14| misunderstanding

445 85 3
                                    

"ughh, jam berapaan?" Bukan suara bariton yang khas pada tiap mahkluk jantan bangun tidur, suara yang sudah dibiasakan menjadi suara perempuan jika sudah disetting itu pun mulai terdengar dari mulut (Name) sendiri.

Bangun bangun bukannya di kasur yang empuk dan nyaman, pemuda berambut panjang yang satu ini justru masih berada dalam gendongan Tsukasa yang ala ala bridal style. Dengan tangan yang masih setia menggenggam kulit singa yang menjadi barang yang bisa menutupi aurat Tsukasa sendiri, kini trio pemuda, dengan ekspresi berbeda beda tengah menatap satu sama lain dengan pikiran yang sama bedanya.

"Aku bisa jelaskan." Ucap (Name) langsung menebak nebak isi pikiran Tsukasa dengan muka datarnya, sementara Taiju kini tengah memeluk Yuzuriha dengan muka yang menahan geli di perutnya sendiri.

Akhirnya Yuzuriha! (Name) tak mengungkap jati diri nya!

Taiju-kun, dari pada mengungkapkan jati diri dan kena smackdon, mungkin (Name) akan terkena musibah setelah ini.

Tebak Yuzuriha didalam batinnya sendiri. Pandangan kedua manusia itu kini berbeda dengan pandangan yang menjadi korban kulit singa yang digenggam dengan nyaman oleh (Name).

Jangan lupakan si pelaku yang memegang jubah kulit singa itu tengah dalam ekspresi datar dan penuh dengan kekesalan yang penuh bualan dimatanya sendiri.

"Begitu ya, hm. Tak heran jika kau masih sedikit kesal dengan ku." Ujar Tsukasa tak membiarkan banci satu itu berucap alasannya dan mulai mengambil kesimpulan sendiri walau dirinya tetap menggendong (Name) ala ala bridal style.

Si Tarzan bangsat, belum juga ku bilang alasan ku. Ck, sabar sabar ingat rencana, ingat hadiah. Ingat upah.

Batin (Name) masih setia memandang jalan sekitaran yang dipenuhi patung patung, rata rata hancur karna Tsukasa sendiri, dan sisanya mungkin hancur karna pelapukan ataupun musibah yang terjadi akibat aktifitas gunung berapi, gempa, ataupun reruntuhan bangunan yang menimpa para patung batu tersebut.

Balik ke kejadian sebelum ketemuan sama Tsukasa...

"Dengar, ini rencana ku, dan akan ku ceritakan garis besarnya mumpung kita belum mencar." Celutuk (Name) sambil mulai duduk di salah satu batu dengan mudahnya.

"Peran yang akan kupakai adalah gadis pendendam yang akan memperlihatkan rasa sayang ku kepada kakak ku. Taiju, jangan heran jika aku memanggil mu onii-san entah dalam ekspresi sedih atau apa." Jelas (Name) sambil mulai tersenyum iblis itu rencana berikutnya, sementara itu Yuzuriha maupun Senku sendiri mulai memandang pemuda satu ini dengan penuh kejijikkan yang hakiki.

"Hentikan pandangan itu, bikin ga nyaman padahal udah mau ku bantu. Tujuan ku sendiri bukan ngebuat Senku dan Tsukasa berdamai, gimana pun dia tipe keras kepala. Tapi, ku dengar dari Senku. Dia ini kakak pertama kan? Justru dia akan luluh pada anak perempuan yang juga merindukan kasih sayang kakak nya dengan sepenuh hati. Kau kakak ku yang mati dan kau Taiju! Kau kakak ku yang paling kiyowo! Yuzuriha jadi ayank ku boleh kok."

"Berhenti bergurau (Name), jelaskan lebih jelas dan singkat, kalau kita terlalu lama justru suara kita bisa saja terdengar oleh Tsukasa."

Ucapan Senku membuat pemuda banci satu ini mulai terkekeh pelan sementara, sebelum akhirnya menggerakkan bagian badannya sendiri yang mulai keram dan bersiap siap untuk pergi.

"Aku bukan orang yang suka pada rencana a b dan c saja, biar aku beri tahu, Tujuan ku hanya memberi kode ke Tsukasa, aku Taiju maupun Yuzuriha bukanlah ancaman. Sisanya itu ku serahkan diri ke kau sendiri ya Senku, tujuan ku akan mangkin gila jika upah yang kau beri nanti mangkin gila juga." Cetus (Name) sambil menyeret Taiju dan Yuzuriha untuk pergi meninggalkan pemuda itu sendiri, berjalan ke arah berlawanan dengan helaan nafas panjang untuk ketiga nya.

