (Name)."

Senyuman manis, pergi dengan membawa busur dan beberapa anak panah yang dibuat terburu buru. Membiarkan pemuda yang merupakan bencong kelas kakap ini sempat menitiskan air mata seolah mendapat peran sebagai orang tua yang melihat anak nya pergi ke sekolah sendiri untuk pertama kali.

'aku yakin tadi dia berusaha membuat Ukyo-kun jelek.' batin Yuzuriha sambil menyibukkan dirinya dengan kulit hewan lainnya, membiarkan si banci bermain dengan peran yang baru saja dia tambahkan sendiri dan bahkan nyaris melupakan banci itu masih dalam keadaan membatu karna terharu melihat om om baby face.

"Yuzuriha, aku belok."

"Senku Kun akan tertawa Karna prediksi nya tepat sasaran, aku akan duluan menjahit, kau bawa makanannya ke tempat biasa ya (Name)"

begitulah Yuzuriha yang masih memiliki adab pamit dan pergi membawa batu yang di sembunyikan, serta membawa alat alat jahit dan kulit kulit yang sudah di bersihkan.

Sementara yang diberikan amanat beberapa menit berikutnya telah melupakan amanat tersebut dan cuma memakan makanannya dan pergi menyusul Yuzuriha yang sudah kelaparan.

.

.

.

"(Name)?"

"Ya?"

"Lebam?"

"Yap."

"Kenapa?"

"Aku lupa amanat seseorang yang tengah dapat."

begitulah ungkapan yang dikeluarkan si banci saat Minami tengah menanyakan kondisi manusia yang dianggap sebagai saingan cinta, muka bahagia di hajar dengan lebam di jidat, satu hal cukup terlintas dibenak Minami ketika melihat banci di sampingnya masih sempat haha hihi bahkan kayang sambil jalan.

Orang gila.

Aktifitas yang sama dilakukan oleh para perempuan maupun lelaki, menunggu kabar dari tim Hyoga yang tengah berjalan mengikuti Gen ke desa yang telah ditemukan.

Percakapan mengenai manusia batu dan berakhir membicarakan apa perempuan purba disana akan memiliki jerawat atau tidak, malah mangkin menjurus ke area curhat para gadis tentang siapa yang harus mereka ajak untuk menikah di dunia batu.

Tolong jangan tanyakan keberadaan banci, justru si banci inilah yang mengiring para gadis gadis untuk membicarakan hal tersebut dengan perlahan namun pasti.

Bahkan sempat sempatnya menyeret Yuzuriha untuk masuk dan melupakan sejenak mengenai batu batu yang harus disusun ulang karna ulah Tsukasa.

"(Name)-chan dan Tsukasa-san sangat dekat kan?" satu kalimat, atau mungkin pertanyaan, manusia yang mengiring topik ini mulai menyesali keputusannya dan melotot ke arah sumber yang bertanya.

Tentu tak lain bestie nya sendiri si Yuzuriha.

BESTIE! AKU CUMA LUPA BAWAKAN KAU MAKANAN BESTIE! JANGAN BEGINI!

seolah mendapat telepati singkat dari yang bersangkutan, Yuzuriha lantas tersenyum semanis mungkin dengan jari tengah yang tampaknya langsung diulurkan secara frontal kearah (Name) si korban.

"Kalau dipikir pikir iya juga. Tatapan Tsukasa ke (Name) itu berbeda ga sih?"

"Kau juga sependapat?!"

"Eh tapi Minami-"

"Kalau Tsukasa memang senang kenapa tidak haha..."

Satu hati hancur, satu mental hancur, Yuzuriha adalah MVP dipercakapan kali ini, mental jantan pria maupun hati yang menganggumi Tsukasa tengah kini dalam keadaan sekarat mendengar para gadis gadis yang lepas dari pembatuan tengah berghibah ria tentang primata terkuat dengan mudah.

"(Name) sendiri gimana?"

Nyawa pemuda itu masuk lagi, dia menoleh ke arah Nikki, perempuan yang tengah bertanya dengan muka yang penasaran apa niat dan akal bulus darinya.

"Gimana ya, aku menganggap Tsukasa bukan tipe ku sama sekali." nada yang malas, serta tak ingin membahas mengenai Tsukasa, seseorang mulai merasakan firasat buruk begitu saja mendengar nada bicara yang seolah dibuat buat itu dengan mata yang melotot sejadi jadinya.

"Eh tipe? Tipe mu seperti apa emangnya (Name)?"

"Lilian Wineberg, walau dia wanita tapi dia punya pesona sendiri."

Satu nama, benar benar hanya satu nama, perhatian para hawa lantas langsung mulai melupakan yang namanya Shishio Tsukasa dan mulai berbincang mengenai idola mereka masing masing pada jaman modern dahulu kala. Seolah memperbincangkan anak nya yang kini telah meninggal di medan tempur, maka kondisi saat itu sama saja dengan kondisi yang tengah dirasakan oleh para gadis gadis yang berbicara mengenai idola mereka dengan sangat dramatis.

Terutama untuk Nikki yang sependapat bahwa Lilian itu yang terbaik diantara yang terbaik.

"Woi! Para perempuan, makan malam hari ini babi hutan loh."

"Lagi?"

Suara tak familiar, suara yang terlalu tidak familiar, ketika melihat para karakter sampingan yang merupakan pria biasa dengan latar yang biasa.

Kumpulan para gadis gadis mulai keluar, melakukan aktifitasnya masing masing kecuali untuk dua manusia yang memang sudah menjadi pengangguran yang handal.

"Minami, ini era anak populer, atau era yang damai?"

"Tentu saja dua duanya kan, Yah tapi kayaknya menjurus ke damai sih."

Percakapan dua primadona, andai yang satu bukan trap, mata hijau yang menatap dengan lamat ke perempuan dengan rambut blonde cerah, seolah mencoba menggali informasi lebih lanjut mengenai berbagai hal yang memang lebih baik ditutup mulut kan.

"Taiju, Yuzuriha. Kedua tema- ah aku sudah anggap sebagai kakak ku. Boleh aku tau kenapa mereka di awasi Nikki dan kau mengawasi ku? Diskriminasi?" menghentikan langkah Minami lalu menahannya di area sepi, memelototi nya dengan tatapan menyelidik yang sedikit menganggu dan berakhir terkekeh seolah itu candaan.

"Apa sih? Dengar, Yuzuriha dan Taiju selalu berada di sana, tapi kau selalu berada di sekitaran Tsukasa maupun aku, sudah jelas kalau begitu pengintainya harus dua! Tak ada kata diskriminasi!"

"Begitukah? Bukan karna kau sadar aku itu siapa kan?"

Dua kalimat terlontar, perempuan dengan rambut blonde tersebut memasang muka masamnya sendiri sambil menatap ke arah lain, mengharapkan manusia itu tak menyadari kelakuannya walau itu mustahil.

Shankara (Dr. STONE x Male! Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang