Pertunangan, sebuah komitmen yang dibuat oleh sepasang kekasih untuk mengikat janji menuju ke jenjang yang jauh lebih serius. Seperti apa yang akan Lisa dan Jennie lakukan pada hari ini, Minggu 23 September 2025. Dimana keduanya akan saling terikat satu sama lain.
Setelah 1 minggu berada di Paris, Jennie terus-menerus mendesak Lisa agar wanita bermata hazel itu mempercepat pertunangan mereka. Padahal Lisa sudah mengatakan kalau ia lebih memilih untuk melangsungkan, pernikahan saja. Di bandingkan harus menggelar pertunangan seperti ini.
Namun Jennie, masih tetap ingin mengadakan acara pertunangannya. Akhirnya Lisa menyetujui apa yang Jennie inginkan, karena memang tidak ada salahnya kalau mereka mengadakan acara pertunangan terlebih dahulu. Sebelum nantinya mereka menggelar pernikahan.
"Apa aku terlihat cantik, boo?"
Entah sudah berapa kali Jennie menanyakan hal sama, pada Lisa. Wanita berpipi mandu itu sedikit merasa tidak nyaman dan takut jika dirinya tidak terlihat cantik. Padahal mau seperti apapun Jennie, pasti wanita itu selalu terlihat cantik dan menarik, terlebih di mata hazel milik Lisa.
"Kamu sangat cantik, sayang. Semua orang juga sudah mengetahuinya, kenapa kamu selalu bertanya seperti itu padaku, hum? Kamu selalu cantik dimataku, kamu begitu sempurna untukku sayang" ujar Lisa lembut.
"Huaa, aku hanya takut para tamu undangan membicarakan hal yang tidak-tidak tentangku. Dan aku takut jika, mereka membandingkanku karena aku tidak cocok bersanding denganmu" lirih Jennie.
Jennie cukup sadar, akan dirinya yang hanya seorang model. Sedangkan Lisa adalah seorang CEO dan pewaris tunggal seluruh kekayaan keluarga Manoban. Ia baru tersadar betapa sempurna seorang Lalis Carls Manoban, satu ini.
"Aku akan segera memberi mereka, sedikit kejutan kalau saja mereka berani berkata seperti itu padamu! Lebih baik kamu tidak usah mendengar perkataan mereka nantinya, karena aku tidak akan terpengaruh perkataan mereka. Hatiku juga akan tetap memilihmu, sekali kamu ya hanya kamu. Tidak ada yang lain, sayang"
Padahal Jennie juga pewaris tunggal dari keluarga Kim, dimana keluarga mereka juga tidak kalah kaya nya dengan keluarga Manoban. Lalu kenapa wanita bermata kucing itu takut, akan perkataan tamu undangannya nantinya.
"Acara akan segera di mulai, ini hanya acara pemakaian cincin. Kalian tidak perlu tegang, terlebih kamu Jen" ucap Jessica sambil mengusap lembut punggung tangan sang anak.
"Boo, kenapa tamu undangannya sangat terlihat banyak?" tanya Jennie yang sedari tadi melihat ke arah bangku yang sudah di siapkan, di luar.
Tempat yang mereka pilih adalah rumah kediaman Manoban, dimana halaman luas dan megah itu di sulap menjadi tempat yang sangat mewah dan cantik untuk pertunangan.
"Aku bahkan hanya mengundang 5 rekanku, sayang. Mungkin saja ini rekan bisnis Papah juga Daddy atau bahkan Mamah dan Mommy kita?" bingung Lisa.
Jennie menghela nafasnya, karena ia sudah meminta pada Daddy dan Mommynya untuk tidak mengundang banyak tamu. Karena yang ia inginkan hanyalah acara pertunangan yang dihadiri oleh keluarga besar dan inti saja. Tapi saat ini, mungkin hampir ada 300 tamu undangan yang datang.
"Aku rasa pertunangan kita seharusnya di laksanakan di dalam kamar saja, antara aku dan kamu. Tidak perlu acara mewah seperti ini" ujar Jennie sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kan sudah aku bilang, kita langsung menikah saja. Tidak usah mengadakan acara pertunangan seperti ini, sayang" kata Lisa yang kini mulai memeluk pinggang ramping Jennie.
"Huufftt, ternyata kamu benar. Tapi mau bagaimana lagi, orang tua kita sudah mengundang banyak para tamu. Dan aku tidak bisa membayangkan, kalau kita menikah nanti. Berapa banyak tamu yang akan mereka undang di pernikahan kita, boo"
"Bisa saja itu ribuan sayang, kita harus siap menghadapi hari pernikahan kita nanti" kata Lisa dengan menjatuhkan kepalanya di bahu kanan Jennie.
"Kita harus menyiapkan fisik dan mental kita, boo" lirih Jennie sambil menepuk beberapa kali pucuk kepala Lisa, lembut.
¶¶¶¶¶¶
Acara pertunangan berjalan dengan lancar dan telah selesai. Lisa kini, menggendong tubuh Jennie yang terlihat begitu kelelahan. Mereka harus menyalami semua tamu yang mengucapkan selamat pada mereka berdua. Tentunya tamu yang hadir bisa dibilang banyak, sampai-sampai Jennie di buat kelelahan seperti ini.
"Aku akan membawa Jennie ke kamarku, dia sangat kelelahan dan aku tidak tega melihatnya tertidur di gendonganku" ucap Lisa pada orang tua mereka.
"Yaa, kalian berdua beristirahat. Besok kalian juga masih libur. Ajaklah Jennie berjalan-jalan, dia pasti masih ingin menghabiskan banyak waktu, berdua denganmu" ujar Marco yang dibalas anggukan kepala oleh Lisa.
"Lisa pamit Mah, Pah, Mom and Dad"
Saat lisa berjalan menaiki anak tangga, ia menundukkan kepalanya untuk melihat Jennie yang ternyata sedang menatapnya. Lalu ia melihat gummy smile milik Jennie yang terukir begitu indahnya.
"My fiance" ucap Jennie malu-malu.
Sedangkan Lisa terkekeh mendengarnya, tentu saja ia suka akan panggilan terbaru dari Jennie itu, sangat menggemaskan.
"Ada apa, hum?" tanya Lisa sambil melanjutkan kembali langkahnya menaiki anak tangga.
"Love you, terima kasih sudah mau menuruti kemauanku yang satu ini. Aku tahu kamu tidak terlalu menginginkan acara pertunangan kita ini, karena kamu lebih menginginkan kita segera menikah. Tapi kamu tetap mau membuat acara pertunangan, untukku. Aku senang dan sangat bahagia karena pertunangan kita" ujar Jennie dengan menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Lisa.
"Love you more, honey. Apapun yang membuat bahagia dan membuatmu senang, aku pasti akan selalu berusaha untuk mewujudkannya. Karena kamu adalah segalanya bagiku"
"Tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui sebelum kita menikah, boo"
Alis Lisa mengerut, bingung. Apa ada sesuatu yang Jennie sembunyikan darinya. Kenapa wanita bermata kucing itu baru berani mengatakannya, setelah acara pertunangan mereka selesai di gelar.
"Kamu harus mengetahuinya, karena aku sudah tidak ingin menyembunyikannya lagi darimu"
"Apa itu sangat penting? Kenapa baru sekarang, sayang?" tanya Lisa sambil menurunkan Jennie di kasur king size miliknya.
"Karena aku baru mengingatnya, boo" lirih Jennie dengan memeluk erat leher jenjang Lisa.
Lisa menghela nafasnya sejenak, ia melepas perlahan kedua tangan Jennie yang berada di lehernya, untuk ia genggam.
"Katakanlah, aku pasti akan mendengarkannya"
Jennie menatap dalam hazel di depannya. Ia menundukkan kepalanya sebelum akhirnya ia kembali menatap hazel Lisa.
"Aku pernah pipis di celana saat melakukan pemotretan, beberapa minggu lalu, huaaaaaaa~"
TBC🤍
Gak jadi panik nih si Lilis huahaha
Btw, di percepat aja yaaaa alurnya biar bisa langsung menuju ke pernikahan
Mungkin ada yang mau request untuk part berikutnya, di persilakan.....
Menggemaaassshhhkaaan😝🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Model
FanfictionLangsung dibaca aja yuuuk gak usah dijelasin nanti juga kalian paham hehehehe