Jennie menyenderkan kepalanya di bahu kiri Lisa, ia memainkan ponselnya dengan Lisa yang sedari tadi mengecup beberapa kali pelipis kepala juga pipi mandunya, gemas.
"Kamu tidak ada jadwal hari ini? Atau kamu mengganti semua jadwalmu di hari lain, hum?" tanya Lisa dengan begitu lembutnya.
Jennie menoleh sedikit kearah Lisa, ia mengeluarkan gummy smile miliknya lalu setelahnya ia menggelengkan kepalanya.
"Aku mengubah jadwalku, karena aku tidak mungkin meninggalkanmu seorang diri, di rumah sakit ini. Walaupun rumah sakit ini milik Daddy, tapi tetap saja aku takut suster aneh itu menggodamu dan merebutmu dariku" ujar Jennie dengan mencuri kecupan singkat di bibir tebal Lisa.
"Hey, dia tidak akan berani lagi menyentuhku" ujar Lisa namun Jennie menggelengkan kepalanya.
"Tapi semalam! Apa kamu lupa, huh?! Suster ganjen aneh itu menggenggam tanganmu, tepat di depan mataku! Dia bilang dia hanya ingin mengganti infusmu, tapi apa?! Dia malah mengusap lembut punggung tanganmu dan tersenyum seperti wanita penggoda!" kesal Jennie.
"Untuk yang itu, aku tidak tahu" cicit Lisa yang langsung menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jennie.
"Kamu wangi" tambah Lisa sambil menaik turunkan hidung mancungnya di kulit leher Jennie.
"Tentu saja aku wangi, kamu ingin makan sesuatu?" tanya Jennie dengan mengusap lembut tengkuk kepala Lisa.
"Rasanya aku masih kenyang, mungkin aku ingin beristirahat sebentar seperti ini" pinta Lisa dan Jennie tersenyum mendengarnya.
Keduanya memang berada di satu ranjang yang sama. Karena Lisa yang meminta Jennie untuk naik dan berbaring bersama. Kedua orang tua mereka sudah kembali beraktivitas, dan hanya meninggalkan mereka berdua di rumah sakit.
Tapi di depan pintu kamar rawat Lisa, terdapat 5 orang bodyguard yang bertugas mengawasi dan di lobby juga sudah ada beberapa bodyguard untuk berjaga-jaga.
"Sebentar lagi kita akan bertunangan, lalu setelahnya kita akan menikah dan memiliki seorang anak. Eum, kamu ingin memiliki berapa anak dariku?" tanya Lisa namun seketika raut wajah Jennie berubah sendu.
"Aku masih belum ingin memiliki seorang anak, tidak apa kan? Karena aku masih ingin fokus dengan karierku dan aku juga masih terikat kontrak dengan beberapa brand terkenal"
Lisa mengerti dan ini memang sudah menjadi resiko dirinya yang akan menikahi seorang model papan atas, seperti Jennie. Dengan berat hati Lisa menganggukkan kepalanya dan tersenyum seperti, tidak terjadi apa-apa.
"Aku hanya takut nantinya, anak kita kekurangan perhatian dan kasih sayang dari kita berdua, yang sibuk akan pekerjaan. Setelah aku selesai dengan kontrak kerjaku bersama brand lainnya, aku akan segera memintamu untuk menghamiliku dan memiliki seorang anak" bisik Jennie pada Lisa.
"Eum, berapa lama kontrak kerjamu kalau aku boleh tahu?"
"Sekitar 2 tahun lagi"
DEG
"Aaaaa~ baiklah, aku akan menunggumu" kata Lisa di dalam ceruk leher Jennie.
Lisa adalah wanita dingin yang sangat menyukai anak kecil. Di keluarga besarnya, Lisa memiliki banyak keponakan yang rata-rata sangat menyukainya dan tidak bisa lepas, jika sudah berada di gendongannya. Namun, kembali lagi kepada keputusan Jennie yang masih belum ingin memiliki seorang anak.
Ia tidak bisa melarangnya dan marah pada Jennie, karena wanita bermata kucing itu lah yang nantinya akan mengandung anak-anak mereka. Ini keputusan Jennie dan Lisa harus menghormatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Model
FanfictionLangsung dibaca aja yuuuk gak usah dijelasin nanti juga kalian paham hehehehe