17. Panik

5.5K 688 23
                                    

Lisa termenung sambil mengusap penuh kasih sayang wajah sang kekasih. Saat ini keduanya sudah berada di mansion, dengan Jennie yang baru saja terlelap setelah sedari tadi merengek padanya. Untuk segera memiliki seorang anak.

"Aku tidak akan pergi darimu sayang, sekali pun kamu tidak menginginkan seorang anak dariku, aku tidak akan pergi" gumam Lisa lirih.

Ia tahu ketakutan terbesar Jennie, saat ini adalah dirinya. Jennie ingin memberikan yang terbaik untuknya, walaupun ia tahu kekasihnya ini belum siap.

"Keputusanmu sudah menjadi keputusanku juga, aku akan menunggu selama 2 tahun. Dan disaat kamu sudah siap, maka kita akan segera memilikinya. Jangan seperti ini, aku tahu kamu belum menginginkannya dan jangan bersikap seolah-olah kamu ingin, karena aku tidak apa sayang"

"Tapi aku takut, boo" suara serak Jennie sukses membuat Lisa menegang kaku.

Jennie semakin mendekat kearah Lisa, ia juga mempererat pelukannya dan bersembunyi di ceruk leher jenjang Lisa.

"Tidak ada yang perlu kamu takutkan, sayang. Aku akan tetap disisimu, selamanya" lembut Lisa sambil mengecup dalam pucuk kepala Jennie.

"Aku takut, aku takut kamu pergi" lirih Jennie dan Lisa pun menjadikan Jennie berbaring diatas tubuhnya.

Lisa memeluk erat pinggang juga bahu sang kekasih, ia juga mengucap kalimat cintanya terus menerus pada Jennie. Ia hanya ingin Jennie mengetahui, jika dirinya tidak akan pernah pergi dan hanya dia lah yang Lisa inginkan.

"Sekali kamu ya tetap kamu Jennie, aku tidak mungkin melepasmu begitu saja hanya karena seorang anak. Aku tidak masalah untuk menunggu, asal kamu tetap berada disampingku, menghabiskan waktu berdua bersamaku, cukup itu saja dan selalu percaya padaku. Aku tidak mungkin meninggalkanmu, sayang"

Jennie sedikit menaikkan tubuhnya, sampai akhirnya dahi keduanya saling bersentuhan. Ia tersenyum lirih sambil mengusap lembut kedua pipi Lisa. Lalu ia menyatukan bibir mungilnya ke bibir tebal milik Lisa, mencium sang kekasih dan menyalurkan rasa cinta dan kasih sayangnya, pada Lisa.




¶¶¶¶¶¶




Keesokan siang harinya, Lisa tengah disibukkan oleh banyaknya berkas yang harus segera ia tanda tangani. Ia juga sebentar lagi akan mendebutkan idol girl grup terbarunya, yaitu Typa Girl yang terdiri dari 4 orang.

Mungkin 3 hari lagi girl grup tersebut akan debut dan mengeluarkan album single pertamanya. Tadinya ia sempat ingin menjadikan Jennie salah satu di antara member Typa Girl, tapi setelah ia pikir-pikir lebih baik sang kekasih menjadi seorang model saja.

"Bona-ssi, setelah tanda tangan semua berkas ini, apa ada lagi yang harus saya kerjakan?"

"Saya rasa tidak ada lagi, agashi. Jadwal anda hanya cukup sampai jam makan siang saja. Tapi, besok jadwal anda akan sangat padat. Dimulai dari meeting bersama beberapa petinggi tentang keuangan, lalu di lanjutkan dengan meeting tentang girl grup Tyap Girl dan terakhir jadwal anda bersama nona Jennie, terkait fitting baju untuk pertunangan" jelas Bona.

Sekretaris pribadinya itu bahkan sudah membuat jadwal untuk dirinya bersama Jennie. Karena sekarang, semua karyawan, staff dan petinggi yang bekerja dengannya sudah mengetahui, hubungannya bersama Jennie.

"Baiklah, terima kasih"

Bona membungkukkan badannya sebagai jawaban, lalu ia berjalan keluar meninggalkan Lisa seorang diri di ruang pribadinya.

"Kekasihku kira-kira sedang apa ya?" pikir Lisa ketika ia tak sengaja, melihat foto dirinya bersama Jennie yang terpasang di layar wallpaper ponselnya.

My Beloved Model Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang