15. Cleo

4.8K 708 19
                                    

Jennie menggigiti kuku jarinya, ia panik tentu saja. Saat ia terbangun beberapa menit lalu, kekasihnya sudah tidak ada disampingnya. Pikirannya terus saja tertuju dengan pembicaraan mereka tentang persoalan memiliki anak.

Jennie takut, Lisa akan pergi meninggalkannya karena dirinya yang masih belum ingin memiliki anak. Reghan bahkan sedari tadi sudah menjelaskan kemana Lisa sebenarnya, namun Jennie tetap tidak mempercayai itu.

"Lisa tidak mungkin pergi dariku kan, Dad? Dia pasti kembali ke sini kan, Dad?" lirih Jennie.

"Tentu saja, dia hanya kebawah untuk menemui dokter Han. Sebentar lagi dia pasti akan kembali ke sini, nak"

"Lisa tidak akan pergi karena aku yang masih belum memiliki anak dengannya kan, Dad?"

DEG

Reghan terdiam, ia tidak mengetahui soal ini. Anak semata wayangnya ingin menunda kehamilannya, jika sudah menikah nanti?

Ini adalah hal sensitif tentunya, Reghan hanya bisa menghela nafasnya dan pastinya ia akan membicarakan hal ini kepada yang lainnya, nanti.

"Sudah, Lisa akan kembali sebentar lagi. Dia tidak pergi meninggalkanmu, itu tidak akan pernah terjadi, percaya pada Daddy!"

Tangis Jennie semakin lama semakin mereda, hanya tersisa isakan kecil yang keluar dari bibir mungilnya. Membuat Reghan terkekeh kecil mendengarnya.

"Anak Daddy sudah sangat dewasa, jadi berhenti bersikap seperti anak kecil. Lisa mungkin saja, tidak akan menyukai itu dan nantinya dia akan meninggalkanmu, karena sifatmu yang satu ini, bagaimana?" goda Reghan dan itu dibalas cubitan mematikan oleh Jennie.

"Lisa menyukai itu, dia tidak akan meninggalkanku karena sifat kekanak-kanakkan ku ini! Dan Daddy juga bilang, kalau Lisa tidak akan pernah pergi meninggalkanku, kan?!!"

"Apa iyaa? Sejak kapan Daddy berbicara seperti itu?"

Saat Jennie ingin membuka mulutnya, saat itu juga pintu kamar rawat Lisa terbuka. Mata Jennie membulat sempurna, ketika Lisa masuk dengan tangannya yang berlumuran darah.

"Aku akan mencuci ini terlebih dahulu!" panik Lisa, karena ia kira Jennie masih tertidur pulas.

"LALISA APA YANG TERJADI DENGAN TANGANMU ITU!!!" teriak Jennie yang tentu membuat Reghan segera menutup kedua telinganya.

Jennie pun berlari menghampiri Lisa yang berada di kamar mandi. Wanita berpipi mandu itu segera menarik lembut tangan Lisa yang penuh dengan darah.

"Kamu terluka? Mana yang sakit? Beritahu aku mana yang sakit, boo?" lirih Jennie dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Aku tidak apa, ini hanya terkena darah dokter Han. Aku tidak terluka sedikit pun" jelas Lisa sambil melepas perlahan genggaman tangan Jennie, lalu ia mencuci tangannya sampai tak terlihat setetes pun darah yang tersisa.

"Kamu marah?" tanya Jennie dengan memeluk mesra perut Lisa dan menempelkan dagunya, di bahu kiri Lisa.

Yaa, Jennie memeluk Lisa dari belakang. Wanita yang lebih pendek dari Lisa itu bahkan sudah menangis, terisak di pundak kekasihnya.

"Tentu saja aku tidak marah, sayang. Lalu kenapa kamu menangis seperti ini?" tanya Lisa yang kini memutar tubuhnya, agar menghadap pada Jennie.

"Jangan pergi hiksss~ jangan pergi darikuuuu~ aku mohon hikss~" rengek Jennie sambil memeluk erat tubuh jangkung di depannya.

"Aku hanya bertemu dokter Han tadi, aku kira kamu masih tertidur, ternyata kamu sudah terbangun. Maafkan aku kalau aku sempat membuatmu, panik" ujar Lisa dengan membalas pelukan Jennie.

My Beloved Model Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang