Ch 16 (Ketakutan Terbesar)

114 15 0
                                    

Sudah berhari hari berlalu dan aiyaz masih mengurung dirinya di kamar sembari memandangi keindahan kota dari lantai 32 tempat kamarnya berada.

Hanya dalam waktu sekejap saja di hidup aiyaz, dunia luar terlihat begitu mengerikan di matanya, keindahan yang memiliki kengerian di dalamnya

'Sekarang aku mengerti, kenapa orang yang menjadi korban penculikan dan penyekapan selalu takut untuk menjelajahi dunia luar lagi saat mereka telah terbebas dari tangan orang yang menculik atau menyekapnya meskipun para pelaku itu sudah di tangkap. Itu semua terjadi karna si pelaku masih hidup, dan selama si pelaku masih hidup, dunia luar bagi para korban itu akan terasa sempit, sehingga mereka berpikir bahwa mereka akan bertemu si pelaku, dimanapun mereka melangkahkan kakinya' pikir aiyaz sembari meratapi keindahan kota di balik kaca jendelanya

"Haha.. kenapa dari sekian milyar orang orang di dunia ini, aku harus menjadi salah satu yang harus merasakannya, perasaan takut itu!" Ujar aiyaz yang mempertanyakan nasipnya

Tok..tok..

Terlihat seorang wanita masuk ke dalam kamar aiyaz, itu adalah astya dan juga rakishi, mereka berdua masuk ke kamar aiyaz sembari menunjukan senyum canggungnya, hanya untuk menghibur sang anak

"Aiy~ mama dan papa ada sedikit urusan di luar, aiy mau ikut? Kalau aiy ikut, kita bisa sekalian jalan jalan bersama di kota new york. Masa aiy cuma melihat lihat keindahan kota dari kamar saja? Itukan membosankan, aiy kan jadi tidak bisa menikmati suasana baru di kota ini, lihat aiy, bukankah banyak orang di sana terlihat bahagia? Aiy tidak ingin merasakan kebahagiaan yang sama dengan mereka nak?" Ujar astya dengan lembut dan penuh kasih sayang, ia membelai rambut pirang caramel milik aiyaz dengan ekspresi khawatir yang gagal di sembunyikannya.

Jujur... astya begitu sedih melihat kondisi putranya saat ini, dia menyayangkan hidup aiyaz yang entah sejak kapan menjadi serumit ini, padahal apa yang perlu di pikirkan dan dilakukan anak anak harusnya adalah suatu hal yang membuat mereka bahagia

"Mah...maaf ya, sekarang dunia luar bagiku itu menakutkan, aku ingin berada di zona nyamanku sedikit lebih lama lagi, jangan paksa aku untuk mengambil sikap berani sebelum waktunya, atau mama akan melihat aku hancur karna itu"

Mendengar perkataan menyedihkan dari putranya itu, astya langsung memeluk erat tubuh sang anak sembari menangis dan menyerukan kata "maaf" berkali kali, rakishi pun memeluk istri dan anaknya dengan inisiatifnya.

Pada akhirnya.. rakishi dan astya pun pergi meninggalkan aiyaz di rumah dan mereka berdua pun pergi untuk suatu urusan tertentu.

Beberapa saat setelah rakishi dan astya pergi, terdengar suara dering telpon di kamar hotel aiyaz, aiyaz pun mengangkatnya setelah melihat nama si pemanggil di ponselnya

"AIYAZ! ORANG TUAMU MENGALAMI KECELAKAAN MOBIL! KONDISI MEREKA KRITIS DI RUMAH SAKIT!"

Itu adalah sebuah informasi dari marcel yang mampu membuat aiyaz melangkahkan kaki ke dunia luar tanpa rasa takut sedikitpun.

Alasannya sederhana, karna saat ini... ada rasa takut yang lebih besar dan lebih kuat dari ketakutannya yang lain, yaitu... rasa takut di tinggal pergi oleh orang yang di sayanginya

Dan sejak hari itu, aiyaz menyesal karna tak memilih untuk ikut pergi bersama kedua orang tuanya

***

"Bagaimana hasilnya?" Tanya greyson pada sang anak, owen.

"Tidak sesuai ekspektasi, tapi cukup memuaskan" jawab owen seadanya

"Yah~ mereka tidak mati, tapi koma" celetuk felix

"Apa pentingnya itu? Bukankah sama saja?" Balas fedrick

"Karna segala penghalang sudah di singkirkan, termasuk bukti rekaman video yang merepotkan itu. Saat nya menjemput cucu bungsu kesayanganku" ujar greyson yang kemudian berdiri dari sofa duduknya dan berjalan pergi meninggalkan ruangannya, di ikuti juga oleh anggota yang lainnya, tujuan mereka tentu sudah sangat jelas, yaitu... rumah sakit

Aiyaz [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang