Fiveteen

1.2K 143 24
                                    

Donghyuck tidak bisa menahan senyumnya yang terus mengembang dibibirnya. Ia begitu bahagia, rasanya seperti jantungnya akan melompat keluar dari dalam dadanya.

Ia melihat jam tangannya yang melingkar indah pada pergelangan tangan kanannya yang berwarna tan itu, bersama dengan gelang pemberian Mark yang terlihat semakin usang. Donghyuck mengeceknya setiap tiga detik sekali, sambil mengusap tali gelang kesayangannya untuk meredakan rasa geli yang terasa menggelitik perutnya.

Donghyuck juga terus-terusan mengecek penampilannyaㅡsemoga ia terlihat bersih dan tidak bau. Ia memakai pakaian sederhana hari ini, tetapi Donghyuck tahu Mark bukan tipe orang yang mempermasalahkan penampilan orang orang lain terutama Donghyuck. Dan ditangan kirinya, ia memegang sebuah buket bunga kecil. Donghyuck menghirup aroma bunga itu, harumnya cukup membangkitkan kembali perasaan antusias serta rasa senangnya.

Sekarang pukul sembilan pagi. Donghyuck cuti dari tempatnya bekerja di restoranㅡbukan, ia bukan seorang chef ataupun waitress. Donghyuck bekerja sebagai tukang cuci piring di sana. Ia telah melakukannya hampir dua tahun. Ingat tentang mimpinya yang hancur berantakan? Donghyuck telah melupakannya, demi menyambung hidup dan membahagiakan Ariel ia rela menjadi tukang cuci piring pada pagi hari di sebuah restoran dan office boy pada malam hari di sebuah firma hukum di kotanyaㅡDonghyuck akui bekerja di sebuah firma hukum tetapi bukan menjadi seorang pengacara cukup untuk membuatnya mati secara perlahan.

Tetapi ia kini telah melupakannya. Donghyuck berusaha tabah, dan ia telah melewatinya selama dua tahun terakhir. Lagipula ia memiliki mimpi baru sekarang.

Donghyuck kembali tersenyum. Masa-masa itu telah ia lalui dan ia telah menatap ke depan. Donghyuck tidak akan membiarkan dirinya menderita dalam kubangan penyesalan.

Donghyuck saat ini tengah berada di bandara. Mark memberitahu dirinya akan pulang hari iniㅡDonghyuck rasa ini adalah kejutan paling luar biasa sebagai hadiah natalnyaㅡsalah satu dari hadiah-hadiah yang Mark berikan untuk Donghyuck.

Ia menawarkan diri pada Mark untuk menjemputnya di bandara, mengatakan bahwa ia akan membawa kembali pria itu setelah empat tahun yang lalu ia mengantarkannya.

Donghyuck merasa tidak sabar, ia sedikit kecewa karena Ariel harus sekolah dan tidak bisa menjemput Mark bersamanya. Donghyuck berencana untuk memberi Mark kejutan karena ia sadar bahwa ia tidak bisa menyembunyikan gadis kecilnya itu selamanya.

Dan Donghyuck telah menerima semuanya dengan perasaan bahagia, ia ingin Mark mengenal putrinya begitu juga sebaliknya.

Donghyuck merasa tidak sabar membayangkan hal itu.

Setelah sepuluh menit menunggu ia mendengar pengumuman bahwa pesawat yang ditumpangi Mark telah mendarat. Donghyuck dengan segera berlari ke arah pintu kedatangan para penumpang, menyisir satu persatu wajah orang-orang untuk menemukan cinta sejatinya itu.

Senyum Donghyuck merekah sangat lebar ketika mengenali seorang pria berperawakan kurus dengan pipi tirus yang berjalan ke arahnya. Donghyuck sangat senang karena di antara ribuan lautan manusia ia bisa menemukan Mark.

Donghyuck sudah membayangkan untuk berlari ke arah Mark memeluknya dengan sangat erat dan mengatakan bahwa ia merindukan pria itu sepenuh hatinya, jika perlu ia akan mengatakan bahwa ia juga mencintainya dan juga menghujaninya dengan ciuman.

Akan tetapi hal itu ia urungkan, Donghyuck tidak bisa melakukannya, langkah kakinya terhenti sebelum ia membawanya menuju Mark. Semua bayangan itu sirna dalam sekejap.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang