Seorang wanita cantik terbangun dari tidurnya setalah sekian lama ia berbaring di ranjang rumah sakit, lebih tepatnya seminggu.
Rakishi yang melihat istrinya terbangun dari tidurnya itu pun segera menghampiri istrinya sambil menggenggam telapak tangan sang istri.
"Mas.. anak kita.. dimana mas?" Tanya astya humaira, istri dari rakishi.
Masih dengan nada yang lemah, rakishi pun dengan segera berjalan mendekati box bayi yang berada tak jauh dari brankar mewah tempat istrinya berada.
Dengan perlahan ia menggendong bayi mungil itu dan membawanya pada istrinya yang sudah terduduk sambil bersandar di kepala brankar dengan beralaskan dua bantal yang cukup tebal.
Astya nampak menggendong bayi itu dengan lembut dan penuh kasih sayang, perlahan, untaian senyum pun tercipta di wajah cantiknya sembari sibuk membelai kepala sang bayi, rakishi yang melihat hal itu pun tanpa di sadari juga ikut tersenyum
"Astya...dengar... anak yang kamu gendong ini.. bukanlah anak kita.. tapi jantung yang berdetak di tubuh anak ini... adalah jantung milik anak kita"
Mendengar pernyataan itu, astya pun terkejut dan menatap wajah suaminya dengan tatapan tak percaya.
Rakishi sendiri tak punya pilihan lain selain dengan mengatakan kebenarannya di awal, karna jika ia terus menunda untuk tak mermberitahukan kebebaraannya, perlahan keberanian dalam dirinya akan semakin terkikis.
"Apa maksud kamu mas?!" Tanya astya dengan nada tingginya
"Ingat kejadian saat kamu kecelakaan? Pada saat itu anak kita tidak selamat, dan di hari itu juga aku melihat seorang bayi yang di buang oleh seseorang di dalam kantung plastik. Bayi itu masih hidup...."
Pada akhirnya, rakishi pun menjelaskan apa yang terjadi pada bayi itu serta asal usul dari bayi yang di tolongnya, juga alasan bayi itu di buang oleh keluarganya.
Di luar dugaan, ternyata astya bisa menerima keadaan yang sesungguhnya, membuat perasaan rakishi menjadi lega karna istrinya memilih untuk mengihklaskan apa yang telah terjadi dan fokus untuk merawat penggati anaknya yang di kirimkan tuhan untuknya
"Jadi.. siapa nama anak ini mas? Apa kau sudah menentukannya?" Tanya astya dengan senyum dan tatapan sendunya pada bayi malang di gendongannya
"Aiyaz, lusio aiyaz humeera. Itulah namanya" jawab rakishi sembari mengusap lembut kepala sang anak
"Nama yang bagus, lusio memiliki arti sebagai cahaya, sedangkan aiyaz artinya ialah malam musim dingin yang bersalju, dan humeera adalah bentuk lain dari kata humarie yang berasal dari bahasa polinesia dan berarti penuh kedamaian" ujar astya dengan jelas
"Wow, darimana kau mengetahui semua itu?" Tanya rakishi yang tengah terheran heran dengan pengetahuan istrinya
"Aku pernah mencarinya di go*gle waktu sedang mencari nama untuk anak kita" jawab astya seadanya, rakishi pun hanya bisa menggeleng geleng kepala karna masih terheran heran dengan istrinya
"Jadi untuk nama panggilannya.. lusio? Atau aiyaz?" Tanya sang istri dengan polosnya
"Aiyaz saja, sepertinya lebih bagus dan cocok" jawab rakishi mengikuti sudut pandangnya
"Kenapa harus aiyaz?" Tanya sang istri meminta penjelasan lebih
"Hm? Mungkin karna dia aku temukan saat hujan deras yang di sertai angin kencang sehingga suhu udara di sekitarnya menjadi dingin dan seperti akan membuat salju turun di wilayah tropis dengan dua musim ini?" Jawab rakishi dengan penjelasan panjang lebarnya agar istrinya tak bisa bertanya lagi, tentunya hal itu sukses karna kini istrinya hanya bisa terdiam di atas brankar mewahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aiyaz [End]
Fantasy(Malam Musim Dingin Yang Bersalju) Perusahaan story processing company (SP Group). Sebuah Perusahaan di luar nalar yang ada di negeri atlantis, perusahaan yang bekerja untuk mengubah alur dari suatu cerita novel jenis apa pun, dengan karyawan yang l...