Five

2K 150 6
                                    

"Donghyuck!"

Suara Renjun menggelegar disertai dengan suara bantingan pintu kamar asrama mereka hingga terbuka, membuat Donghyuck yang sedang bermaim game diponselnya seketika terperanjat kaget.

"Huang Renjun. Kau hampir membuatku terkena serangan jantung!" Donghyuck balas berteriak sambil memegangi dadanya dengan kesal, yang hanya dibalas tawa merdu oleh si lelaki mungil.

Renjun berjalan ke arah temannya dan mengecup pipi Donghyuck sekilas dan memeluk lengan lelaki itu. "Apa kau hanya akan duduk di kamar sendirian tanpa melakukan apapun?" Tanya Renjun.

Donghyuck menaikkan sebelah alisnya melihat tingkah Renjun yang cukup mencurigakan. "Tidak," jawabnya disertai gelengan kecil, tangannya mengangkat ponselnya untuk menunjukkan pada temannya bahwa ia sedang bermain game di ponselnya.

"Wow, begitu menyedihkan." Guraunya.

Donghyuck memutar bola matanya dengan malas dan mendengus. "Ini adalah hal terbaik yang bisa kulakukan pada sabtu malamku yang senggang ini."

Tanpa melunturkan senyumnya, Renjun berkata sambil menaik turunkan alisnya, menatap Donghyuck penuh arti. "Kau tidak ingin pergi ke klub? Atau melakukan hal lainnya yang menyenangkan?"

Ekspresi Donghyuck berubah seketika. "Kau mengajakku?" Tanyanya dengan antusias.

Renjun melepaskan pelukannya pada Donghyuck dan mendorong lelaki itu menjauh. "Well, sejujurnya aku mengusirmu. Aku dan Jaemin akan menggunakan kamar ini. Jadi aku ingin kau keluar."

"Sialan. Jadi kau mengusirku?" Umpat Donghyuck. "Kukira kau akan mengajakku bersenang-senang."

Renjun mengedipkan sebelah matanya, "kalau kau suka threesome." Ujarnya, main-main.

Donghyuck memasang senyum miringnya, "ide bagus. Aku menyukainya."

Wajah Renjun berubah serius. "Sayang sekali Jaemin tidak menyukai lubang pantatmu." Katanya, dengan tawa diakhir kalimatnya.

"Jahat!" Donghyuck mencebik dan setengah merajuk. "Kenapa kau tidak bermain di kamar kekasihmu saja?"

Renjun melipat tangannya di depan dada. "Kami harus menandai teritorial kami. Ini adalah giliran kamarku." Jawabnya dengan senyum bangga.

"Ewh. Kau memang seperti hewan."

Renjun tertawa lagi, "tidak peduli. Sekarang cepat pergi." Lelaki itu menarik Donghyuck dari tempat tidurnya supaya ia berdiri. Renjun menarik Donghyuck menuju pintu, "aku akan menghubungi Jaemin supaya Jeno menjemputmu." Ujarnya, tiba-tiba.

Donghyuck mengernyit mendengar nama asing itu. "Siapa?"

Renjun berdecak kesal. "Pria yang menyukaimu dari fakultas ekonomi. Kau lupa?"

Donghyuck menggeleng, tidak menemukan kecocokan Jeno dengan satupun wajah yang ada dibayangannya.

"Pria dengan hidung besar. Si culun."

Donghyuck masih menggeleng, tidak bisa mendapatkan ingatan orang yang dimaksud Renjun di dalam kepalanya.

Renjun tersenyum miring. "Menurutku dia memiliki penampilan seperti Mark hyungmu itu." Katanya, ia tahu apapun mengenai Mark selalu menjadi topik sensitif bagi lelaki itu. Mudah sekali untuk memancing Donghyuck.

Donghyuck memutar bola matanya malas. "Katakan aku salah, karena sepertinya aku menilai terlalu cepat. Tapi Mark tidak pernah culun. Dia memiliki standar ketampanan yang berbeda dengan lelaki pada umumnya. Mark keren dengan caranya sendiri, dan poin tambahannya adalah dia memiliki badan dan otak yang bagus." Ia menjelaskan dengan menggebu serta matanya berseri-seri. Tanpa disadarinya sambil membayangkan Mark, betapa tampan dan kerennya pria itu menurutnya.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang