Chatting..
Yoonie : 'Y/n-ah'
Me : 'Ada apa, Yoon?'
Yoonie : 'Aku sudah sampai'
Aku tidak salah baca kan? Maksudnya dia sudah di apartemen bawah?!
Me : 'Bukannya jam 10? Apa kemarin kita ada merubah waktunya?'
Yoonie : 'Tidak ada'
Me : 'Lalu?'
Yoonie : 'Aku ingin bertemu denganmu lebih awal'
"Ahh.. dia ini"
Me : 'Naiklah dulu. Aku akan siap-siap'
Yoonie : 'Tidak'
Me : 'Kenapa tidak?'
Yoonie : 'Aku tunggu di taman dekat apartemen mu saja'
Me : 'Baiklah. Aku akan segera turun setelah selesai'
Yoonie : 'Jangan lupa bawa syalmu'
.
.
.
.
."Yoon"
"Selamat pagi"
Mendapat senyuman manis dari seorang Min Yoongi di pagi hari seperti oksigen yang menyegarkan tubuhku.
"Kenapa tidak kemarin kau bilang mau lebih awal hm?"
"Haruskah? Lebih baik aku langsung menemuimu"
"Tapi kau jadi menungguku lama seperti ini"
"Sudah lebih dari sejam aku menunggu"
"Sungguh?! Seharusnya kau mengat-"
"-Aku bercanda. Hanya 20 menit"
"Tetap saja" aku merasa tidak enak membuat seseorang menungguku.
"Sudah siap?" Yoongi merapikan syal yang sudah melingkar di leherku. "Hari ini udaranya dingin"
"Kau bagaimana?"
"Kalau aku kedinginan, cukup memelukmu saja"
"Lebih baik pakai syalku atau sekarang ku ambilkan di apartemen"
"Kau tidak mau kupeluk, Y/n-ah?"
"Yoongi-ya"
Apa dia salah makan saat tinggal di luar negeri? Kenapa Yoongi jadi suka menggoda begini?
"Ayo" tangan besarnya sudah menggenggam tanganku, menuntun untuk mengikutinya.
"Kita mau pergi kemana?"
"Belum kupikirkan. Kita jalan saja dulu"
Kami berjalan menyusuri jalan pinggiran kota. Belum terlalu ramai orang yang berlalu lalang karena ini masih pagi.
"Bagaimana rasanya tinggal di Amerika selama sebulan penuh?"
"Biasa saja"
"Tidak ada yang menarik kah di sana?"
"Beberapa hal mungkin"
"Apa itu?"
"Suasana dan lingkungan baru"
Aku yakin tidak semua orang akan puas saat mengobrol dengan pria ku ini. Tapi beginilah Min Yoongi.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Berjalan dengan lancar"
"Baguslah"
"Chagi"
"Hm?"
"Kau tidak rindu denganku?" mendengar kalimat itu keluar dari mulut Yoongi membuatku berhenti seketika.
"Kau bilang apa, Yoon?"
"Jangan pura-pura tidak dengar"
Kenapa ekspresinya jadi menggemaskan begini?
"Ada yang lucu? Kenapa kau tertawa?"
"Tidak boleh?"
"Tidak ada yang melarang"
Diam sejenak agar bisa memandang wajahnya.
"Saat tadi melihatmu menungguku membuat rinduku yang menggunung hilang seluruhnya"
Ujung bibirnya sedikit terangkat, memperlihatkan senyuman.
"Apa itu cukup menjawab pertanyaanmu tadi?"
Tidak ada jawaban tapi hanya senyumnya yang semakin mengembang.
"Kau benar Min Yoongi kan?"
"Pertanyaan macam apa itu?"
"Sikapmu jadi menggemaskan begini, Yoon"
"Benarkah?" tangannya melingkar di pinggangku, menarikku lebih dekat dengannya. "Kau yang membuatku seperti ini, Y/n-ah"
Astagaa Min Yoongi~
"Kita ini sebenarnya mau kemana? Terus berjalan sampai ujung?"
"Ayo cari Cafe saja, chagi. Aku tidak yakin bisa berjalan lebih jauh lagi"
"Apa kau masih merasa lelah?" tahu benar kalau Yoongi sulit mengatasi jet lag. Kemarin kubiarkan dia istirahat seharian tanpa kuganggu sedikitpun.
"Sudah lebih baik"
"Kau yakin?"
Dia terdiam.
"Kau ini. Ayo kita pulang sekarang. Istirahat saja di apartemenku. Kau sudah makan kan?"
"Belum"
Jawabannya membuatku tercengang.
"Kau berniat menyiksa diri ya? Tubuhmu belum pulih. Bahkan sarapan juga tidak. Kenapa masih punya keinginan pergi denganku huh?"
Aku menarik tangannya untuk segera kembali ke apartemenku.
"Y/n-ah"
"Mwo?"
"Kau bawel sekali"
"Biarkan" terkadang kesal kalau Yoongi bersikap sesantai ini.
"Sudah seperti istriku saja"
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Imagine
CasualeSejak tahu ada seseorang seperti kalian, aku menyadari hidupku bisa lebih berwarna dari yang kupikirkan selama ini.. Army's 7 miracle Enjoy it and have fun! 💜