Four

2.2K 186 9
                                    

Donghyuck menyantap makan siangnya dengan terburu-buru sambil mengerjakan tugasnya dengan serius.

"Sudah kubilang untuk lebih berhati-hati dan selalu ingat kewajibanmu sebagai mahasiswa." Donghyuck hanya menggaruk telinganya pelan sambil cengengesan, berusaha tidak peduli dengan omelan itu.

"Kau ini benar-benar sembrono."

"Aku mengingatnya, lihat. Bukankah ini yang sedang kukerjakan." Jawab Donghyuck, setengah hati. Ia mencebik sebal karena terus mendengar celotehan Renjun yang tidak ada habisnya.

"Hai!"

Seseorang datang dengan menggebrak meja tempat mereka makan dan menginterupsi obrolan Donghyuck serta Renjun, mengejutkan lelaki manis itu yang sedang fokus mengerjakan tugasnya sambil melahap makan siangnya itu. Donghyuck hampir saja memberikan sentuhan artistik menggunakan nasi dan beberapa lauknya di buku catatan berharga miliknya itu.

"Sialan, Na Jaemin! Kau hampir saja membuatku meludahi tugas yang sedang kukerjakan." Teriak Donghyuck dengan sebal dan tak kalah heboh.

"Oh, maafkan aku karena tidak menyesali hal itu." Sahut Jaemin tanpa menatap Donghyuck. Pria itu hanya terfokus pada Renjun dengan senyum lebarnya yang mengerikan. Lalu hal yang dilakukan Jaemin selanjutnya hampir membuat Donghyuck menyemburkan makanannya kembali, bahkan hampir terkena serangan jantung.

Jaemin mengecup bibir Renjun dengan sangat mesra hingga membuat suara kecupan basah yang menjijikan bagi Donghyuck.

"Ew, apa yang kau lakukan?"

"Oh, kau masih di sini rupanya." Sarkas Jaemin, sambil melirik Donghyuck dengan tatapan menghakimi.

"Aku dan Jaemin resmi berpacaran." Renjun tiba-tiba mengumumkan dengan suara bangga. Lelaki mungil itu mengangkat tangannya yang sedang memegang tangan Jaemin ke udara, untuk memamerkannya pada Donghyuck.

Donghyuck memasang wajah datar tanpa ekspresi. "Bagus. Sekarang aku tinggal sendirian." Katanya, pura-pura kesal.

"Hei, tidak perlu merasa sedih. Aku tidak akan peduli, kok." Canda Jaemin, sambil memasang wajah jenakanya.

"Aku tidak tahu obat apa yang barusan kau konsumsi, Na Jaemin. Tapi kau benar-benar menyebalkan hari ini." Donghyuck mendesis pada pria itu.

Jaemin tertawa sangat nyaring melihat wajah memelas Donghyuck, "ck ck ck, begitu lesu padahal kau habis melakukan rutinitas yang menyenangkan akhir minggu kemarin." Ujar Jaemin, sambil menatap Donghyuck penuh arti. "Omong-omong, aku hanya ingin mengatakan, bahwa kebahagiaanku hanya akan kubagikan dengan kekasihku saja, jadi kau tidak perlu repot." Lanjutnya.

Donghyuck memutar bola matanya tidak peduli. "Terserah kau sajalah, bajingan."

"Lebih baik kau fokus pada tugasmu." Tambah Renjun dengan nada suara yang menyebalkan. Tangan lelaki itu menunjuk-nunjuk buku Donghyuck yang ada di meja.

"Aku sudah selesai." Kata Donghyuck dengan sombong dan senyum miring, sambil melipat kedua tangannya didadanya. "Kau tahu, kalian tidak akan percaya apa yang kualami minggu kemarin." Donghyuck berdeham, nada bicara lelaki itu berubah sepenuhnya menjadi lebih serius.

"Yeah, kau melakukan hal yang menyenangkan dan blablabla... sejujurnya kami tidak peduli." Renjun menanggapi. "Lagipula seharusnya kau berhenti bermain-main. Apakah kau tidak lihat, Mark hyung-mu begitu cemburu melihat tingkah liarmu yang tak terkendali itu."

Donghyuck mengibaskan rambut pendeknya dengan dramatis. "Jeez, santai, Renjun. Mark hanyalah sahabatku. Kami selalu mendukung satu sama lain. Tidak ada kata cemburu." Elaknya.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang