Ch 23 (Karma)

183 17 1
                                        

Hari ulang tahun pun tiba, di hari itu... salju turun dengan begitu indahnya, hal itulah yang membuat keceriaan lain pada anggota keluarga eackbert selain mereka yang juga tengah merayakan ulang tahun aiyaz di meja makan itu sambil sekalian melaksanakan sarapan paginya.

Entah kenapa hari ini seluruh anggota keluarga dengan lengkap berada di meja makan terlihat di samping kiri dan kanan kursi aiyaz yang sudah penuh dengan hadiah hadiah dari para keluarganya, meski begitu, aiyaz tak menunjukkan ekspresi lain selain kekosongan, raga tak berjiwa tapi hidup.

Sedangkan kylie hanya tersenyum simpul pada putra bungsunya yang duduk di kursi seberangnya, seluruh anggota keluarga tersenyum bahagia dengan pergerakan normal yang menunjukan seolah olah keluarga itu tak memiliki masalah apa pun terkecuali aiyaz, sayangnya suasana damai itu hanyalah sebatas kepalsuan, yang akan sirna setelah hari spesial itu berlalu

'Aiyaz, aku tau hatimu terluka begitu dalam karna perbuatan keluarga ini, tapi tolong... tolong tersenyumlah untuk kali ini, tersenyumlah di hadapan ibumu untuk yang terakhir kalinya sebelum kau tak bisa melihatnya tersenyum lagi karna dia akan tiada setelah hari ini' Itulah yang ada di pikiran fedrick saat ini sampai ia melihat sendiri aiyaz mengalami muntah darah bersamaan dengan ibunya juga.

Aiyaz nampak melihat salah satu telapak tangannya yang terkena darah itu karna refleks menadah muntahannya tadi, seluruh keluarga kaget bukan main pada saat itu.

Di waktu itu, aiyaz melihat kylie yang merupakan ibu kandungnya itu tersenyum ramah dan bahagia di hadapannya yang saat itu masih syok dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini

"Selamat ulang tahun sayang~ ini hadiah dari ibu untuk kamu. Kematian yang sangat kamu inginkan waktu itu bersama ezekiel tapi tidak bisa kamu dapatkan hingga sekarang karna keluarga ini menahanmu, sekarang ibu telah memberikan hal yang paling kamu inginkan itu, berbahagia~ anakku.."

Tepat setelah kylie mengatakan itu sambil tersenyum, aiyaz pun membalas senyuman itu dan mereka pun terjatuh dari kursi duduk masing masing, setelah itu... tanpa di duga, felix dan fedrick juga mengalami muntah darah yang serupa, mereka berdua kompak berpikir bersamaan dengan menyebutkan kata "kenapa?" Dalam pikiran masing masing dan di lanjut dengan perkataan "ibu?" dengan nada tanya dalam pikiran masing masing juga.

Felix dan fedrick pun menjatuhkan kepala mereka secara kasar di atas meja makan tersebut, tanda bahwa mereka telah tiada untuk selamanya.

Kejadian itu menimbulkan syok yang begitu besar di benak owen, bahkan greyson juga terkejut bukan main, jujur tak ada yang membayangkan hal semengerikan ini akan terjadi.

Owen nampak menadah tubuh istrinya yang tergeletak tak bernyawa itu di lantai, ia memeluknya dalam pangkuan, sembari memanggil nama istrinya dan anak anaknya juga beberapa kali dengan nada getar dan ekspresi putus asa yang menyiratkan bahwa ia tak ingin mempercayai semua ini

"OWEN! TENANGLAH! JANGAN BERSIKAP LEMAH BEGINI! KITA HARUS MENCARITAHU APA YANG SEBENARNYA TERJADI! KARNA ITU BANGUNLAH! BUKAN SAATNYA UNTUK BERSIKAP SEPERTI INI!" Bentak greyson memberikan semangat pada putranya.

Owen pun menghentikan tangisannya dan kemudian berdiri dari posisi berlututnya dengan wajah penuh amarah, ia menatap tajam kearah ayahnya sembari mengapal kedua tangannya

"Mencari tahu apa yang terjadi? SEMUA YANG TERJADI DI SINI ADALAH KARNA ULAHMU AYAH! BERAPA LAMA LAGI KAU AKAN MENYADARI KESALAHANMU YANG TERLALU MENGEKANG KELUARGAMU ITU, APAKAH KAU AKAN TERSADAR JIKA AKU JUGA MATI SEPERTI ISTRI DAN ANAK ANAKKU?" Ujar owen yang untuk pertama kalinya mengeluarkan segala perasaan kesal dan amarah yang di tampung hati kecilnya selama ini.

Greyson terlihat sangat terkejut mendengar bentakan anaknya untuk pertama kalinya itu, karna selama ini greyson berpikir anaknya adalah sosok penakut yang akan selalu mematuhinya setelah ia merasakan rasanya kehilangan orang yang di sayanginya dulu.

Aiyaz [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang