Ch 15 (Trauma)

152 14 3
                                    

Suatu hari, di perusahaan harvey group, khususnya di ruang bos perusahaan itu, terlihat rakishi yang tengah berdiri di depan bosnya sembari bertengkar dengan pikirannya sendiri

'Aku memang akan mengatakan pada bos untuk mengajaknya liburan keluarga, tapi melihat tumpukan kertas itu, sepertinya tidak mungkin, aku bisa kena sembur jika mengajukan liburan saat bos sedang banyak pekerjaan begitu' pikir rakishi yang tak merasa bahwa bosnya sedang memperhatikannya dengan ekspresi bingung saat ini

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya millen penasaran

"Sudah tentu memikirkan bagaimana cara membujuk bos" jawab rakishi spontan yang belum sadar.

Tak beberapa lama rakishi tersadar dengan perkataannya sendiri, tapi itu sudah terlambat karna bosnya sudah semakin penasaran lebih dulu

"Membujukku? Membujukku untuk apa?" Tanya millen dengan aura dominasinya

"Membujuk... itu..membujuk..yang.. anu.." balas rakishi dengan gagap, membuat millen semakin panasaran dan kemudian terjadilah kesalah pahaman

"Kau! Jangan jangan kau sedang melakukan sesuatu bersama musuhku ya? Kau mau membujukku untuk menandatangati kontrak kerja yang tak menguntungkanku dan kemudian membuatku bangkrut gitu?" Ujar millen yang akhirnya salah paham juga, mendengar hal itu rakishi nampak gelagapan karna di tuduh yang bukan bukan oleh bosnya

"Bukan! Tidak seperti itu bos! Anda salah paham! Kenapa saya harus mengambil resiko untuk hal seperti itu?!" Balas rakishi dengan pembelaannya

"Lalu? Apa masalahmu?" Tanya millen meminta penjelasan

"Ayolah bos, saya hanya memikirkan sesuatu yang tidak sepantasnya di ucapkan, itu saja" jawab rakishi yang jelas ambigu di telinga millen

"Ya makanya, apa yang sedang kau pikirkan itu?! Katakanlah yang jelas atau kau tidak ku gaji bulan ini!" Ujar millen dengan kesal sembari mengancam rakishi

"Saya sedang memikirkan cara membujuk bos untuk menaikan gaji saya atau minimal memberi bonus yang sedikit banyak gitu" ujar rakishi dengan nada suara yang nampak pasrah, tentu itu jelas bukan jawaban yang sebenarnya, ia sedang membodohi bosnya, ketahuilah itu!

"Oh.." balasan singkat dari millen dengan ekspresi datar nya yang sudah bisa di tebak oleh rakishi, entah kenapa rakishi sedikit merasa kecewa dengan respon bosnya itu

"Kalau kau membantuku mempercepat beberapa pekerjaanku sehingga aku bisa mendapat waktu senggang selama beberapa hari, lebih bagus kalo seminggu, maka akan ku berikan bonus padamu" mendengar hal itu rakishi nampak membelalakkan matanya dengan ekspresi terkejut yang kemudian segera ia netralkan kembali karna tatapan tajam dari bosnya

"Maaf? Apa ada alasan khusus mengapa anda ingin mengosongkan jadwal untuk seminggu kedepan?" Tanya rakishi yang balik penasaran pada bosnya

"Bukan alasan khusus, itu hanya karna marcel ingin pergi liburan keluarga bersama, tentu kau dan keluargamu juga akan ikut, soalnya itu adalah bonus yang ku janjikan padamu tadi" jawab millen yang membuat rakishi merasa tertohok karna saat mendengar kata "bonus" yang pertama ada dalam pikirannya adalah uang yang banyak, tapi ternyata bukan.

"Kenapa? Ekspresimu seakan akan kau tidak puas dengan bonus yang ku berikan?" Tanya millen pada intinya

"Tidak bos, justru saya sangat senang sekali karna kebetulan aiyaz juga bisa sedikit menghirup udara luar lagi dengan nyaman" balas rakishi dengan cepat

"Ngomong ngomong soal aiyaz, ku dengar dia sudah lama tak sekolah, kenapa?" Tanya millen menggali informasi

"Ah anak itu! Saya juga tak begitu mengerti, mungkin karna dia terlalu pintar jadi dia merasa bosan di sekolah karna tak ada yang tak bisa ia ketahui atau pelajari. Jadinya ia tak mau sekolah" jawab rakishi yang jelas berbohong, ia tak ingin bosnya tahu tentang masalah keluarganya dengan keluarga eackbert.

Aiyaz [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang