Dini hari sekitar jam 5 subuh, terlihat ezekiel yang tengah berada di dalam kamar aiyaz yang gelap dan hanya di terangi cahaya bulan dari jendela kaca besar di kamar tersebut.
Dari arah jendela itu, ezekiel dapat melihat aiyaz yang duduk memeluk lutut sembari meratapi pemandangan menenangkan yang ada di luar jendelanya, atau mungkin ia sedang meratapi dirinya sendiri? Yah.. tidak ada yang tahu isi hati dan pikiran seseorangkan.
Ezekiel masih berdiri termenung di jarak satu meter dari aiyaz, seperti yang di ketahui, kondisi ezekiel tentunya babak belur dan memar hampir di sekujur tubuhnya, tak tercekuali wajahnya, apalagi ia terlihat seperti diobati seadanya, tidak mendapat penanganan khusus, hal ini membuat siapapun yang mengetahui tentang dirinya pasti merasa iba.
Mereka punya hati untuk mengasihani, tapi mereka tak punya kekuatan untuk menyelamatkan, karna itu.... tak akan pernah ada yang berubah.
"Aiyaz..." panggil ezekiel yang tak di respon sama sekali oleh aiyaz, aiyaz masih sentiasa menatap keluar jendela kamarnya
"Aiyaz... apa kau mendengarku? Apa kau mengingatku? Tolong jangan mengabaikanku!" Masih tak ada respon dari aiyaz sampai beberapa detik kemudian barulah aiyaz mengalihkan pandangannya dari jendela kaca itu dan menatap sosok ezekiel dengan sorot mata penuh kesedihan.
Anehnya.. bibir aiyaz malah menunjukan senyum senangnya dan hal itu jelas membuat ezekiel kesal dan marah karna ekspresi itu menyiratkan dua hal, pertama, sorot mata yang menyatakan kesedihan, dan kedua, senyum yang bermaksud mengatakan ia baik baik saja.
"Aiyaz.. aku dengar dari franz, kau jadi begini karna melihat ibu di tembak di depan matamu dan marcel terluka cukup parah saat hendak membawamu pergi, dan karna hal itu tuan millen yang selaku ayah marcel menyatakan dengan tegas bahwa kau dan marcel tak boleh memiliki hubungan apa pun lagi, demi keselamatan anaknya. Kata franz juga.. tuan millen sebenarnya masih kesal dan marah karna rakishi telah menyembunyikan identitasmu selama ini, ia merasa di tipu, ia menyalahkanmu atas apa yang terjadi selama ini, apa kau tau itu?"
Aiyaz hanya mengangguk dengan ekspresi yang masih sama, hal itu membuat ezekiel semakin sedih dan entah kenapa merasa bersalah dan kesal pada dirinya sendiri karna tak bisa berbuat apa apa
'Benar yang di katakan nova, aiyaz tak bisa terbiasa dengan kehidupannya yang sekarang ini, aku seharusnya tak berpikir bahwa keluarga ini akan menyayanginya dengan sepenuh hati, semua ini salahku! Salahku karna menggantungkan harapan pada orang yang tak memiliki perasaan' pikir ezekiel dalam lamunannya
"Aiyaz.. aku sudah hampir mencapai batasanku, aku sudah sangat lelah, bagaimana kalau kita mengakhiri penderitaan ini? Ayo bun*h diri! Ayo kita menjatuhkan diri bersama dari tempat tertinggi di kediaman ini? Aku tau tempatnya, karna hal seperti ini sering terlintas di pikiranku, pas terkena benturan mungkin akan sakit, tapi itu cuma sebentar kok, habis itu gak sakit lagi, jadi gak perlu khawatir. Gimana? Apa kamu ingin melakukannya denganku?"
Aiyaz nampak mengangguk begitu saja, masih dengan ekspresi yang sama, tersenyum dengan sorot mata yang menyedihkan.
Ezekiel pun menggandeng tangan aiyaz dan menuntunnya pergi ke suatu tempat sembari mengendap endap dan memperhatikan sekitarnya agar tak ketahuan oleh siapapun.
Tak lama kemudian, mereka berdua pun sampai di tempat yang di maksud dan sudah berdiri di atas pembatas ketinggian.
Posisi mereka sedang membelakangi arah lantai di bawahnya, lantai yang tidak rata karna memang desainnya di buat seperti bebatuan alam untuk menambah kesan keindahan di kediaman itu.
Ezekiel menatap aiyaz untuk meyakinkan niatnya, terlihat ekspresi aiyaz yang tidak berubah dari tadi, masih tersenyum dengan sorot mata kesedihannya
"Kau siap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aiyaz [End]
Fantasy(Malam Musim Dingin Yang Bersalju) Perusahaan story processing company (SP Group). Sebuah Perusahaan di luar nalar yang ada di negeri atlantis, perusahaan yang bekerja untuk mengubah alur dari suatu cerita novel jenis apa pun, dengan karyawan yang l...