'Ponsel ketinggalan di kamar hotel. Aku baru sadar pas mau balik'
'Pantes tadi aku telpon'in nggak ada jawaban. Aku jadi khawatir'
'Chagiya.. mianhe'
'Iya iyaa, lain kali jangan tergesa-gesa main pergi aja'
Dia hanya tersenyum seperti anak kecil menanggapi ucapanku.
'Memangnya tadi kamu pergi kemana, Joon?'
'Eksplor kota sama Jimin'
'Ohh.. sudah makan?'
'Sudah. Kamu gimana di sana?'
'I'm fine here. Ini selesai makan'
'Kamu baru pulang kerja ya? Lembur lagi?'
'Udah nggak kok. Kerjaan aku udah selesai jadi nggak perlu lembur lagi. Nggak boleh juga'
'Kamu nggak harus lanjut kerja, Y/n-ah. Udah jadi tanggungjawab aku menuhin kebutuhan kamu'
Memang sebelumnya Namjoon sudah menyarankan ku untuk resign dari kantor karena pekerjaanku yang terlampau padat dan terutama karena aku juga sudah menyandang status sebagai nyonya Kim.
'Iya tapi udah terlanjur suka sama kerjaan aku'
'Pertimbangin lagi ya. Aku nggak mau kamu sakit gara-gara lembur terus'
'Arraseo' aku harus memutuskan segera mengingat kondisiku saat ini.
'Oh ya, tadi gimana eksplor kotanya?'
'Di sini banyak tempat menarik, pemandangan kotanya juga luar biasa'
'Aku ingin sekali pergi ke museum pelukis terkenal yang ada di sana'
'Nanti kita kemari berdua, okay honey?'
'Ne, harus'
Mengobrol lewat video call seperti ini terasa lebih puas karena bisa melihat wajah pria yang kurindukan.
'Tadi juga aku pergi ke pusat perbelanjaan. Kami membeli beberapa pakaian dan topi. Jimin hampir kalap saat melihat aksesoris'
'Itu memang kesukaannya kan' sudah sangat jelas dari penampilan sehari-harinya. 'Kau tidak membeli sesuatu untukku?'
'Mau kubelikan apa sebagai oleh-oleh?'
'Tidak Joon, aku hanya bercanda. Aku tidak perlu apa-apa. Kau sampai di rumah saja dengan selamat sudah cukup'
'No no. Aku akan membelikan hadiah special untukmu, Y/n-ah'
'Kim Namjoon~ tidak usah'
'Jangan menolak, nyonya Kim~'
Aku tidak mau berdebat panjang lebar. Kuberikan tanda untuk melakukan apapun yang ingin dia lakukan.
'Aku ingin menunjukkan sesuatu'
Sesaat Namjoon menghilang dari layar ponselku. Terdengar suara berisik dari ujung sana.
'Kami masuk ke salah satu toko. Niatnya hanya melihat-lihat karena sudah cukup berbelanja. Tapi karena Jimin menyerukannya membuatku tertarik'
'Memangnya apa?'
'Jimin menemukan sepatu bayi saat kami melewati bagian khusus sepatu. Dia bilang akan membelikan satu untuk bayinya. Akhirnya dia membeli sepatu mungil warna merah muda'
'Jimin kan baru saja jadi Ayah, Namjoon-ah. Antusias seorang Ayah kepada putrinya'
'Aku juga membeli satu'
Namjoon menunjukkan sepasang sepatu balita berwarna cokelat.
'Waahhh~ imut sekali'
'Aku membelinya karena terlihat lucu'
'Itu untuk bayi laki-laki kan? Seharusnya kau membeli sepasang lagi untuk bayi perempuan agar pas'
'Ini juga aku membelinya karena spontan. Tidak sampai berpikiran begitu'
Senang rasanya melihat Namjoon menunjukkan sepatu yang dia beli dengan begitu excited.
'Melihatnya membuatku ingin segera jadi seorang Ayah. Terbayang pasti lucu saat nanti bayi kita memakai sepatu ini'
'Namjoon-ah..'
'Hm?' Aku menunggu Namjoon yang sedang meletakkan sepatu bayi dan kembali duduk ke tempatnya sebelum melanjutkan ucapanku.
'Actually.. You will become a dad'
'Ne? Mworago?'
'Sebentar lagi- Ah tidak, kurang dari 8 bulan lagi tepatnya'
Dia masih terdiam berusaha mencerna kalimat yang terucap dari bibirku.
'KAU SEDANG MENGANDUNG, SAYANG?!'
'Nee, Aku positif hamil'
'Y/n-ah.. ' dia tidak bisa menahan ekspresinya. 'Aku- aku tidak tahu harus berkata apa'
Senyumnya terus mengembang.
'Aku tidak salah dengar kan, chagi?'
'Kau tidak salah dengar sama sekali, Namjoon appa'
Namjoon berdiri tiba-tiba, menyerukan kebahagiaannya yang bukan main. Bahkan ponselnya yang tadi memperlihatkan sosoknya sudah berubah posisi karena bergeser.
'AKU AKAN JADI SEORANG AYAH!!'
Sebenarnya ini kejutan untuk Namjoon saat pulang nanti tapi ya sudahlah.
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Imagine
AléatoireSejak tahu ada seseorang seperti kalian, aku menyadari hidupku bisa lebih berwarna dari yang kupikirkan selama ini.. Army's 7 miracle Enjoy it and have fun! 💜