"SENKU" pekik Taiju sambil mengacungkan jempolnya, sementara (Name) mengacungkan jari tengah nya dengan penuh dendam kesumat. Jujur saja tujuan rencananya ini membuat firasatnya memburuk tiap detik.

Kembali ke kejadian sekarang, telah sampai ke kamakura setelah berjalan beberapa meter, membuat pemuda itu sendiri mulai turun dari gendongan Tsukasa dan mendekat ke arah Taiju.

"KAU INI KENAPA TAIJU! KENAPA SAMA DIA LAGI, DIA NGE *hik ngebunuh Senku loh... Kau lihat sendiri kan?" Keluar. Keluar sudah air mata buaya pemuda ini, membayangkan rambut Yuzuriha yang akan tumbuh ke atas maupun samping dan bukannya kebawah itu pun berakhir menangis kembali.

"(Name)..."

"GA! JANGAN SENTUH AKU! JANGAN SENTUH AKU! AKU KESAL SAMA KAU! AKU JIJIK AKU BENCI SAMA DIA!" Pekik (Name) sambil berjalan kedalam Hutan sendiri. Sungguh kelewatan untuk sebatas Drama klasikal yang pernah tak sengaja ia tonton di tempat nya berjalan jalan meneliti letak geografi beberapa negara.

Sementara itu Yuzuriha yang dari tadi melihat dan berusaha mengambil perannya pun menatap kosong ke arah tempat (Name) kabur, sudah jelas pemuda itu akan balik lagi dalam

9

6

3

2

"Aku lupa udah jadi batu, ga bisa ke bandara." Ucap (Name) keluar dari hutan dalam keadaan muka yang telah disengat lebah untuk beberapa bagian.

"Hm, bukankah aku sudah bilang. Dengan kita semua dikurang mayad Senku, maka hanya kita manusia yang masih hidup." Jelas Tsukasa sambil mulai menepuk bagian pahanya begitu saja dengan refleks.

Membuat yang memikirkan rencana itu pun sedang bersorak sorai dalam batin walau rasanya akan sedikit jijik berbaring di saat kita ga tau, bagian bawah itu dalam keadaan dipakaikan celana dalam atau tidak.

"Hiks. Nii-san hweeee" Isak tangis buaya lainnya mulai muncul begitu saja lagi, entah emang buaya atau bukan tapi kali ini kayaknya (Name) terlalu terbawa suasana hingga berakhir tidur di pelukan Taiju yang ikutan kebawa suasana.

"SABAR YA (NAME), INGAT ORANG SABAR DI SAYANG?"

"DISAYANG TUHAN!"

"PINTER!"

begitulah dua jantan itu mulai sama sama menangis entah dengan alasan yang jelas, sementara Tsukasa cuma memandang datar kejadian di depan matanya ini, bersama dengan orang yang dia jadikan sandera tadi siang.

Perempuan tersebut sendiri sedang berusaha agar tak terlalu gemetar berada di samping primata satu ini, pemuda yang sebelumnya nyaris membunuhnya jika saja Senku tetap kukuh untuk tak memberitahu perkara cairan mukjizat.

"Apa mereka memang dekat?"

Peluru pertama untuk membuka percakapan mulai dikeluarkan oleh Tsukasa sendiri pemirsa, kira kira bagaimana tanggapan dari mantan manusia yang disandera oleh Tsukasa?

"Yah, Taiju-kun dan (Name)-chan memang dekat walau baru kenal setahun di SMA, jika Senku-kun tak memperkenalkan (Name)-chan lebih dulu, mungkin mereka berdua tak akan sedekat ini."

Itu kebohongan. Dengan latihan sepuluh menit sebelum rencana dimulai, Yuzuriha sudah dipaksa untuk memanggil (Name) bukan dengan panggilan -kun melainkan -chan. Begitu pula dengan alasan alasan yang harus ditutupi beberapa.

"Apa (name) anak bungsu?"

"Eh? Ya, dia anak bungsu sih. Dia pernah bilang kakak kakak nya sudah ga ada." Celutuk Yuzuriha sembari mengingat kembali (Name) benar benar mengatakan kakak kakaknya sudah tidak ada tapi bukan dalam kategori meninggal ataupun hanya minggat biasa.

Tapi apa yang bisa diharapkan dari primata yang kelihatannya sayang adik? Primata terkuat ini justru langsung menutup mulutnya sendiri, dengan mata yang melotot dengan perasaan berkecamuk.

Sepertinya dia mendapat salah paham yang maksimal.

Shankara (Dr. STONE x Male! Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang