Ch 10 (Tersakiti)

147 14 0
                                    

"Hm? Kenapa papa dan mama memelukku sambil menangis ya tadi malam? Apa aku berbuat kesalahan? Sepertinya tidak?" Monolog aiyaz sembari menunggu jemputannya di luar gerbang sekolah.

Tak lama, sebuah mobil hitam pun mendatanginya, aiyaz menatap bingung mobil itu, sampai kaca mobil itu pun di turunkan dan terlihatlah siapa yang ada di dalam mobil tersebut, yup... ezekiel dan ayahnya, owen.

Hanya saja wajah ezekiel tak terlihat begitu bagus, ia seperti tertekan saat berada di samping ayahnya? Aiyaz berpikir apakah itu hanya perasaannya saja?

"Aiy, masuklah" ujar ezekiel, ia tersenyum sambil membukakan pintu mobilnya, aiyaz masih berdiri di tempatnya, ia merespon ajakan ezekiel dengan ekspresi bingungnya.

"Aku tunggu jemputanku saja, pak dimas pasti sedang dalam perjalanan" tolak aiyaz dengan canggung

"Dia tidak akan datang baby, aku sudah menelpon orang tuamu dan meminta izin untuk menjemputmu serta membawamu pulang ke rumah kami sebagai teman bermain ezekiel" ujar owen dengan wajah dan tatapan dinginnya, jelas itu membuat aiyaz semakin canggung

"Oh..hehe..ok" balas aiyaz sembari masuk kedalam mobil tersebut, tanpa di sadari oleh aiyaz, owen tersenyum tipis, senyum yang sudah cukup menjelaskan bahwa ia sedang senang.

Mobil pun melaju menyusuri jalanan, di tengah tengah perjalanan itu, owen menawarkan minum pada aiyaz, tentunya dengan suatu maksud tertentu.

Ezekiel berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan beberapa bagian tubuhnya secara sembunyi sembunyi, bermaksud untuk memberi tahu aiyaz dengan isyarat tubuh agar tak meminum minuman itu.

Aiyaz menangkap sinyal itu, tapi ia bingung apa yang harus di lakukan, karna minuman itu di berikan dalam bentuk botol dan bukannya gelas, jadi aiyaz tak bisa berpura pura tak sengaja menjatuhkan minuman tersebut untuk tak meminumnya.

Ia bisa saja menolak minuman itu secara sopan, tapi tatapan intimidasi dari owen telah mengacaukan segalanya, niat untuk menolak langsung terpendam dalam hatinya, mau tak mau aiyaz pun terpaksa meminum minuman itu sembari mengisyaratkan pada ezekiel bahwa ia akan baik baik saja.

Meski begitu, ezekiel tetap tak bisa berhenti khawatir, hingga.... sesuatu yang di khawatirkan ezekiel pun terjadi, aiyaz tak sadarkan diri setelah meminum minuman itu.

"Ezekiel, tukar tempat dudukmu denganku" titah owen yang tak akan pernah bisa di bantah oleh ezekiel.

Mereka berdua pun bertukar posisi duduk menjadi owenlah yang di tengah, pada saat itu, owen mengambil alih tubuh aiyaz dan membuat aiyaz tidur di pangkuannya dalam posisi menyamping.

Owen mengelus lembut rambut pirang caramel milik aiyaz sembari mencium kening anak itu, ia mengusap lembut pipi aiyaz dan itu berakhir dengan owen yang menepuk nepuk pelan punggung aiyaz agar bisa tertidur pulas, tentunya semua tindak laku itu tak lepas dari penglihatan ezekiel.

"Ayah... mengapa kau memperlakukan aiyaz dengan begitu lembut? Bukankah ayah tak menyukai orang luar?" Tanya ezekiel dengan perasaan takutnya.

Owen menatap tajam pada ezekiel, ia pun mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan sang anak

"Siapa yang kau maksud orang luar?" Tanya owen yang membuat ezekiel bingung

"Oh? Maksudmu ini?" Tanyanya lagi sembari menatap kearah aiyaz dan kembali mengusap kepala anak itu dengan lembut

"Dia bukan orang luar, dia adalah anakku. Putra bungsuku yang hilang, dia hanya beda dua bulan denganmu" ujar owen yang membuat ezekiel terkejut sekaligus merasa senang saat mengetahui kenyataan tentang aiyaz

"Benarkah? Wah.. senangnya~ ternyata aku punya adik yang lucu seperti ini" ujar ezekiel yang hendak menyentuh tubuh aiyaz, tapi dengan teganya owen memukul tangan ezekiel sekuat tenaganya, terlihat dari bunyi yang di hasilkan serta bekas kemerahan yang langsung membentuk di tangan ezekiel

Aiyaz [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang