09. Ketahuan?

7K 775 54
                                    

Lisa mulai menjatuhkan tubuh mungil Jennie, hingga membuatnya berbaring di sofa. Senyum Jennie semakin merekah ketika Lisa mengusap lembut pinggang rampingnya dan mengecup bibirnya, berkali-kali.

"Aku lebih suka, jika kita melakukannya di atas sofa seperti ini. Meja kerjaku sangat keras dan itu hanya akan membuatmu sakit dan pegal nantinya" bisik Lisa, lalu Jennie mulai melingkarkan kedua tangannya di leher jenjang Lisa.

"Maka lakukanlah, aku siap. Terakhir kali kita melakukannya, bukankah itu 3 minggu yang lalu?" tanya Jennie sambil melonggarkan dasi kerja juga membuka dua kancing teratas kemeja putih milik Lisa.

Lisa yang berada diatas tubuh Jennie dengan menggunakan sikunya sebagai tumpuan, kini mulai mengendus dan mengecup leher juga pundak mulus Jennie yang terekspos, indah.

"Aku ingin uyyu kesukaanku, apa boleh?" manja Lisa dengan menjatuhkan kepalanya tepat diatas gundukan kenyal, sang kekasih.

"Apa seenak itu? Padahal milikku tidak mengeluarkan apapun, boo" ujar Jennie sambil mengusap lembut kedua rahang tegas Lisa.

Tanpa menjawab, Lisa pun segera membuka kancing blouse putih milik Jennie hingga memperlihatkan, gundukan kenyal yang tertutup rapat oleh bra hitam bermerk Calvin Klein, favorit Jennie.

Bibir tebalnya itu mendarat dengan sempurna, tepat diatas nipple kemerahan milik Jennie. Kepalanya seketika diremas kencang oleh Jennie, ia juga mendengar suara desahan sexy Jennie yang tentunya membuat dirinya bergairah.

"Aaaahhhh~"





¶¶¶¶¶¶




Jennie berjalan menuju ruangannya, setelah pergulatan panasnya yang baru saja selesai bersama Lisa. Ia juga menggunakan blazer hitam milik Lisa untuk menutupi tubuhnya yang hanya, memakai blouse. Mungkin sebagian staff menyadari hal ini, namun Jennie tetap berjalan santai seperti tidak ada yang terjadi.

"Dia benar-benar membuatku sulit untuk berjalan" gumam Jennie sambil tersenyum dan mengingat adegan panasnya, bersama Lisa.

Bersamaan dengan itu pula ia melihat seorang pria tengah berdiri, tepat didepan pintu ruangannya. Dengan dua orang bodyguard di sampingnya.

"Nona Jennie-ssi, pria aneh itu sedari tadi menunggu anda" bisik salah satu bodyguard yang segera menghampiri Jennie, bernama Yuta.

"Hufftt, lalu kenapa anda izinkan masuk ke agency? Ini hanya akan membuat rumor baru, di luaran sana" kesal Jennie dibalas garukan kepala yang tak gatal, oleh Yuta.

"Dia bilang dia sudah mendapat izin dari agashi, apa dia berbohong?" tanya Yuta, sambil menatap penuh tajam pria di depannya.

"Ya sudah kalian kembali bekerja, biar pria ini saya yang urus, terima kasih" ujar Jennie yang kemudian dibalas salam hormat oleh Yuta juga Jungwoo.

"Ada keperluan apa anda datang ke sini?" tanya Jennie sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hanya ingin memberikanmu ini dan juga ini" ujar pria keturunan Prancis, Amerika  dengan sebuket bunga mawar merah dan sekotak coklat, ditangannya.

"Apa kedua orang tua anda yang menyuruh anda, untuk datang ke sini. Dan menyebarkan rumor baru lagi, dengan para media yang sudah berbaris di luar agency?!"

Pria itu, Timothée Chalamet anak dari Han Jacob Chalamet yang dikenal sebagai dokter Han. Kalian masih ingat berita tentang kehamilan Hye Jin, pemilik dari Bazaar yang memiliki hubungan gelap dengan dokter Han?

Mungkin keduanya masih belum terima dengan bocornya hubungan mereka, ke publik dan itu semua karena Jennie. Padahal Jennie hanya ingin mengungkap sesuatu yang salah juga memberikan sedikit pelajar pada Hye Jin.

My Beloved Model Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang