24|Bonding

230 38 2
                                    

"singkatnya, kau bingung harus merespon bagaimana. Dan malah terbawa arus tanpa sadar. Kau gay beneran ya?"
Nikki kembali berkomentar sambil membawa beberapa orang yang telah ia ikat bersama (Name). Kedua mahkluk itu lumayan lengket setelah berteriak ke satu sama lain sebelumnya, bahkan Ukyo aja kaget.

(Name) Hanya mampu menatap ke arah lain, mungkin terdengar lumayan konyol dari sudut pandang Nikki, tapi memang itu yang terjadi dan ia sendiri bingung bagaimana harus merespon segala hal saat itu. Panik lebih cepat melanda dirinya dibanding dengan akal sehat yang berjalan sangat lambat dibanding Siput.

"Yah begitulah. Makanya, setelah perang ini berakhir, sebelum perasaan si bangsat itu mangkin gila, dia setidaknya harus tau kalau pria dan pria dan tak boleh bersatu"
(Name) Bersabda, padahal dia sendiri yang membuat Tsukasa jadi begitu ke dia, kalau dia sedari awal menjaga batas dan berusaha berakting layaknya adik yang diharapkan, mungkin Tsukasa mana pernah mengajak nya menikah seperti sekarang ini.

Pemuda Tarzan itu juga pasti punya selera.

"Yah, aku sudah menebak ini bakal terjadi sih. Kau sudah berjuang keras ya (Name)" sahut Senku setelah beberapa saat mendengar pembicaraan dua mahkluk beda gender itu, muka meledek yang biasanya dikeluarkan Senku mungkin sedang cuti untuk hari ini mengingat (Name) malah menemukan ekspresi biasa saja di muka Senku.

"Yah, alangkah baiknya kalau kau sudah menyiapkan hadiah ku"

"Ya ya bencong. Hadiah mu menyusul nanti, sekarang ayo sini bencong. Bantu aku rakit bom."

Tanpa memulai perkelahian tak berarti, (Name) mulai mengekori Senku, pria cantik itu jelas masih paham situasi dimana Tsukasa maupun Hyoga bisa saja datang ke area gua asam nitrat ini dalam hitungan detik. Namun, baru saja nyaris menginjakkan kaki ke dalam gua asam nitrat, suara teriakan Ukyo yang menyuruh semua orang lari mulai menarik perhatian.

Tentu itu hanya beberapa detik sebelum pria matang dengan setelan baju kuning jatuh dan mengalami pendarahan akibat tombak milik Hyoga, sedikit beruntung saja (Name) berhasil menangkap Ukyo sebelum lukanya kotor mengenai tanah.

"Fuck, Ukyo. Kau berat!"
Lihatlah ungkapan tak beradab yang dikeluarkan (Name) kali ini, padahal Ukyo sendiri juga amit amit jatuh ke pangkuan seorang lelaki yang menggoda laki laki.

Dengan pandangan kesal Ukyo menatap si pria banci itu sambil mengabaikan pendarahannya yang lumayan masih dapat diobati oleh sel sel badan.
"Sopan ngomong begitu?"

"Pending dulu gelud nya (Name), Bawa Ukyo ke dalam Gua."
Kata Senku menengahi pertengkaran yang hendak dimulai kawannya itu, ia ga dibayar penuh untuk memisahkan (Name) dan korban orang yang dijambak (Name) nanti.

(Name) Yang juga paham situasi, dan optimis 100% akan jadi beban kalau dia di luar lantas mulai mengungsi ke dalam gua penghasil asam nitrat sambil menyeret Ukyo.

Atasan (Name) mulai dilepas, membiarkan Gen maupun Chrome si saksi mata melongo karna kaget dengan satu Lanang yang baru saja melepas pakaian. Atas itu perlahan lahan mulai dirobek sepanjang dan Serapi mungkin, sebelum akhirnya netra Mata (Name) mulai melirik ke arah Ukyo dan ke arah chrome.

"Ada alkohol? Ah tidak jadi deh, akan gawat kalau itu bisa dipakai untuk hal lain. Ukyo tahan ya, ini pasti perih"

Ukyo bingung, chrome bingung, gen cukup melongo sebelum mengingat kata kata Senku di desa ishigami dulu kala. Pose berdoa mulai dibuat oleh Gen sebelum akhirnya Ukyo yang kebingungan mendapatkan jawabannya sendiri dengan merasakan perihnya lilitan dari seorang lelaki yang bukan anggota PMR.

Ikatan yang ketat, malah mirip dengan korset, Ukyo otw pindah alam saking tak kuat untuk menahan teriakan karena luka yang malah ditekan bahkan tanpa narkoba.

"Eh? Eh? Ukyo?! Gila, ngeri amat itu perempuan gorilla"

"Chrome-chan, dia pria.. bukannya Senku bahkan nyebut dia banci... Oh iya maaf kalimat banci pasti belum ada di kosa kata 3000 tahun."

Gen pasrah, Ukyo sekarat, (Name) bangga dengan ikatan yang setara korset bukan perban, Chrome bingung, Senku baru aja login.

5 orang sudah di satu tempat, tapi alangkah baiknya tidak ngebadut dulu Karna yang diluar sedang baku hantam. Dengan kesadaran yang masih utuh, Senku menyeret (Name) untuk ikutan meracik bom.

"Jangan bilang selama tim bertempur menghalang soon to be husband nya temanmu, kau mau membuat senjata sains sekarang?"
pertanyaan gen tepat menusuk jantung (Name) yang masih menolak fakta, percayalah jika ini bukan perang maka Gen sudah pasti dilempar (Name) ke air terjun.

"Yah, begitulah. Jimat hoki tetap disini, netralkan keberuntungan ku"
Muka iseng itu akhirnya muncul walau dengan tangan yang sedikit gemetar, jelas saja mengingat Senku pasti taruhan nyawa karna otaknya yang masih memiliki ilmu sains menjadi ancaman tersendiri untuk Tsukasa.

(Name) Tahu pasti, dan hanya mampu berjongkok di samping Senku sambil menatap tangan kerempeng milik kawannya itu membuat sesuatu, sama seperti apa yang ia lakukan saat masih kecil dahulu.

"Apa yang chrome lakukan itu"

"Asagiri-san panik ya"
"Gen, biarkan Chrome, dia pasti punya pikiran tersendiri"

Dua kawan masa kecil itu perlahan lahan mulai satu frekuensi, membiarkan Gen ngeri sendiri bersama Ukyo yang sedang pingsan.

"Ngomong ngomong banci. Mana bajumu?"

"Jadi perban Ukyo"

"Bukan korset ukyo?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shankara (Dr. STONE x Male! Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang