Donghyuck meringis ketika mendudukkan pantatnya dikursi mobil di samping Mark. Ia mengumpat dengan pelan sambil menahan tangisnya. Lelaki itu mencoba menarik bajunya dengan sia-sia karena terangkat dan menyajikan paha mulus berwarna tannya pada sang sahabat yang duduk di sebelahnya.
"Jangan mentertawakanku." Sinisnya pada Mark yang terlihat salah tingkah karena tanpa sengaja melihat paha Donghyuck terlalu lama.
Dan pria itu tidak menghiraukan Donghyuck, Mark berusaha untuk memasang wajah tanpa ekspresi, lalu mengalihkan tatapannya kembali ke depan. Pria itu berdeham, "berhati-hatilah." ia berkata dengan nada khawatir. Dan Donghyuck hanya menjawabnya dengan gumaman pelan.
"Jadi kau ingin pergi ke rumah sakit?" Tanya Mark setelah ia melajukan mobilnya, berusaha membagi fokusnya terhadap Donghyuck yang terus merintih dan jalanan yang ada di hadapannya.
"Tidak!" Haechan setengah berteriak, ia tidak akan pernah mau pergi ke rumah sakit. Ia masih trauma dengan tatapan orang-orang di dalam lift tadi, pergi ke rumah sakit hanya akan membuatnya kesulitan tidur di malam hari. Donghyuck juga takut jika suatu hari ia menemukan sebuah postingan pada sebuah blog mengenai "seorang lelaki dengan sembrono berhubungan seks dan meninggalkan kondom bekasnya pada lubang anusnya".
Donghyuck bergidik menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan bayangan itu. "Hyung, bisakah kau membawaku ke apartemenmu saja? Tolong." Pintanya sambil memasang wajah memelas.
Mark harus menahan degupan jantungnya yang tiba-tiba tidak karuan karena tatapan Donghyuck dan caranya memanggil hyung dengan nada memohon seperti itu. Ia harus membayangkan beberapa pasiennya di rumah sakit atau cerita horor teman shift malamnya supaya Mark tidak tersenyum seperti orang tidak waras, dan berusaha memasang wajah setenang mungkin.
"Jadi, apa rencanamu?" Mark bertanya, pura-pura tidak mengerti.
"Aku ingin kau membantuku, hyung. Bukankah itu sudah cukup jelas?"
Mark mengulum bibirnya. "Katakan dengan benar, Hyuck. Aku tidak tahu bagaimana harus menolongmu. Kau tidak mau kuantar ke rumah sakit, lalu apa yang kau inginkan?" Pria itu mencoba untuk mengabaikan ekspresi Donghyuck yang terlihat lesu karena ia yang pura-pura tidak mengerti permintaan lelaki itu.
Donghyuck tidak mengatakan apapun selama satu menit penuh, ia terlihat enggan untuk berbicara, saat ini perasaannya campur aduk. Dan Mark hanya bisa menghela napas dengan sabar karena tingkah Donghyuck yang agak plin-plan tersebut.
Mark memahami bahwa lelaki dua puluh tahun itu memang sulit ditebak, ia mengatakan pada Mark dengan bangga bahwa kini ia telah dewasa, tetapi tingkahnya masih seperti anak kecil apabila bersama Mark.
"Hyung, di mana kacamatamu?" Donghyuck mendadak bertanya ketika melihat Mark yang menyipitkan matanya untuk melihat arah lalu lintas di depannya. Membuat Mark terkesiap gugup, "aku memakai lensa kontak." Ia berdeham pelan.
Donghyuck mengernyit tidak mengerti. Tetapi akhirnya ia memilih untuk tidak mempedulikannya. "Hm, cukup aneh karena kau masih melihat dengan cara seperti itu." Gumam lelaki itu, sangat pelan tetapi masih terdengar oleh Mark.
"Aku harus pergi ke rumah sakit setelah ini, Hyuck. Jadi bisa kukatakan bahwa aku sibuk." Mark buru-buru mengalihkan pembicaraan mereka.
"Hm?" Donghyuck bertanya tidak mengerti.
"Jadi apa yang harus kulakukan untuk membantumu?" Ulang Mark.Donghyuck menghela napas dengan panjang, berusaha menghilangkan rasa gugup dan malunya. "Bawa aku ke rumahmu, kauーkau bantu aku untuk keluarkan kondomnya." Ujarnya setelah ia mengumpulkan keberaniannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Fanfiction《《《BAHASA》》》 . . Mark was everything for Donghyuck. But Donghyuck knows that they were never meant to be together. . . Mark Lee x Lee Donghyuck | bxb | | mpreg | | angst with haeppy ends:) @markinhyuckarms