My Love

125 11 0
                                    

You as Cinta

<Taehyungie POV>
"Ta, itu pastanya nanti dingin"

" . . . "

"Pemandangannya tidak akan kemana-mana"

Matanya melirik kearahku.

"Bagus kan?"

Sambil tersenyum dia mengangguk. Sepertinya aku tidak salah memilih tempat.

"Aku susah payah untuk menemukan tempat ini"

"Iyaa~ terima kasih sudah mengajakku kemari, Kim Taehyung"

"Sama-sama, Cinta. Sekarang makanlah"

Akhirnya mulai menyentuh makanan yang sudah agak lama dia abaikan. Menggulung sedikit pasta di garpu dan melahapnya perlahan.

"Hah? Sejak kapan?"

"Apa?"

"Itu" mata Cinta membulat, menunjuk ke arah piring kosong milikku.

"Aku sudah menghabiskan semuanya dari tadi saat kau sibuk menikmati pemandangan" atau mungkin sebenarnya dia melamun tadi.

"Secepat itu? Tiga piring menu sekaligus?"

"Hehe aku lapar. Lagi pula porsinya kecil"

"Porsi kecil" dia terkekeh seperti tak percaya dengan yang kukatakan. "Tadi melihatnya saja sudah membuatku kenyang"

"Mana mungkin hanya dengan melihat makanan bisa membuatmu kenyang"

"Itu hanya perumpamaan, Tae Tae" dia kembali berurusan dengan sepiring kecil pastanya.

Sesekali perhatiannya teralihkan lagi ke pemandangan di sekitar kami. Sayangnya sampai di restaurant ini saat sudah gelap, jadi hanya terlihat kota di kaki bukit yang dihiasi titik-titik cahaya lampu ditambah bintang yang bertaburan di langit. Tapi tetap saja menarik hati untuk dipandang berlama-lama.

"Hey, kenapa memandangku seperti itu?"

"Tidak ada"

Aku menunjuk dengan dagu makanan dihadapannya yang tidak kunjung habis. "Habiskan dulu itu"

Sengaja membuatnya kembali makan agar aku bisa menatapnya leluasa.

Bagaimana bisa hanya melihatnya saja seperti ini membuatku bahagia?

Aku tidak tahu bagaimana mengungkapkan apa yang kurasakan saat melihat Cinta.

Terlalu menenangkan sampai rasanya hatiku ini lebih damai dan semua emosi luluh begitu saja.

"Hentikan Tae"

"Mwoya?"

"Jangan pikir aku tidak sadar kalau kau terus menatapku" bahkan dia mengucapkannya tanpa menoleh kearahku.

"Dari mana kau tahu?"

"Aku bisa melihatnya dari sudut ekor mataku. Kau dari tadi hanya diam memangku dagu memandang ke satu arah saja"

"Kau cantik, Cinta"

"Semua wanita di dunia itu memang cantik"

"Tapi kau yang tercantik di mata dan hatiku"

"Apa kau mulai menggombal lagi?"

"Aku sungguh-sungguh"

Entah kenapa dia menghela nafas berat. "Aku sudah tidak kuat menghabiskan pasta ini. Bagaimana kalau kita jalan-jalan disekitaran sini?"

"Baiklah"

Walaupun udaranya dingin menusuk tulang tapi tetap saja senang bisa berada di tempat seindah ini.

"Kalau di sini lebih terang, aku bisa mengambil beberapa foto"

"Cinta, coba berdiri di sana. Aku mau mengambil fotomu"

Aku menunggunya yang tidak kunjung mendekat.

"Ta?"

"Kau memanggilku?"

"Tolong berdiri di sana dan jadi modelku"

Tidak ada tanggapan tapi Cinta langsung bergegas pergi ke posisi yang kuminta.

"Pemandangan yang indah ditambah bidadari cantik pasti akan sempurna" ucapku setelah melihat hasil foto yang kuambil.

"Berhenti menggodaku"

"Tapi memang benar kan pemandangan di sini sangat bagus"

Kembali dia mengedarkan perhatiannya ke sekeliling. Terpaku satu arah yang begitu luas.

"Andaikan aku bisa melihat ini semua setiap saat, rasanya menenangkan dan nyaman"

"Ta"

"Ne?"

"Tidak ada yang ingin kau ceritakan padaku?" sepertinya ucapanku membuatnya terkejut karena jelas terlihat raut wajahnya yang berubah.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?"

Cinta masih diam menatapku, tak kunjung ada jawaban.

Perlahan tubuhnya mendekat dan akhirnya memelukku.

"Ada apa, Ta?"

"Aku hanya sedang tidak mood saja"

"Benarkah?" aku mengayunkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan dengan niatan perlahan bisa mengubah suasana hatinya. "Pantas saja semua pujianku tadi tidak mempan padamu"

"Taehyung-ah"

"Hm?"

"Aniyo. Tidak ada"

"Sepertinya kau kelelahan" mencium puncak kepala Cinta dan mendekapnya semakin erat.

"Aku tidak akan memaksa, Ta. Tapi saat kau ingin berkeluh kesah, datanglah padaku"

"Maaf Tae"

"Kenapa minta maaf, Cinta.. " menyandarkan kepalaku di atas kepalanya.

"Aku masih belum bisa mengatakan segalanya padamu"

"Tidak apa-apa, aku tahu sulit melakukannya. Tapi ingat ada aku tempatmu untuk berbagi, jangan memendam apapun sendirian. Arraseo?"

"Iya"

"Sudah merasa lebih baik?"

Dia mengangguk dengan kepala yang menengadah menatapku. Terkadang Cinta bersikap menggemaskan seperti anak kecil yang tidak bisa menahan rasa senangnya.

"Kalau begitu ayo kita pulang. Ponselku dari tadi bergetar terus. Sepertinya Jimin sudah kesal karena aku tidak menjawab"

"Sepertinya kau lebih khawatir kalau Jimin-ah sampai marah padamu"

"Ah-- bukan begitu"

"Tidak apa-apa, aku pulang sendiri saja" Cinta melepas pelukanku dan mulai beranjak pergi.

"Taa~" aku mengejarnya yang berjalan lebih cepat.

Tiba-tiba Cinta berbalik badan, membuatku kaget dan hampir menabraknya.

"Wae?" ucapnya singkat dengan tatapan tajam yang rasanya seperti mencekat pernapasanku.

"Kita pulang bersama"

Wanita dihadapanku ini terus menatapku, aku tidak menduga kalau dia akan menanggapinya seperti ini.

"Ta, jangan marah"

"Siapa bilang aku marah"

"Huh?"

"Aku hanya bercanda, Taehyung-ah"

Sepersekian detik wajahnya yang tadi serius berganti dengan senyuman manis, cerianya sudah kembali.

"Ekspresimu tadi lucu sekali. Coba saja kau bisa melihatnya"

"Lucu ya?" melingkarkan kedua lenganku di leher Cinta, mendekatkan wajahku sedekat mungkin. "Dasar" mengadu hidungku dengan hidung mungilnya.

Cinta tertawa ringan menerima perlakuanku.

Senang rasanya bisa membuatnya kembali bahagia.

-END-

BTS ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang