Pemotretan Jennie kali ini tidaklah berjalan lancar, seperti biasanya. Sedari tadi ia terus mendapatkan cibiran dari pada staff yang bekerja, akan rumor skandalnya dan juga video yang beberapa menit lalu sudah viral, di sosial media.
Video yang memperlihatkan dirinya mendapatkan perlakuan kasar dari Hye Jin, sang pemilik majalah Bazaar. Jisoo juga sudah meminta pada Jennie untuk menghentikan pemotretan, karena tidak terima dengan perlakuan kasar yang Hye Jin lakukan terhadap Jennie.
"Pipimu sedikit memerah Jennie-ssi, sudut bibirmu juga meninggalkan bekas luka. Apa tidak sebaiknya, kita pergi dari sini. Karena reputasimu akan kembali di permainkan lagi oleh, nyonya Hye Jin" ujar Rose saat mereka berada di ruang ganti.
"Aku baik-baik saja Rosie, luka ini juga tidak sakit. Apa yang Hye Jin lakukan itu memang karena kesalahanku, aku menolak jadwal pemotretan kemarin. Tapi aku tidak menerima tamparan yang dia layangkan padaku. Mungkin jika dia hanya membentakku, aku akan menerima perlakuannya itu" ucap Jennie dengan begitu tenangnya.
"Hufftt, wanita yang sudah berumur sepertinya memang sedang berada di fase lucu-lucunya" kesal Rose.
"Dan aku akan membalas apa yang sudah dia lakukan terhadapku, Rose-yaa" bisik Jennie membuat kedua bola mata Rose berbinar, senang.
"Aku akan menantikannya, lalu apa yang harus aku dan Jisoo-nnie lakukan sekarang?" tanya Rose begitu bersemangat.
"Kalian berdua hanya cukup menjadi penontonku saja. Biar aku yang tangani ini, wanita tua yang hanya ingin keuntungan itu akan menangis dan memohon-mohon padaku" ujar Jennie sambil menaikkan satu sudut bibirnya, membentuk sebuah senyumnya yang mengerikan.
"Hum! Baiklah, aku akan menjadi penonton setiamu, Jennie-ssi"
Butuh waktu 25 menit bagi Jennie untuk mengganti pakaian keduanya. Sekarang ia menggunakan setelan one shoulder dress hitam dari Chanel. One shoulder dress tersebut dihiasi motif putih dan memiliki belahan yang cukup tinggi pada bagian samping.
"Model sudah siap" ucap Jisoo saat Jennie keluar dari ruang ganti bersama Rose dan beberapa make up artist lainnya.
Disudut ruangan bisa Jennie lihat, Hye Jin tengah menatap kearahnya dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Namun, jika ia melihat raut wajah wanita yang sudah berumur 56 tahun itu, terdapat kemarahan juga kepanikan dalam satu waktu.
Jennie kemudian melangkah menuju set terakhir. Ia melihat para staff dan photographer sudah bersiap.
"Mari kita mulai pemotretan terakhir kita, Jennie-ssi" ujar Victor, sang photographer.
Kilatan flash mulai terlihat, Jennie yang sedang berpose mengikuti arahan dari Victor pun seketika terdiam. Kala suara pecahan gelas mulai terdengar di seluru penjuru ruangan.
"BAGAIMANA BISA BERITA ITU KELUAR! CEPAT HAPUS DAN SELESAI MASALAH INI SEKARANG JUGA!!"
Itu suara teriakan Hye Jin dan Jennie hanya tersenyum kecil melihat wanita berumur itu, panik setengah mati. Bahkan tanpa melihat apa yang sedang ramai di perbincangkan, Jennie sudah mengetahui itu.
"Apa Nyonya Hye Jin memiliki hubungan gelap dengan dokter Han? Bahkan disini tertulis, jika mereka sempat menggugurkan anak kandung mereka sendiri?"
"Mwoo? Bukankah dokter Han sudah memiliki istri dan 2 orang anak?"
"Apa artikel ini benar adanya? Tapi, pihak yang merilis berita ini adalah akun dari Dispens, akun yang sudah pasti akan kebenarannya?"
"Aku tidak menyangka, dia bahkan memiliki cara yang lebih kejam dalam mewujudkan semua keinginannya"
Kegaduhan tak hanya sampai disitu. Kini semua mata tertuju pada seorang wanita bertubuh jangkung, yang baru saja memasuki ruang pemotretan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Model
FanfictionLangsung dibaca aja yuuuk gak usah dijelasin nanti juga kalian paham hehehehe