18. Menolak Keras

5.2K 680 34
                                    

Semua yang berada di lokasi dibuat terkejut dengan kedatangan Lisa, secara tiba-tiba. Apalagi banyak pasang mata yang mengagumi betapa cantik dan tampannya, seorang Lalis Carls Manoban ini.

Terlebih Lisa hanya menggunakan kemeja putih yang digulung hingga sebatas siku. Lalu celana hitam bahan dengan sepatu kulit berwarna coklatnya. Dan jangan lupakan jas hitamnya yang tersampir di lengan kanannya.

Semakin membuat Lisa terlihat begitu mempesona.

"SAYANG!"

Tentu saja teriakan Lisa itu terdengar sampai ruang set syuting. Bahkan sampai membuat Thomson, pemilik dari parfume Tamburins dibuat kaget karena kedatangannya.

"Siapa yang di panggil sayang oleh agashi, Lalisa?"

"Bukankah itu ruangan Jennie-ssi? Dan kenapa wajah agashi Lisa begitu panik?"

"Sepertinya mereka memang memiliki hubungan"

"Mereka tentu saja hanya sebatas boss dan modelnya, mungkin saja agashi panik karena mendengar model terkenalnya mengalami cedera saat syuting?"

Bisikan para staff yang bekerja tentu saja di hiraukan oleh Lisa. Ia membuka pintu ruangan yang tertulis nama Jennie, lalu mata hazelnya bertemu mata sembab sang kekasih.

"Hey, mana yang sakit? Kenapa bisa seperti ini sayang? Kamu tahu kalau aku begitu panik di perjal—"

CHUP

"Cerewet yah, aku hanya terkilir tapi ini memang sakit boo" rengek Jennie yang memotong perkataan Lisa dengan ciuman manjanya.

Jisoo pun segera menutup kedua bola mata Rose, tentu saja hal itu membuat Rose kesal dan sebagai balasannya, ia memukul kencang bahu kiri Jisoo.

"Jisoo-nnie, aku sudah legal! Ishh! Singkirkan tangan kotormu ini, dari mata cantikku!!"

"Ssttt, dia agashi, boss kita. Jadi tidak seharusnya kita melihat adegan seperti ini. Sangat tidak sopan bukan? Lebih baik kita keluar sekarang, Rojeh" bisik Jisoo tapi Rose memutar kedua bola matanya malas.

Entah sejak kapan Jennie mengubah posisi duduknya, tapi yang jelas sekarang, wanita berpipi mandu itu sudah berada di atas pangkuan Lisa.

"Agashi, apa kehadiran kami berdua menggangu anda dan juga Jennie-unnie?" pertanyaan tiba-tiba dari Rose tentu saja membuat Lisa menatap kearahnya.

Tapi itu hanya sebentar, karena Jennie segera menarik lembut rahang tegas Lisa agar kembali menatapnya.

"Jawablah pertanyaannya, sayang" ujar Lisa sambil menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jennie.

"Kalian tidak menggangu, tentu saja. Di luar juga pastinya kalian akan menjadi sasaran, untuk menjawab pertanyaan para staff dan kru. Lebih baik kalian disini saja, walaupun menjadi nyamukku juga Lisa"

Jisoo menghela nafasnya, memang benar, jika ia keluar bersama Rose. Para kru dan staff akan menyerang mereka dengan pertanyaan, tentang hubungan Jennie juga Lisa.

"Apa urusanmu di agency sudah selesai?" tanya Jennie saat Lisa mengusap mesra punggungnya.

"Hanya tinggal menandatangani beberapa berkas, kamu tidak perlu khawatir" ujar Lisa dan Jennie mengusap sayang tengkuk lehernya.

"Maaf jika membuatmu panik, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa cedera seperti ini" lirih Jennie.

"Tidak apa sayang, ini juga bukan keinginanmu. Mungkin saja kamu kurang berhati-hati dan menjadikan kakimu cedera seperti ini"

"Besok kita akan melangsungkan pertunangan, lalu bagaimana dengan kakiku, booo~" lirih Jennie bahkan ia kini yang menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Lisa.

My Beloved Model Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang