03. Tragedi

8.8K 880 27
                                    

Mungkin kalian terkejut dengan hubungan Jennie juga Lisa, yang ternyata adalah sepasang kekasih saling mencintai. Namun, Lisa memang selalu mengatakan akan menolak pertunangan mereka, karena ia benar-benar lelah menghadapi sikap Jennie, yang sangat haus akan perhatian darinya.

Hubungan keduanya, juga sudah hampir menginjak 1 tahun. Hubungan yang dimana, hanya kedua orang tua mereka lah yang tahu. Bahkan sekretaris, manager dan asisten pribadi keduanya tidak mengetahui, akan hal ini.

Mereka berdua pun akan bersikap seperti layaknya model dan atasannya, ketika berada di agency. Namun akan berubah menjadi pasangan hangat, clingy dan romantis saat berada di mansion Lisa atau bahkan di apartemen milik Jennie.

Dan foto saat di rooftop itu memang benar adanya, bukan karena kesalahan Jennie yang mabuk pada saat itu. Keduanya memang benar-benar menyatukan bibir mereka karena, kemauan mereka sendiri tanpa paksaan sama sekali.

"Kamu lihat kuku jariku, sangat cantik bukan?" tanya Jennie saat mereka berdua sudah tiba di mansion pribadi, milik Lisa.

Ia juga menyodorkan kedua tangannya ke hadapan Lisa, memperlihatkan kuku jarinya yang di nail art dengan begitu indahnya.

"Hmm, Aku suka, ini sangat berkilau dan begitu cantik, seperti wanita di hadapanku" ujar Lisa sambil mengusap lembut jari tangan Jennie.

Sedangkan Jennie, wanita berpipi mandu itu sudah menundukkan kepalanya karena tersipu malu, mendengar perkataan Lisa barusan.

"Kenapa menunduk, hum?" tanya Lisa dengan menaikkan dagu Jennie, agar kekasihnya itu kembali menatap kearahnya.

"Tidak apa" malu Jennie, kemudian ia menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Lisa, yang sudah menjadi candu untuknya.

"Ingin makan apa malam ini? Sebutkan saja, maka aku akan membuatkannya untukmu" lembut Lisa sambil mengecup singkat bibir mungil Jennie.

"Jika aku bilang ingin memakanmu saja, bagaimana?" goda Jennie, ia juga memajukan wajahnya mendekati wajah rupawan milik Lisa.

"Dagingku tidak enak sayang, lebih baik kamu memakan daging sapi saja yaa?" canda Lisa dengan kedua tangannya yang menangkup gemas, pipi mandu Jennie.

"Benarkah, huaaam~ aaarrrghhhh~" ujar Jennie sambil menggigit lengan kanan Lisa, yang hanya berbalut kemeja kantornya.

"Hey, kotor jangan digigit sayang" ucap Lisa dengan kekehan kecilnya dan Jennie hanya memperlihatkan gummy smilenya pada Lisa.

"Aigooo, kenapa kekasihku ini sangat menggemaskan, eoh?" Jennie semakin membuat wajah lucunya, agar Lisa semakin gemas padanya.

"Apa besok, kamu akan menemaniku pemotretan? Jadwalku akan sangat padat dan waktu kita untuk bertemu juga hanya sedikit, boo" lirih Jennie yang langsung merubah raut wajahnya, menjadi sedih.

"Jam berapa akan dimulai? Beritahu aku saja, maka aku akan datang untuk melihatmu" kata Lisa sambil menjatuhkan keningnya di bahu kiri Jennie.

Jennie yang menerima perlakuan Lisa pun, segera mengusap penuh kasih sayang tengkuk kepala Lisa, lalu dipeluknya wanita bermata hazel itu dengan sangat lembut.

"Apa kepalamu sakit? Jika iya, kamu tidak perlu memasak untukku. Lebih baik kita memesannya saja, aku takut kamu kelelahan" ucap Jennie dengan nada penuh kekhawatiran.

"Aku hanya ingin seperti ini, sayang. Kepalaku juga baik-baik saja dan aku akan memasakkan apapun yang kamu inginkan, tidak usah khawatir" kata Lisa tanpa berubah posisinya, karena jujur saja ia sudah sangat nyaman.

"Kekasihku sedang dalam mode manjanya, eoh? Baiklah, aku akan mencharger energimu sampai full dan kembali bersemangat seperti semula" ujar Jennie sambil mempererat pelukannya dan sesekali mengecup bibir juga ujung hidung Lisa.




My Beloved Model Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang