Ch 22 (Rencana)

119 12 0
                                    

Saat ini, terlihat kylie yang sedang terduduk di pinggir jendela besar yang ada di kamarnya, menatap sendu pemandangan dari hujan salju yang ada di luar jendela kamarnya itu, tentunya hujan salju itu telah menandakan posisi keluarga eackbert yang tengah berada di amerika itu.

Ya, sejak hari dimana rakishi dan astya mengalami kecelakaan itu, dan aiyaz yang sepenuhnya jatuh ke tangan keluarga kandungnya, keluarga eackbert tak lagi kembali menginjakan kaki di indonesia.

Mereka memutuskan untuk menetap di amerika, negara yang menjadi asal mula terbentuknya keluarga eackbert dan segala bisnis tetek bengek yang ada di sana.

Kylie tengah tenggelam dalam lamunannya, lamunan yang terjadi karna tengah menjelajahi kembali masa lalunya yang pilu itu.

"Anakku kemana mas?! Anak yang baru ku lahirkan? Kemana dia mas? D-dan siapa anak ini mas? D-dia bukan anakku! Kemana anakku mas? Kamu tidak menyingkirkannya karna tau dia memiliki masalahkan mas? Dimana dia?! Mas!" Tanya kylie dengan wajah panik dan khawatirnya serta kesedihannya yang tampak begitu jelas terlihat di wajahnya

"Maafkan aku.. anak kita... anak kita diculik" balas owen dengan raut wajah bersalahnya

"Diculik?! Jangan bohong kamu mas! Katakan yang sebenarnya! Dimana anakku?!" Ujar kylie yang sepenuhnya tak mempercayai jawaban suaminya itu, owen pun tak punya pilihan lain selain menceritakan yang sebenarnya

"Ayah... tidak setuju dia menjadi bagian dari keluarga kita... dia bilang, kecacatan tidak di perlukan di keluarga ini, karna itu... dia menyuruhku menyingkirkannya... dan mengatakan bahwa anak kita telah hilang di culik....... maafkan aku kylie" ujar owen sembari menundukan kepalanya karna tak sanggup untuk melihat bagaimana wajah kylie saat mendengar kenyataannya.

Sesuai dugaan... kylie jelas memasang wajah tak habis pikir serta kekecewaan yang mendalam, amarah? Tentu saja itu juga termasuk di dalamnya.

"Dan kamu menyingkirkannya? Darah daging kamu sendiri? Wow.. Kamu orang tua yang luar biasa! Seorang ayah yang hebat! Aku sampai tak bisa berkata kata lagi" ujar kylie dengan air matanya dan nada suara yang begitu rendah dan getar, itu adalah sebuah kekecewaan yang besar, puncak dari sebuah amarah.

"Kylie! Aku begini karna terpaksa! Kalau tidak kulakukan ayah akan-"

"Kamu seharusnya menentangnya! Untuk sekali saja di seumur hidupmu! Mengapa kau tak bisa menentangnya sekali saja?! Pernahkah kau mencoba untuk menentangnya? Ini salahku! Sungguh salahku! Aku seharusnya menikahi seorang pemimpin yang mampu memimpin dan melindungi keluarganya, bukan seorang budak yang selalu mengikuti dan memprioritaskan perintah tuannya" ujar kylie yang memotong perkataan owen dengan segala kekesalannya.

Itu jelas perkataan yang sangat menusuk di hati owen, di anggap budak oleh istrinya sendiri, jelas sekali hatinya terkejut dan terluka, singgungan yang tepat sasaran.

Pertengkaran suami istri itu pun membuat anak yang ada di pangkuan kylie menangis karna merasa tidak nyaman dengan keadaannya, hal itu membuat kylie tersadar akan keberadaan anak itu dan dia pun mulai mempertanyaan tentang anak di pangkuannya itu

"Siapa anak ini mas?" Tanyanya pada sang suami

"Itu.. anak itu.. dia pengganti untuk anak kita" jawab owen yang menimbulkan kecurigaan

"Darimana asal usulnya? Jawablah dengan sejujur jujurnya! Karna kalau sampai aku mengetahui informasi lain tentang anak ini, aku akan mengajukan perceraian dan menarik semua saham yang di berikan pada keluarga ini sebagai hadiah pernikahan dari keluargaku" ujar kylie lengkap dengan ancamannya yang membuat owen ketar ketir

"Anak itu adalah hasil dari ketidak sengajaanku dengan wanita lain saat mabuk, tapi aku sungguh tak memiliki rasa apapun pada wanita itu dan juga anak ini, semua itu murni sebuah ketidak sengajaan! Kau harus percaya!" Jawab owen dengan jawaban sejujur jujurnya, kylie nampak lelah dengan situasinya saat ini, banyak hal yang telah mengejutkannya, dia benar benar tak bisa berkata apa apa lagi sekarang

Aiyaz [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang