31. Tak Disangka

1.6K 267 11
                                    

Lisa mengangkat mug bergambar karakter mickey mouse itu dari atas meja dan mulai menyesap, coklat panas yang dibuat oleh Jennie. Lalu ia tersenyum ketika coklat panas itu memenuhi mulutnya, memang apapun yang dibuatkan oleh Jennie akan selalu menjadi favoritnya.

"Santai saja sayang, aku tidak akan menggigitmu" ujar Lisa, kala Jennie terlihat begitu tegang dan risau.

"A—aku hanya sedikit takut, boo. Kamu tidak akan marah padaku kan?"

"Tergantung dengan jawaban yang akan kamu berikan padaku"

Jennie menghela nafasnya, sambil mengambil tangan kanan Lisa untuk ia genggam. Mata kucingnya menatap Lisa dengan penuh binar, ia mengeluarkan gummy smilenya ketika Lisa mengacak gemas rambutnya.

"Tentang kontrak kerjasamaku dengan Jacquemus, aku memang tidak berniat menandatanganinya. Siang tadi, aku hanya merasa kesal denganmu dan menjadikanku mengatakan apa yang seharusnya tidak aku katakan, boo" jelas Jennie.

Lisa menganggukkan kepalanya tanpa berniat mengeluarkan suara, ia menatap dalam mata kucing Jennie sebelum akhirnya ia kembali menyesap coklat hangatnya. Bahkan Jennie tak mengalihkan pandangannya barang sedetikpun, ia mengamati tunangannya dengan begitu intens.

"Apa kamu marah?" tanya Jennie ketika ia tak mendengar satupun jawaban dari Lisa.

"Tidak" balas Lisa yang kini memilih untuk mengistirahatkan punggungnya ke sofa panjang.

"Kamu marah" ujar Jennie sambil mengerucutkan bibirnya dan menyenderkan kepalanya di bahu lebar milik Lisa.

Keduanya kemudian saling diam tanpa sepatah kata, lalu Jennie merasakan kepalanya sedikit memberat karena Lisa yang kini menjatuhkan dagunya diatas kepalanya, bahkan tak jarang pula ia merasakan kecupan hangat dari sang tunangannya itu.

"Lebih baik kita lupakah saja kejadian tadi, itu juga karena aku yang menjawab pertanyaanmu dengan singkat dan berpura-pura, bahwa aku tidak cemburu ketika mendengarnya. Aku minta maaf padamu, lebih baik kita beristirahat sekarang. Kamu juga sudah sangat lelah bukan, karena menjalani pemotretan?"

"Kamu yakin sudah tidak marah dan merasa kesal padaku?" tanya Jennie yang kembali memastikan tunangannya.

"Hey, tentu saja aku sudah tidak marah atau bahkan meresa kesal padamu sayang"

Lisa terkekeh gemas saat melihat Jennie mengerucutkan bibirnya, dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Wanita berpipi mandu itu pasti sebentar lagi akan menangis dan merengek padanya.

"Hiksss~ aku takuuut kamuu hiksss~ maraaah padaakuuu huaaaa~"

Pecah sudah tangis wanita bermata seperti kucing itu, Lisa yang melihatnya pun seketika mencubit gemas ujung hidung milik Jennie. Tapi kemudian ia membawa Jennie kedalam dekapan hangatnya dan mengecup mesra pucuk kepala Jennie, sampai wanita yang umurnya tak lagi muda itu menenggelamkan kepalanya diceruk leher Lisa.

"Aigoo, sayangnya aku kenapa malah menangis seperti ini?" ujar Lisa dengan mengusap lembut punggung Jennie.




¶¶¶¶¶¶




Di lain tempat seorang pria yang hampir memiliki tattoo di sekujur tubuhnya, kini tengah berdiri di balkon kamarnya sambil menghisap cigaratte dan memandangi indahnya LA di sore hari. Pria itu tiba sedari 2 hari lalu, banyak sekali yang ia pikirkan terlebih setelah rumor skandal yang beredar.

"Apa yang sedang kau pikirkan, Vin?" tanya seorang wanita berambut panjang sepinggang, sambil mengusap lembut bahu kiri Vin.

"Tidak ada, apa kau sudah makan?"

My Beloved Model Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang