Ch 20 (Kebencian)

116 14 2
                                    

Hari demi hari pun berlalu, kematian ezekiel pun hanya di anggap angin lalu, tak sedikitpun keluarga eackbert merasa kehilangan, mereka nampak masih menikmati hidup mereka dengan santai, terlihat dari mereka yang kini sedang mendiskusikan sesuatu di ruang rawat inap aiyaz.

Tak beberapa lama, aktivitas keluarga itu terhenti karna melihat pergerakan kecil dari aiyaz yang selama ini statusnya sedang koma itu, aiyaz pun terbangun dari komanya dan ia langsung di sambut tatapan bahagia dari keluarganya.

Pada saat itu apa yang tengah di pikirkan aiyaz cuma satu "aku masih hidup?" Itulah yang ia pikirkan sampai kemudian ia menjadi panik karna memikirkan ezekiel.

Ia hendak bergerak turun dari brankar rumah sakitnya, tapi itu tak bisa di lakukannya karna tubuhnya terasa lemas, munkin efek dari sudah lama tidak bergerak.

"Dimana ezekiel?" Tanya aiyaz untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dan itu jelas membuat keluarga eackbert yang ada di sana merasa kecewa sekaligus kesal

"Bisa bisanya, setelah kau bangun dari tidur panjangmu, hal pertama yang kau tanyakan adalah orang itu?" Ujar gregson dengan wajah datarnya dan suara yang dingin, seperti biasa.

"Ngomong ngomong soal itu, sayangnya dia sudah mati" celetuk fedrick dengan wajah angkuhnya

"Yah~ itu karna dia tidak mampu bertahan hidup. Makanya mati adalah hal yang wajar untuknya" ujar felix yang juga ikut mengomentari

"Sudahlah.. jangan membahas orang yang sudah tiada" sergah owen dengan nada yang sedikit tegas.

Dalam situasi itu, terlihat aiyaz yang memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidurnya, ia berusaha menuruni tempat tidur itu tapi langsung di tahan oleh owen dan yang lainnya karna merasa khawatir

"Lepaskan aku! Jangan menghalangiku! Jika dia tidak selamat kenapa juga aku harus selamat? Aku ingin menyusulnya! Kita sudah janjian untuk mati bers-"

Plakkk!!!

Satu tamparan dari owen telah membuat suasana menjadi hening seketika, tatapan mata para anggota keluarga di sana menjadi begitu dingin dan menusuk, itu membuat perasaan sesak dan muak dalam diri aiyaz

"Jangan terlalu berlebihan, dia baru terbangun dan masih perlu pemulihan lebih lanjut ayah!" Ujar felix memberi saran

"Melihat dia yang sudah teriak teriak seperti ini bukankah berarti dia sudah pulih? Kakak kau jangan terlalu memanjakannya!" Balas fedrick dengan sindirannya

"Aiyaz cucuku yang bodoh, jika kau masih ingin melakukan tindakan bodoh dan tidak berguna itu, kakek akan pastikan rakishi dan astya tidak akan baik baik saja" ancam greyson yang sukses membuat aiyaz tersentak.

"Tidak.. kakek.. jangan lakukan itu.. aku.. aku.. aku janji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi.. karna itu tolong jangan lakukan itu..hiks..hiks..huu..huk" pinta aiyaz sebagai responnya sambil menatap ke arah greyson, tangannya berusaha meraih greyson dengan gemetaran, dan greyson pun meraih uluran tangan cucunya itu sembari tersenyum dan berkata

"pilihan yang bijak! Beginilah seharusnya cucuku!"

Sementara itu.. di suatu tempat pemakaman, lebih tepatnya pemakaman milik ezekiel, terlihat sesosok pria yang sedang mengunjungi makam itu sambil menaruh buket bunga yang tadi di bawanya di atas makam tersebut.

Pria itu memandang sendu makam yang masih basah itu, pikirannya jauh menerawang ke dalam masa lalunya, masa lalu yang memperlihatkan sebuah kisah tentang seorang wanita yang meminta suatu pertanggungjawaban atas ketidak adilan yang di alaminya

"Kalian harus bertanggung jawab! Ini anak anda tuan! Ingatkah bagaimana anda merenggut kesucian saya karna kemabukan anda di hari itu? Ini adalah hasil dari perbuatan anda!" Ujar wanita itu dengan penuh amarah sambil nenunjukan anak berusia sekitar dua bulan yang ada di gendongannya, cuaca pada saat itu sedang menandakan akan adanya hujan yang turun cukup deras di malam itu

Aiyaz [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang