# SELFISH #

152 12 2
                                    

“Oppa aku lapar.”

Ningning baru saja bangun dan menrengek kalau perutnya demo.

“Mau makan  apa ?”

“Molla.”

“Nanti aku salah pesan makanan, kau sedih lagi.”

“Pizza saja.”

“Arraseo, tunggu sebentar.”

Renjun langsung memesan makanan dan minuman sesuai permintaan Ningning. Dan tidak selang berapa lama, ya sekitar 30 menit pesanan mereka datang. Selagi masih hangat mereka langsung menyantapnya bersama.

“Sudah mendingan ?”

“Ne, sudah lebih baik. Gomawo oppa.”

“Anything for you baby.”

“Menurut oppa, setelah nanti malam . apa yang akan terjadi ?”

“Ya, semuanya tergantung kalian semua. Bagaimana sikap dan keputusan yang akan kalian ambil. Kau sendiri inginya bagaimana ?”

“Molla.”

“Mau terus seperti ini memangnya ?”

Ningning tidak menjawab Renjun dan malam menyimpan makananya. Renjun bisa melihat mata Ningning yang mulai berembun kembali.

“Uljima.”

Renjun mendekati lagi Ningning dan memeluknya lagi.

“Kau bisa pusing kalau terus – terusan menangis.”

“Aku ingin membahasnya dengan kalian berdua.”

“Berdua “

“Mark.”

“Mark sedang bersama Giselle. Dia sedang mengantarnya ke tempat Doyoung Hyung.”

“Hanya mengantar kan ? Telfon dia. Aku mohon. Aku butuh kalian.”

“Ceritakan saja semuanya padaku. Percuma saja kalau aku telfon.”

“Oppa ... Hiks …”

Ningning mulai menangis lagi dan itu membuat Renjun kelimpungan. Akhirnya dengan berat hati Renjun mengambil ponselnya dan mencari kontak Mark.

“Kita speaker ya. Jadi kau bisa dengar sendiri.”

Ningning mengagguk.

#

Mark dan Giselle baru saja sampai di pemakamam, baru saja mereka mau turun Mark melihat ada panggilan masuk ke ponselnya.

“Renjun.”

Giselle hanya melirik sebentar.

“Aku angkat dulu sebentar ya. Ah, kita dengarkan saja bersama.”

"Wae ?”

“Kau dimana ?”

“Disuatu tempat.”

“Dimana ?”

“Sudah cepat katakan, ada apa ?"

“Ningning memintamu kerumah.”

Mark langsung melihat kearah Giselle.

“Bro ! Kenapa diam ?”

“Ada apa memangnya ?”

“Biasa, dia butuh kita untuk curhat. Kau bisa tidak ?”

Mark melihat Giselle yang memberikan ponselnya. Dan membaca sebuah tulisan disana.

‘Apa boleh satu kali saja aku berbuat egois? Hanya kali ini saja. Aku janji.’

A Chore In The Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang