Butterfly | Bab 30

164 21 0
                                    

Bab 30. Sakit

 Sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Mobil terparkir rapi saat gerbang garasi rumahnya di buka. Michelle langsung segera membuka mata, ia membuka sabuk pelindung hitam yang membungkus dirinya, kemudian membuka pintu dan berjalan lebih dulu masuk kedalam rumah.

"Kamu udah pulang, Ta? Kamu mau langsung makan atau istirahat dulu?" Mbok Ina —bertanya tanpa menoleh. Wanita paruh baya dengan rok batik yang ia kenakan tersebut, dengan cekatan mengelap

"Gak usah. Gue mau langsung tidur." Jawab Michelle, ia melanjutkan langkahnya kemudian melanjutkan. "Nanti kalau ada yang dateng buat nganterin tas, ambil aja. Jangan bangunin gue."

Mbok Ina kali ini menoleh, ia lalu menggelengkan kepalanya tipis. Heran oleh perilaku gadis itu.

Hanum dan Adnan masuk bersamaan. Dengan aura dingin yang terpancar oleh satu sama lain.

Michelle melirik beberapa detik, menghiraukan objek yang tidak menarik dimatanya. "Kalau Aris udah pulang, suruh dia buat ke apotik."

"Kamu sakit, Ta?" Hanum bergerak mendekat, wanita itu memegang kening Michelle beberapa saat, lalu cepat-cepat menurunkannya kembali begitu sadar terdapat ekspresi tidak suka di wajah anaknya.

"Mau berobat?" Tanya wanita itu lagi.

Michelle tiga memundurkan langkah kebelakang, "gak perlu."

"Kalau nanti malem gak membaik, kita ke rumah sakit aja." Kali ini, terdapat nada perintah mutlak dalam suara Hanum. Wanita itu menghela nafasnya lembut, "kamu sekarang istirahat dulu aja."

Mendengar itu, Michelle langsung bergerak menjauh. Pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun terhadap tiga pasang mata yang melihatnya dengan raut khawatir.

•••

Nafas gadis itu melenguh, dadanya naik turun seiring dengan cairan peluh yang membasahi kepalanya yang sakit.

Michelle tersentak. Matanya mengerjab dengan perlahan, ia merasakan badannya yang semakin remuk. Kepalanya berdenyut-denyut nyeri, penglihatannya semakin sayu, bibirnya terasa kering seperti kekurangan cairan.

Michelle merubah posisi tidurnya menjadi duduk, gadis itu melihat jam dinding yang sudah menunjukan angka enam. Hari sudah mulai sore, namun ia tidak juga beranjak dari tempatnya untuk sekedar membasuh diri atau berganti baju.

Michelle meneguk segelas air yang tersedia di nakas samping ranjangnya. Matanya yang bengkak, melihat pintu kamarnya yang terbuka tanpa diketuk.

"Kamu udah bangun, Ta? Mama baru aja mau bangunin." Hanum berjalan mendekat, di tangannya terdapat nampan berisikan semangkuk bubur polos lengkap dengan segelas air putih.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang