Bab 15. Sosok Chandra
•••
Rencana Michelle untuk menyelamatkan hidupnya adalah, membuat tokoh-tokoh yang berperan dalam novel menyukainya. Tentu saja mereka akan jadi benteng terbesar dari orang-orang yang akan menghancurkannya kelak.
"Apa yang lo maksud?" Michelle menatap ketiga wajah pria yang ikut menatapnya dengan sorot memaksa.
"Lo sama Kenzo tidur bareng?"
Michelle menggaruk pipinya yang tak gatal. Ia berpikir, saat semuanya nyaris seperti apa yang ia harapkan kenapa tiba-tiba saja Michelle merasa mual?
"Iya," jawab Michelle. Michelle tau jawabannya adalah hal konyol. Karena dengan begitu, raut wajah Kenzo yang semula ketakutan kini berubah menjadi cengar-cengir.
"Menjijikan! Bener-bener menjijikan!" Umpat Chiko terus-terusan.
Michelle menatap garang, "siapa yang lo maksud menjijikkan?"
Chiko menoleh, ia menggeram tertahan kemudian menunjuk Michelle dengan rona merah amarah. "Lo!"
"Gue?"
Michelle tertawa terbahak-bahak, ia memaklumi amarah pria itu. Bagaimanapun juga dalam versi novel asli, Chiko adalah salah satu tokoh yang membenci Greta seumur hidup pria itu bernafas. Jadi saat mendapatkan respon buruk darinya, Michelle tidak keberatan.
Terlebih lagi, Michelle baru saja mendoktrin otak Chiko. Tidak pernah ada orang yang mempercayai orang yang dibencinya begitu cepat, kecuali jika orang itu memang murahan.
Michelle terkekeh, "ah gue jadi malu ..."
Chiko menatap heran, "lo seneng gue bilang menjijikan? Itu bukan pujian, Greta." Jelas Chiko.
Michelle menyelipkan untaian rambutnya yang menurun, ia menatap lekat wajah Chiko dengan malu-malu. "Kalo lo yang ngomong, gue gak pernah keberatan.
Michelle meraup keras perutnya yang bergejolak, ia mual membayangkan betapa berlebihannya sikapnya barusan.
Sedangkan Chiko melebarkan senyumnya. Ia menatap Kenzo dengan alir terangkat satu. Memandang remeh pria itu.
Dion yang sedari tadi memperhatikan mereka, berdeham canggung. Tiba-tiba saja dirinya merasa tidak pantas untuk gadis itu dari sikapnya barusan.
Ia pikir, Greta sudah tidak menyukainya maka dari itu, gadis itu tidak menatapnya sama sekali.
"Ta ..." Panggil Dion pelan. Keheningan tersebut terpecah, menjadikan Dion sebagai atensi objek mata mereka.
Kenzo menoleh, ia memperhatikan wajah gadis itu lekat-lekat. Pria itu sadar sudah tidak ada lagi binar kagum di sana, tapi ia juga menyadari bahwa dalam retina mata yang sama juga, Kenzo melihat adanya luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Fantasy[ FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU ] •••• Hidup Michelle Rissana terlalu keras. Jadi, sifat buruk dari dirinya adalah hasil dari sebuah proses rumit yang ia jalani. Tahap-tahap perkembangan itulah yang Michelle jadikan penopang guna menjadi kupu...