Sudah 2 hari, setelah pertengkaran Jennie juga Lisa yang nyatanya, belum juga reda. Keduanya memang akan selalu seperti ini dan pastinya, salah satu dari mereka tidak akan mau mengalah.
Terlebih Jennie, wanita 25 tahun itu sangatlah gengsi dalam mengungkapkan permintaan maaf. Ia tidak akan mau memulainya, kecuali Lisa yang lebih dulu meminta maaf ke padanya.
Terbukti sudah 2 hari dan Lisa, wanita bermata hazel itu malah disibukkan dengan rapat dan meeting pentingnya yang tidak bisa diwakilkan. Membuat Jennie semakin menyimpan rasa marah juga kesalnya, terhadap Lisa.
Tapi, walaupun Lisa sibuk dan keduanya juga jarang ada waktu untuk bertemu. Wanita jangkung itu selalu memberikannya sebuket bunga daisy, bahkan disaat ia memiliki jadwal pemotretan di manapun, Lisa selalu memberikannya.
Bisa dihitung dalam sehari, ia menerima 4 sampai 5 buket bunga dari kekasihnya. Tak hanya itu, ia juga mendapatkan boneka kecil dan juga sekotak coklat.
"Apa dia berencana menyogokku, agar aku tidak marah lagi padanya?" kesal Jennie, namun bibirnya membentuk seulas senyuman.
"Huufftt, dia memang tahu bagaimana caranya meluluhkan hatiku" gumam Jennie yang menatap penuh binar bunga daisy, ditangannya.
"Jennie-ssi, jadwal pemotretan kita hari ini sudah selesai. Ingin kembali ke apart atau agency?" tanya Jisoo, wanita berdarah asli korea itu, baru saja memasuki ruang istirahat milik Jennie.
"Eum, agency. Karena ada beberapa barangku yang tertinggal disana"
"Jisoo-nnie berhentilah memanggilku dengan sebutan Jennie-ssi, kita sudah saling mengenal jadi, panggil Jennie saja" mendengar itu, Jisoo hanya bisa terkekeh kecil.
"Baiklah, aku akan memanggilmu Jennie. Lalu, apa kita akan langsung kembali ke agency? Tidak ingin ke tempat lain, terlebih dahulu?"
"Aku rasa, kita langsung kembali ke agency saja dan dimana Rosie?"
"Dia sedang di toilet, nanti juga kembali" jawab Jisoo yang pandangannya seketika tertuju, pada banyaknya buket bunga milik Jennie.
"Apa kamu mendapat buket yang sama, tapi dari penggemar yang berbeda? Kenapa rasanya disetiap lokasi pemotretan kamu mendapat bunga yang sama, Jennie?"
Seketika Jennie mengalihkan pandangan kearah lain. Sebelum akhirnya ia tersenyum kikuk dan tak lama kemudian ia tertawa kecil.
"Tentu saja, aku mendapatkan buket bunga ini dari orang yang berbeda. Tidak mungkin aku mendapatkan dari penggemar yang sama kan?"
"Tapi setelah aku pikir-pikir, bukankah kamu sering seperti ini? Mendapatkan barang yang sama dalam satu hari, tapi barang itu dari tempat dan penggemar yang berbeda?"
Saat Jennie ingin membalas, pintu ruangannya seketika terbuka dan memperlihatkan Rose dengan wajah kesalnya. Wanita berpipi seperti chipmunk itu, sepertinya sedang berada di dalam mood terendahnya.
"Kenapa semua orang membicarakan postingan agashi? Dan kenapa mereka selalu menanyaiku, tentang arti tattoo agashi yang sebenarnya? Apa mereka kira aku pembuat tattoonya?
Padahal dekat dengan agashi saja, tidak! Lalu, bagaimana aku bisa menjawab pertanyaan mereka yang tak ada habisnya itu?! Bahkan, aku tidak jadi ke toilet karena mereka semua, dasar menyebalkan!" gerutu Rose sambil mendudukkan dirinya dengan kasa, di sofa tepat di samping Jennie.
"Sudahlah jangan cemberut seperti itu. Bibirmu akan terlihat seperti bebek yang berenang, lebih baik kita kembali ke agency" ujar Jisoo dengan kekehan tawanya, melihat raut wajah Rose.
"Yak! Jisoo-nnie, bagaimana bisa aku tidak kesal? Mereka selalu menghalangi jalanku yang ingin memasuki bilik toilet, untung saja aku hanya ingin mencuci tangan dan juga tumblr milikku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Model
FanfictionLangsung dibaca aja yuuuk gak usah dijelasin nanti juga kalian paham hehehehe