Seorang pria berusia 25 tahun tengah menangis sambil melampiaskan kekesalannya dengan teriakan putus asanya, tanpa memperhatikan keamanan dalam berkendara, pria itu terus melajukan mobil hitam miliknya untuk membelah jalanan yang diapit dua hutan besar di sisi kanan dan kiri jalan tersebut.
Mengabaikan derasnya hujan, dan teriakan petir di tengah malam yang dingin itu, sekilas ingatan tentang dirinya yang berbicara dengan dokter di rumah sakit itu kembali menghatam isi pikirannya
"Maaf pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, anak bapak tidak bisa di selamatkan, dan demi menyelamatkan istri bapak, kami terpaksa mengangkat rahim beliau" ujar sang dokter dengan wajah yang terlihat penuh penyesalan juga, pria yang mendengar hal itu nampak histeris dengan rasa penyesalan yang tak bisa ia sembunyikan.
Berkali kali ia meninju dinding rumah sakit sambil menangis dan marah, ia sudah menduga jika kemungkinan hal seperti ini akan terjadi, mengingat ia telah gagal menjaga istrinya sehingga istrinya harus mengalami kecelakaan yang akhirnya berakibat fatal pada kandungan istrinya, tentunya dokter yang ada di sana tak hanya diam saja, ia juga tengah berusaha menenangkan pria di depannya.
Di ujung jalan yang akan mengakhiri hutan besar itu, pria itu menepikan mobilnya, dan keluar dari mobilnya hanya untuk membasahi dirinya dengan derasnya tetesan air hujan, tentu sambil kembali meninju ninju dahan pohon tanpa mempedulikan tangannya yang sudah lecet.
Tak beberapa lama setelah pria itu puas melampiaskan amarahnya, ia pun menyenderkan punggungnya di hadan pohon dan berakhir dengan duduk di bawah pohon itu sambil memeluk lututnya dan menundukan kepalanya tanpa menyadari, bahwa ada seseorang yang berjalan menghampirinya.
"Oh? Siapa ini? Bukankah kau tuan lusio rakishi? sekretarisnya bos millen dari perusahaan harvey group? Apa yang sedang di lakukan seorang sekretaris di tempat seperti ini? Ditambah kau sedang hujan hujanan?"
Pria yang di ketahui bernama rakishi itu nampak melihat kearah sumber suara, ia pun dapat melihat seseorang yang seumuran dengannya, pria yang memakai mantel hitam pekat, beserta sarung tangan berwarna hitamnya juga.
Intinya apa pun yang di pakainya serba hitam, bahkan rokok dan payungnya pun berwarna hitam, entah rokok jenis apa yang warnanya hitam? Yang pasti pria bernama rakishi nampak tak begitu peduli dan malah mengacuhkannya, tapi pada akhirnya rakishi pun menjawab pertanyaan dari sosok di sebelahnya
"Hanya meratapi nasip sialku, bagaimana denganmu? Apa yang sedang di lakukan sekretaris bos owen dari perusahaan E.B group di sini? Tuan franz hiryu?"
Pria berpakaian serba hitam yang di ketahui bernama franz itu nampak tersenyum sambil menunjukan kantong plastik besar berwarna hitam miliknya yang sudah ia ikat atasnya, tapi ikatan itu tak begitu di rapatkan hingga masih memungkinkan jika udara dapat masuk ke dalamnya
"Bosku menyuruhku untuk membuang sampah ini" jawab pria bernama franz itu
"Ku taruh di sini saja"
Franz nampak menaruh kantong plastik itu tepat di sebelah rakishi, membuat rakishi kesal karna ia merasa kalau franz menganggapnya sebagai tempat pembuangan sampah
"Hei! Buang sampahlah pada tempatnya! Bagaimana bisa kau membuang sampah di pinggir hutan?!" Bentak rakishi dengan kekesalannya pada pria yang sudah membelakanginya dan hendak bersiap untuk pergi meninggalkannya
Franz menolehkan kepalanya kebelakang, ekspresinya nampak sayu, tapi ia menyempatkan diri untuk tersenyum, hanya senyum simpul.
"Karna menurutku, itu bukan sampah" ujar franz yang kemudian pergi meninggalkan rakishi dengan wajah kebingungannya.
Pada akhirnya setelah beberapa waktu berlalu dan hujan pun sudah berhenti mengguyur dataran, rakishi pun beranjak dari duduknya di bawah pohon, ia hendak pergi untuk kembali pulang kerumahnya, tapi setelah beberapa langkah berjalan mendekati mobilnya, rakishi teringat sampah yang di tinggalkan manusia tak bertanggung jawab tadi, berhubung rakishi adalah orang yang cinta alam dan menyayangi lingkungan, ia pun mengambil kantung plastik yang di tinggalkan oleh manusia tadi.
Anehnya, saat rakishi mengangkat kantung itu, ia justru di kejutkan dengan suara lirih tangisan bayi yang berasal dari kantung plastik yang di pegangnya, dengan sigap serta perasaan dag dig dug yang menghampirinya, rakishi membuka kantung plastik yang tidak di ikat dengan rapat itu.
Dan betapa terkejutnya ia saat melihat bayi merah yang masih telanjang dengan tali pusar yang masih basah, dalam sekali lihat, tentu rakishi tahu jika bayi itu baru di lahirkan, rakishi pun segera membawa bayi laki laki itu kedalam mobilnya dan memilih melajukan mobilnya untuk menuju kerumah sakit tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu.
Setibanya di rumah sakit yang sama dengan tempat istrinya di rawat, bayi yang di bawa oleh rakishi tentu langsung mendapat penanganan dari dokter.
Dan setelah beberapa lama mendapat penanganan, dokterpun memberitahukan bahwa bayi yang di bawa oleh rakishi itu mengalami kardiomiopati dilatasi, sebuah gangguan pada otot-otot jantung yang membuat kinerjanya melemah dan membesar, sehingga tidak mampu berfungsi memompa darah dengan baik.
Jadi ia harus melakukan operasi transplantasi jantung dengan segera, hanya saja, pihak rumah sakit sedang tak pemiliki donasi jantung yang tersedia
"Pakai jantung anak saya saja dok! Dia baru meninggal beberapa jam yang lalu karna istri saya mengalami kecelakaan di tengah usia kandungannya yang tinggal menghitung hari untuk lahiran"
Mendengar pernyataan itu, sang dokterpun segera mempersiapkan segalanya untuk melakukan tugasnya. Sedangkan rakishi hanya bisa menunggu hasil dan perkembangan operasi yang tengah di jalani oleh bayi yang di buang keluarganya itu.
Operasi pun berjalan selama 10 jam yang dimulai pada tengah malam. Beruntung sekali, tubuh bayi yang di bawa rakishi sejauh ini menerima organ ini dengan baik sehingga tak terjadi masalah apapun setelah operasi selesai di lakukan.
"Saya merasa ada sesuatu yang ajaib tentang anak ini" ujar sang dokter karna ia sendiri tahu bahwa pasiennya yang masih sangat muda ini sebenarnya belum usia ideal untuk menjalani transplantasi jantung, namun sang bayi telah membuktikan bahwa ia mampu menjalani operasi besar ini.
Rakishi pun tak henti hentinya mengucap syukur dan rasa terimakasih karna bayi yang di bawanya itu selamat dan baik baik saja, entah kenapa perasaannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
-
-
-
~Silahkan Beri Dukungan ~
-Untuk Apa?
(Tentu Saja Untuk Mendukung Semangat Penulisnya!)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aiyaz [End]
Fantasy(Malam Musim Dingin Yang Bersalju) Perusahaan story processing company (SP Group). Sebuah Perusahaan di luar nalar yang ada di negeri atlantis, perusahaan yang bekerja untuk mengubah alur dari suatu cerita novel jenis apa pun, dengan karyawan yang l...