"Chagii~ aku pulang" seru Taehyung yang menggema keseluruh bagian rumah.
Kamu pun segera bangkit dari medan perang yang menguras setiap kata-kata di otakmu dan segera menghampirinya.
"Bagaimana acaranya- tadi.. Astaga Tae! Habis malak di mana? Penampilan udah kayak preman gitu"
Bagaimana kamu tidak menyebut Taehyung seperti "Preman", melihat jumlah anting yang terpasang di telinga kanannya membuat mu syok dan pakaiannya menunjang kepremanannya.
Baju kaos hitam dengan jaket jeans yang desainnya seperti langit dan awan serta celana hitam yang robek di bagian lutut. Dan satu lagi yang menjadi ciri khas Taehyung, kacamata yang entah dia gunakan atau hanya digunakan untuk bertengger di telinganya, walaupun itu di belakang kepala.
"Ganteng gini di bilang preman abis malak"
"Ganteng-ganteng tukang palak, heol.." tawa Taehyung pecah mendengar ucapanmu.
"Iyaa bener, abis malak. Malak hati ARMY"
". . ."
"Yang ada cuma ini, Y/n-ah. Masak iya aku pulang masih pake jas lengkap"
"Hmm.. harus ya antingnya sebanyak itu? Nggak takut nyangkut apa Tae?"
"Kalo nyangkut, ya nyangkutlah udah"
"Pasrah amat"
"Mau gimana lagi, kalo udah nyangkut kan tinggal lepas"
"Kan mending nggak usah pake anting biar nggak nyangkut, Taaeee~"
"Kalo nggak pake anting kurang SWAG, sayang"
"Kalo mau pake anting cukup 2 aja, Kim Taehyung udah HOT dari sana nya kok" menunjukkan smirk khas aliennya.
"Aku siapin air hangatnya dulu"
"Nee"
Setelah selesai mandi, Taehyung menghampiri mu yang bergulat dengan pekerjaan di laptop.
"Masih belum selesai juga, chagi?"
Kamu menggeleng putus asa. "Gimana mau selesai kalo digangguin mulu plus ide nya dateng pas nggak mood, ilang pas diperluin"
"Relax baby, nanti pasti ada ide yang bagus"
"Ya kapan?" kamu berbalik dan melihat Taehyung yang belum menggunakan atasan sama sekali. "Jangan pamer badan dehh, Tae"
"Ini juga mau ngambil baju, sayang" dan baju yang digunakannya pun menurutmu tidak ada gunanya juga. Baju kemeja putih dengan kain yang tipis.
Kamu mengacak-acak rambutmu frustasi. "Ahh.. molla" kamu berjalan pergi meninggalkan Taehyung yang bermain ponsel di tempat tidur.
Kamu memilih duduk di balkon apartment untuk menenangkan diri.
"Langit malam yang indah.." kamu menikmati suasana malam kota Seoul.
"Aku harus mengakhirinya dengan bahagia atau sedih? Ayolah ide~"
Heningnya malam membuatmu tenggelam dalam pikiran.
"Dicariin dari tadi ternyata di sini. Aku kira kamu diculik" lengan besarnya melingkar merengkuhmu.
"Menunggu otak terisi kembali dengan ide"
"Jangan terlalu serius, Y/n-ah" ucap Taehyung sambil menyandarkan kepalanya di pundakmu.
"Mending duduk di sebelah aku aja, Tae. Kamu mah berat"
Taehyung pun mengambil kursi dan mendekatkannya denganmu.
"Di sini udaranya dingin, nanti kamu sakit"
"Sebentar lagi aku masuk"
Keadaan kembali hening untuk beberapa saat. Kalian hanya memandang bintang-bintang yang bertebaran di langit.
"Taehyung-ah.."
"Hm?"
"Jika kau memiliki kesempatan untuk mengatur jalan hidupmu seperti sebuah cerita, apa yang kau inginkan?"
"Kenapa menanyakan hal seperti itu?"
"Hanya bertanya"
Taehyung mulai memikirkan jawaban untuk pertanyaanmu. "Sebenarnya aku sudah sangat mensyukuri hidupku saat ini. Tapi jika hal itu bisa terjadi, aku ingin selalu bisa membahagiakan keluarga ku, melindungi mereka, selalu bersama member BTS lainnya disaat suka maupun duka, mendapat kebahagian abadi ku, dan memiliki keluarga kecil bersama mu" senyum yang terulas di bibir Taehyung sangat menenangkan.
Wajahmu mulai terasa panas, mungkin semu merah di pipi mu sudah terlihat jelas oleh Taehyung.
"Bagaimana denganmu, Y/n-ah?"
"Aku? Hmm.. selalu sehat dan bahagia. Itu saja"
"Jinjja?"
"Hanya itu yang terpikirkan olehku. Kebahagiaan yang bisa membuat orang disekitarku bahagia"
"Dan saat mereka bahagia, mereka akan memberikan banyak cinta dan kasih sayang untukmu"
"Aku sudah mendapatkannya darimu, Kim Taehyung. Dan itu sudah cukup untukku"
"Kau selalu ada di sisi ku, dan aku akan selalu di hatimu"
"Ini nih udah mulai gombal" angin mulai bertiup lebih kencang. Membuatmu kedinginan dan mulai menggigil.
Taehyung menarikmu mendekat dan memelukmu erat.
"Dingin ya? Udahan dulu meditasi di balkonnya, besok lanjut lagi"
"Bentar lagi, Tae. Terlanjur udah nyaman" kamu balik memeluk Taehyung.
"Nyaman duduk di sini atau nyaman dipeluknya?"
"Hehe~ dua-duanya"
Untuk beberapa saat kamu dan Tehyung masih tidak bergerak dari tempat kalian. Namun cuaca mulai tidak bersahabat.
"Chagi, aku harus kerja sekarang"
"Ne??"
"Insting preman ku terpanggil"
"Mau malak maksudnya?"
"Hanya untuk hari ini saja"
"Wae?"
"Aku mau malak jatah malamku~"
"MWO? MWO?! IGE MWOYA!?!" dengan cepat Taehyung menggendongmu menuju kamar.
Menjatuhkanmu ke tempat tidur, sekarang Taehyung sudah berada tepat di atasmu.
"Kemarin kan jatahnya udah, sekarang pass dulu"
"Preman Kim Taehyung tidak menerima penolakan" kamu tidak bisa berkata-kata lagi, tidak ada gunanya menghentikan 'Preman' semalam mu ini.
"Baiklah, tapi jangan minta tambah ronde ya"
"Hmm, nggak janji sihh"
"Dasar Kim Tae- eumph" kalimatmu terpotong karena serangan tiba-tiba dari bibir Taehyung.
Ahh.. ide ku.. project ku..
Kau membuat semuanya buyar dalam hitungan menit, Kim Taehyung.
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Imagine
RandomSejak tahu ada seseorang seperti kalian, aku menyadari hidupku bisa lebih berwarna dari yang kupikirkan selama ini.. Army's 7 miracle Enjoy it and have fun! 💜