Understanding

23 2 0
                                    


"Quoiqu’il arrive, nous avons toujours le choix"

"Itu bahasa apa lagi.. "

"Astagaa oppa- kau mengagetkanku" Namjoon berbisik tepat di dekat telingaku.

"Mian chagi"

Dia yang tadinya berdiri di belakangku sekarang sudah bergerak memutari meja untuk duduk di kursi seberang.

"Apa arti dari kalimat itu? Kalimat yang kau baca barusan"

"Apa pun yang terjadi, kita selalu punya pilihan"

Mulutnya sedikit terbuka seperti takjub. "Arti yang nyata"

"Tapi sulit untuk dilakukan. Memilih mana yang baik atau yang benar"

"Hmm.. memang benar. Apa pun yang terjadi, kita selalu punya pilihan. Seperti dulu saat aku agak sulit mendapatkan restu dari hyung, aku tetap memilih untuk bertahan mencintaimu"

"Aku serius, Namjoon-ah"

"Aku juga serius, chagi"

Kulanjutkan memakan ice cream vanilla yang Namjoon pesankan untukku. Sekaligus meredakan wajahku yang seketika tadi terasa panas.

"Kau lucu saat sedang malu, Y/n-ah"

"Kau memang suka membuatku seperti ini"

"Bukan begitu.. "

Kulirik sekilas, pria yang tengah fokus membedah isi dari buku yang baru saja ia beli.

"Oh ya Y/n, tadi kau bilang ingin menceritakan sesuatu"

"Sebenarnya aku ingin membicarakan semua yang ada di kepalaku. Otakku benar-benar penat belakangan ini"

"Ayo ceritakanlah" dengan tenang dia menungguku untuk mulai bercerita.

"Semoga yang kukatakan ini tidak membebani otakmu juga"

Namjoon menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Begini oppa.. Seseorang ini meminta bantuanku. Dia hanya akan bersikap baik kalau ada maunya. Aku menolaknya halus, jujur masih ada rasa sakit hati karena sikapnya padaku sebelumnya. Lalu tak lama aku malah menyesal karena tidak membantunya. Hatiku seperti bertanya kenapa aku tidak menolongnya tapi otakku seperti mengingatkanku apa yang sudah dia lakukan. Satu sisi aku merasa kesal tapi di lain sisi ada simpati"

Pandangannya meneduh, memangku dagunya dengan tangan.

"Itu biasa terjadi, Y/n-ah. Pergulatan batin"

"Maksud oppa?"

"Sewaktu-waktu pasti akan berpikir bagaimana orang lain memperlakukan kita. Teruntuk itu perlakuan baik ataupun tidak dan mau melupakannya saja atau juga tidak"

"Tapi aku memilih untuk tidak menghiraukannya. Walaupun terkadang memang sakit"

"Saat kau berpikir untuk berbuat baik ke semua orang, belum tentu orang lain berpikiran hal yang sama. Terkadang pasti ada pertanyaan kenapa harus baik ke orang lain kalau belum tentu orang tersebut akan melakukan hal yang sama kepadamu"

Menganggukkan kepalaku sebagai persetujuan.

"Masih ada orang-orang yang tidak akan berpikir apakah kebaikannya akan berbalas. Mereka melakukannya dengan tulus dari hati"

"Jadi menurut oppa apa yang seharusnya aku lakukan?"

"Dengarkan apa kata hatimu dan pikirkan, yakin itu yang kau inginkan"

"Nee"

"Menjadi baik itu bukan tentang bisa atau tidak, tapi tentang mau atau tidak. Karena semua orang punya kesempatan untuk menjadi lebih baik, tapi tidak semua orang mengambil kesempatan itu"

BTS ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang