Butterfly | Bab 54

113 15 0
                                    

Bab 54. Chiko Olahragawan

Michelle mendengus kasar, tak lama kemudian ia duduk pada salah satu kursi kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Michelle mendengus kasar, tak lama kemudian ia duduk pada salah satu kursi kantin. Ruang luas tersebut terlihat ramai, beberapa orang sedang mengantri, kemudian ada pula yang memakan makanannya dengan nikmat. Namun, tak sedikit juga yang memperhatikan Michelle dengan lamat.

"Lo laporin gue?" Bella tau itu adalah pertanyaan retoris, namun ia tetap bertanya guna memastikan apakah benar gadis didepannya inilah yang akhir-akhir ini selalu terlibat masalah dengannya.

Michelle tanpa ragu mengangguk, ia menyedot susu kotak pemberian Hanum pagi ini. Emosinya sangat membara, tapi Michelle tetap berusaha agar terlihat tenang agar tidak menarik perhatian lebih.

"Percuma, Ta. Gue kebal sama hukum," ujar Bella sombong.

Mendengar itu, Michelle tertawa meledek. Ia meletakkan minumannya ke meja, seraya membalas tatapan Bella di depannya. "Orang miskin kaya lo, gak mampu bayar hukum yang lo maksud."

Penghinaan keji. Tapi Bella menahan amarahnya. Gadis dengan potongan poni tersebut menyibakkan rambut panjangnya ke belakang. "Lo lupa sama kasus pengaduan sebelumnya?"

Michelle berkedip. "Maksudnya, tentang lo yang lacur?"

Bella menendang kaki Michelle di bawa meja. "Tutup mulut lo, bangsat!"

"Loh? Kan lo yang nanya." Michelle tertawa kecil. Ia mengusap ujung matanya yang tak berair. "Kemarin lo menang karena Gennaios ada di pihak lo."

"Lain kali kalau mau wleo-wleo, jangan di video, goblok!" Sambung Michelle tertawa.

Bella mendengus kasar, "berarti memang bener lo yang ngadu, kan?!"

"Gue gak ngadu, anjing!" Michelle geram sendiri. Ia melemparkan ponselnya sendiri ke hadapan gadis di depannya. "Lo bisa lihat sendiri, gue gak ngadu apapun soal hubungan lo sama kepsek."

Bella menepis benda pipih tersebut, "bisa aja video nya udah lo pindahin ke file lain, kan?"

"Gue cuma ngancem lo doang, bego!" Ketus Michelle jahat. Gadis itu melemparkan ponselnya sekali lagi, seolah tak takut benda berharga miliknya itu bisa jatuh. "Gue gak punya video lo beneran."

Bella terdiam, ia tidak lagi berapi-api seperti sebelumnya. Pernyataan bahwa gadis ini memiliki barang bukti tersebut, belum konkrit. Mungkin saja yang dibicarakannya memang benar.

Bella dengan ragu-ragu meraih ponsel tersebut. Membukanya, kemudian mencari berbagai video ataupun foto yang terdapat kemungkinan besar berisikan barang bukti. Tidak terlalu sulit mencarinya, karena memang hanya ada beberapa gambar di galeri ponsel itu.

"Kali ini gue lihat, bersih." Bella menyerahkan benda tersebut. "Tapi hal itu gak bisa buat gue langsung percaya sama omongan lo."

"Well, gue gak minta di percaya sama lo, Bell."

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang