# AGREED #

149 16 0
                                    

“Uhukkk uhukk.”

“Gwenchana ?”

Mark terlihat khawatir melihat Giselle.

“Kita kerumah sakit dulu saja ya.”

“Kita pulang saja. Aku hanya butuh istirahat.”

“Yak ! Suaramu bahkan sudah menghilang begitu !”

“Mark … “

“Aish ! Jangan menatapku begitu !”

Mark akhirnya langsung membawa Giselle pulang dan sesampainya dirumah dia langsung diusir oleh Giselle. Giselle langsung masuk ke dalam rumah da ternyata keluarganya sedang sarapan bersama. Mereka semua melihat Giselle menaiki tangga dan memakai jaket kebesaran, sudah dapat di pastikan itu milik Mark. Giselle langsung masuk kedalam kamar tanpa menemui yang lain dulu.

“Ningning, kau kesekolah hari ini ?” Tanya Lucas

“Ne. ada yang harus diurus.”

“Renjun menjemput ?” Tanya Jaehyun

“Tidak. Dia ada acara keluarga.”

“Tunggu saja didepan. Aku ada kelas pagi.” Ucap Shotaro

Ningning melihat kearah Johnny. Dia masih takut, kalau ternyata mereka belum berbaikan. Dan ternayta Johnny memberikan anggukan kecil.

“Aku ambil tas dulu.” Ucap Shotaro

“Ne oppa”

Setelah Shotaro kembali dia langsung berangkat bersama Ningning. Menuju sekola Ningning dulu tentu saja. Baru melanjutkan perjalanan ke kampusnya.

“Gomawo oppa.”

“Ne, hati – hati pulangnya aku tidak bisa menjemput.”

“Ne oppa.”

Ningning langsung masuk kedalam kelas dan berbincang dengan teman – temannya disana. Sedikit sepi memang, karena tidak banyak orang yang datang. Dan lagi 3 orang yang selalu bersamanya tidak ada.

“Ningning.”

“Mark.”

“Renjun mana ?”

“Ada acara keluarga. Kau kesini dalam rangka apa ?”

“Mengurus beberapa nilai. Tapi sudah selesai. Mau mengobrol ?”

“Kajja."

Mereka akhirnya memilih mendatangi salah satu café dekat sekolah. Untuk sekedar nongkrong cantik, makan – makanan ringan dan berbincang. Entah kenapa Ningning merasa sedikit canggung dengan Mark, padahal Marknya biasa saja.

“Bagaimana kemarin malam ?”

“Ya kami semua sudah meonton video yang di buat Yuri eomma. Dan semua pertanyaan kami terjawab.”

“Tidak ada masalah barukan ?”

“Tidak ada. Bahkan kami semua sepakat untuk menandatangani surat warisannya.”

“Syukurlah. Aku senang mendengar semuanya berjalan lancar. Apa kau sudah baik – baik saja ?”

“Sudah. Semalam kau bersama Giselle ?”

“Hanya menginap di penginap terdekat dari pemakaman. Karena sudah terlalu larut untuk pulang.”

“Mark, maaf.”

Mark melihat kearah Ningning sedikit bingung.

“Kenapa meminta maaf ? Memangnya kau berbuat salah ?”

“Maaf karena selalu bergantung padamu. Maaf karena selalau egois. Dan maaf karena selalu menganggu hubunganmu.”

“Mwo ? Aigoo .. Aku sama sekali tidak merasa kau seperti itu. Kau sudah aku anggap seperti adikku sendiri sekarang. Jaid meminta tolong atau semacamnya bukan hal yang salah.”

“Tetap saja ! Bahkan kemarin aku dan renjun sempat sedikit bertengkar.”

“Wae ?”

“Ya masalah itu.”

“Ah, maaf kalau begitu. Kalau membuat hubungan kalian jadi bermsalah.”

“Tidak, lagi pula sudah selesai kami bicarakan.”

“Aku harap kita berempat bisa seperti dulu lagi sebelum brepisah untuk kuliah.”

“Memangnya kau mau kuliah dimana ?”

“Dimana pun Giselle kuliah, aku akan ada disana juga. Kemungkinan di Busan. Bukanya mereka akan pindah kesana.”

“Kami inginya mereka semua tidak pindah. Tapi mendengar permintaan Yuri eomma yang ingin anak – anaknya bebas, kami jadi sepakat melepas mereka. Mark, apa kau tau Giselle bisa melihat hantu ?”

Mark menatap Ningning tidak percaya.

#

Yuta yang tidak ada kegiatan hari ini langung pergi kekamar Giselle setelah selesai makan. Yuta melihat adiknya yang terbungkus selimut.

“Giselle.”

“Hhmm.”

“Appo ?”

“Gwenchana.”

Yuta mendegar suara Giselle yang hampir menghilang dan juga serak. Yuta langsung membuka selimut yang digunakan Giselle, dan bisa melihat wajah adiknya pucat pasih dengan keringat dingin yang mengalir deras. Setelah mengecek suhu tubuh Giselle, Yuta sudah tidak bisa berkata apa – apa lagi. Demamnya tinggi sampai 39 derajat dan itu membuatnya khawatir.

“Kita kerumah sakit sekarang !”

Yuta langsung menggendong Giselle dengan cepat. Bukanya tidak mau melawan atau menolak, membuka matanya saja sulit. Badanya sudah terlalu lemas dan tidak enak. Jadi Giselle hanya bisa terlukai di gendongan Yuta.

“Bagaimana keadaanya ?”

Yuta langsung menodong dokter yang sekaligus sahabatnya, Kun.

“Jadi bagaimana keadaanya ?”

“Menurutmu ?!”

“Kun, ayolah.”

“Dia kelelahan dan stress. Sudah aku bilang berapa kali, jangan biarkan dia sampai stress !”

Yuta langsung saja mendapat sirman rohani yang begitu keras dan panjang.

“Iya, aku yang salah.”

“Kau ini selalu kecolongan ! Dia harus istirahat total beberapa hari. Bukan demamnya yang aku khawatirkan, tapi psikologisnya. Lebih baik jangan ada yang menjenguknya dulu.”

“Ne. arraseo.”

Setelah selesai dengan siraman rohaninya, Yuta pamit untuk pergi ke ruangan Giselle. Sambil menemani Giselle yang tertidur, Yuta menelfon Doyoung untuk menanyakan masalah persiapan kepindahan mereka.

“Ne, Hyung.”

“Kau sudah selesai mengecek rumah ?”

“Sudah Hyung. Ya, seperti kata Hyung kemarin ruamahnya sederhana. Hanya ada 3 kamar. Tapi cukup untuk kita semua. Aku baru selesai bersih – bersih.”

“Wah, sepertinya memang sangat sederhana sampai kau bisa membersihkanya sendiri.”

“Ya, begitulah. Beberapa barang juga sudah aku bawa. Mungkin sisa beberapa koper dan dus lagi. Hyung, mungkin aku dan Hyung akan mengisi kamar di bawah, karena double bad disana. Lalu 2 kamar di atas bisa di pakai Shotaro dan Giselle. Atau Hyung mau di lantai 2, biar aku dan Shotaro satu kamar.”

“Gwenchana, kita di lantai 1 saja. Maaf tidak bisa membantumu.”

“Tidak masalah Hyung. Kita kan membagi tugas. Apa yang lain tau Giselle dirawat ?”

“Belum. Kun bilang jangan ada yang menjenguknya dulu. Aku jadi bingung juga.”

“Itu semua kan untuk kesehatan Giselle juga. Jadi pasti mereka akan mengerti. Kita berpamitan nanti malam Hyung ?”

“Ne. Jadi tolong hari ini kau dan Shotaro bereskan semuanya. Pengacara akan menemui kita semua nanti malam untuk tanda tangan berkas. Aku juga akan datang, Giselle aku titipkan pada Kyulkyung dulu. Sebagai yang tertua aku harus berpamitan dengan sopan.”

“Arraseo Hyung.”

Yuta langsung kembali duduk disebelah ranjang Giselle. Yuta mengusap kepala Giselle dengan lembut.

“Cepatlah sembuh. Kita sudah bebas.”

#

“Mark !”

“Ne.”

“Malah melamun !”

“Ah, maaf. Kau tau darimana ?”

“Yuta oppa. Kemarin oppa bertanya padaku, apa aku bisa melihat hal seperti itu. Oppa khawatir kecolongan lagi seperti Giselle.”

“Ya, aku tau. Tapi Giselle tidak tau, aku pura – pura didepanya.”

“Darimana kau tau ?”

“Waktu itu aku dan Gisellle, mengantar Yeji dan saudaranya ke ya semacam orang pintar. Selama disana Giselle terlihat tidak tenang, saat pulang wanita itu juga mengajak bicara Giselle. Dan tidak lama selang beberapa hari, wanita itu mengirim pesan padaku dan memberitau soal Giselle.”

“Aku merasa bersalah padanya.”

Malam hari, kembali semua anggota keluarga berkumpul untuk mengurus sebuah final dari urusan mereka semua. Yuta juga sudah menitipkan Giselle pada Kyulkyung.

“Maaf, membuat kalian menunggu.” Ucap Yuta

“Gwenchana Hyung. Giselle mana, Hyung datang sediri ? Aku tadi mengecek ke kamarnya tapi tidak ada.” Ucap Johnny

“Giselle sedang kurang sehat. Tadi siang aku membawanya ke rumah sakit, dan ternyata harus dirawat. Nanti tanda tanganya bisa menyusul.”

“Apa sakitnya parah ?” Tanya Ningning

“Tidak, hanya demam saja. Bagaimana kalau kita mulai.”

Semuanya mengangguk dan mulai berkumpul diruang tengah. Setela mendapatkan penjelasan dari pengacara appa mereka, semuanya langsung membubuhkan tanda tangan persetujuan.

“Hyung benar akan pindah ?” Tanya Johnny

‘Ne. Hei, kita hanya pindah rumah saja. Bukanya memutus persaudaraan. Kita tetap keluarga, hanya tidak satu rumah saja.lagi pula hanya dibusan, 2 sampai 3 jam dari sini.”

“Ya, tetap saja kan Hyung. Dari baru lahir sampai sebesar ini kita terbiasa bersama – sama.” Ucap Jaehyun

“Pada akhirnya nanti juga kita akan berpisah. Kita kan nanti punya kehidupa pribadi masing – masing.”

Ya memang akan terasa sangat aneh mungkin awalnya, karena belum terbiasa. Walaupun sebenarnya Johnny yang lain ingin tetap bersama Yuta dan adik – adiknnya, ya menjalani hidup seperti biasa. Tapi bukan dengan tugas – tugas aneh itu. Hidup normal dengan semua hak dan keinginan masing – masing. Tapi ya kembali lagi, mungkin kalau tetap bersama Yuta dan adik – adik nya akan merasa tetap punya tanggung jawab.

“Kalian sudah beres – beres dan berkemas ?” Tanya Jaehyun

“Sudah semuanya.” Jawab Doyoung

“Secepat itu ?! Kalian menganggap kami apa. Masa kami tdiak membantu.” Kesal Lucas

“Kita kan hanya membawa barang pribadi saja. Bukan satu orang, satu kamar.” Ucap Shotaro

“Kalau kalian masih mau berbincang lanjautkan saja, aku harus kembali kerumah sakit. Kasian kyulkyung menunggu Giselle sendirian.”

“Ehem … Siapa tadi ? Kyulkyung ?” Goda Johnny

“Kau sedang meledekku ?”

“Wah … Hyung benar dengan dia ? Daerbak !” Ucap jaehyun

“Yang waktu itu Johnny oppa perlihatkan photonyakan ?”

“Yak ! Johnny kau tukang gossip !”

“Lucas yang mulai bergosip Hyung !”

“Lah ? Aku diam saja masih di tuduh.”

Tak lama terdengar suara panggilan masuk ke ponsel Yuta.dan nama orang yang sedang di bahas tertera disana. Yuta langsung menghindari keramaian.

“Wae ?”

“Oppa,masih lama ?”

“Aku sudah mau ke rumah sakit. Ada apa ?”

“Sejak tadi Giselle mengigau dalam tidurnya, memanggil Yuri eomma. Tidurnya jadi tidak nyaman. Aku sudah memanggil Kun tadi, diab
bilang itu karena demanya yang masih tinggi. Tadi juga sudah Kun beri obat.”

“Aku pulang sekarang kalau begitu.”

“Hati – hati.”

“Ne.”

Yuta langsung kembali ke ruang tamu dan langsung mendapat tatapan yang memojokan.

“Aku duluan kalau begitu.”

“Hyung tidak mengajak kami menjenguk Giselle ?” Tanya Lucas

“Kalau kau mau menjenguk Giselle, minta izin pada Kun. Dia yang punya wewenang.”

“Aku pikir karena ada Kyulkyung eonni.”

“Kami menyusul nanti Hyung.” Ucap Shotaro

“Ne.”

***

Annyeong chingu 😊

Nulis beberapa cerita sekaligus melelahkan ya.
Padahal dibuat sendiri juga capenya 😑

Jangan lupa Votenya sesudah membaca ya.
Sebuah penyemangat sederhana buat up lagi. 😊

***

Maaf, kalau ceritanya terasa tidak karuan, monoton, dan garing mungkin.

Maaf juga untuk cara penulisan cerita, yang mungkin menurut kalian aneh. Itu sudah menjadi style pribadi mungkin. 🤣

Typo juga sepertinya dimana - mana.
Dan juga bahasa yang campur aduk.

Thank you for your support.
Don't forget to vote and leave your comments after reading.
I personally really look forward to your comments, to add to the spirit.

💙💙💙

A Chore In The Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang