20. Waktu

5.2K 690 27
                                    

Jennie mendengar semuanya, ia mendengar jelas perkataan Lisa. Hatinya juga ikut sakit bahkan Lisa juga mengetahui jika dirinya, menangis.

Bahkan Jennie sampai melewatkan semua jadwal pemotretannya, karena rasa kesal juga marahnya terhadap foto kurang ajar itu. Padahal, di dalam foto itu hanya ada Lisa juga Wonyoung yang sedang berbicara santai. Namun, yang membuat Jennie kesal adalah kepala wanita kurang ajar itu yang bersandar, di bahu tegap Lisa.

Mau itu real atau editan sekalipun, tetap saja hatinya tidak terima. Karena Jennie belum pernah dikirimkan foto oleh siapapun ke nomor pribadinya, tentang Lisa yang bersama wanita lain. Ini kali pertamanya dan tentunya itu membuat gejolak posesif juga cemburunya, keluar tak karuan.

Mesin mobil Lisa mulai terdengar, ia yang sedari tadi duduk bersandar pada pintu pun mulai bangkit dan berlari membuka pintu balkon kamarnya. Ia melihat mobil Maserati MC20 hitam milik Lisa mulai berjalan keluar dari kediamannya.

Sudah 3 hari ia berada di mansion keluarganya dan tentu saja, ia selalu mendapatkan omelan kemarahan dari kedua orang tuanya.

Tak lama terdengar suara pintu kamarnya yang dibuka secara paksa, karena setelah ia mengunci pintu kamarnya saat itu juga ia melemparnya kesembarang tempat. Disana terlihat Jessica bersama Sivan yang kemudian pamit undur diri, dia merupakan seorang bodyguard milik keluarganya.

"Kalau kamu mengunci pintumu lagi, maka Mommy tidak akn segan-segan untuk menghancurkannya!" kesal Jessica.

"Lisa kemari lagi dan kamu masih belum mau membukakannya, pintu. Mau sampai kapan kamu bersikap seperti anak kecil, Jennie?! Apa kamu mau pertunangan kalian berdua benar-benar tidak terjadi? Kamu mau meninggalkan Lisa begitu saja hanya karena foto murahan itu, huh?!"

Jennie menundukkan kepalanya, ia juga tidak berani menatap mata tajam sang ibunda.

"Mommy kira pikiran kamu sudah dewasa dan bisa menentukan mana yang benar dan mana yang salah, tapi ini?! Kamu benar-benar membuat Mom and Dad kecewa, terlebih keluarga Manoban. Kamu yang mengundurkan kembali acar pertunangan kalian secara sepihak.

Dan kamu juga yang menolak anak mereka untuk datang kesini, meminta maaf dan memberi penjelasan padamu. Mungkin mereka sudah tidak akan mau lagi memberimu kesempatan, untuk melanjutkan pertunangan ini.

Lebih baik kita batalkan saja perjodohan, pertunangan juga pernikahan kalian. Mommy tidak tega melihat Lisa yang harus bolak-balik dari agency ke sini hanya untuk menemuimu, tapi tidak ada satu pun kesempatan yang ia dapatkan darimu, Jen.

Lisa terlalu memberikan banyak cinta untukmu, tapi apa balasanmu untuknya? Hanya rasa sakit yang ia dapatkan, saat bersamamu. Rumormu bersama para model, artis, idol, pengacara, pengusaha atau siapapun itu, dia kuat menahannya.

Apa pernah kamu mendengar Lisa mengeluh tentang foto-foto anehmu bersama mereka? Tidak kan?! Kamu hanya akan kecewa jika merelakan orang setulus, sebaik dan secinta Lisa"

Setelah itu Jessica berlalu pergi dari hadapan sang anak. Ia sudah sangat kecewa terhadap Jennie, walaupun Jennie adalah anak semata wayangnya.

Tangis Jennie seketika pecah, ia juga tidak tahu kenapa ia sampai berbuat sejauh ini pada Lisa. Padahal kekasihnya, sudah sangat sabar menghadapi dirinya. Tapi yang ia berikan terhadap Lisa, hanyalah luka akan rasa sakit.

Seketika di pikirannya terlintas, apakah ia bisa melewati masa-masa sulitnya tanpa adanya kehadiran Lisa disampingnya? Atau apakah ada seseorang yang bisa bertahan dengan dirinya yang begitu manja dan menuntut untuk bertemu menghabiskan banyak waktu, setelah selesai bekerja? Apa ia bisa mendapatkan seseorang yang begitu menyayangi, mencintai, memperlakukan dirinya seperti ratu dan dijadikan dirinya sebagai prioritas utama?

Itu pasti akan sulit, kecuali ia bersama dengan Lisa. Wanita jangkung bermata hazel itu, benar-benar manusia yang begitu sempurna untuknya. Lalu kenapa ia bisa mengambil sikap kekanak-kanakkan seperti ini? Sungguh, benar-benar bodoh bukan?!



¶¶¶¶¶¶



Lisa tengah merapikan berkas dan beberapa dokumen yang sudah ia tanda tangani. Hari ini, pekerjaannya tidak terlalu banyak bahkan ia sudah menyelesaikan semuanya.

Dan ia bingung harus melakukan apa, karena biasanya sehabis selesai bekerja ia akan langsung menghampiri Jennie. Entah itu saat Jennie berada di agency atau bahkan saat Jennie menjalani pemotretan brand.

Tapi sekarang keadaannya berbeda, Lisa tidak segera bergegas menemui kekasihnya. Karena Lisa tengah memberikan Jennie waktu untuk berpikir, tentang hubungan mereka kedepannya akan seperti apa.

"Aku harap kamu baik-baik saja dan menjalani hari dengan penuh kebahagiaan. Semoga kamu cepat memberiku jawaban akan hubungan kita ini, walaupun aku sudah sangat pasrah. Tapi aku tetap menunggu kabar baik darimu, ingin rasanya aku membujukmu dan memohon padamu agar kita tetap melangsungkan pertunangan.

Tapi, aku tahu. Sesuatu yang di paksakan itu pasti tidak akan bisa berbuah dengan baik. Kita sudah sejauh ini dan kamu dengan mudahnya bersikap seperti ini, padaku Jen"

Kecewa, sangat kecewa walaupun sulit untuk bisa mengabaikan Jennie di dalam kehidupannya. Tapi, ia harus bisa tegas terhadap kekasihnya. Karena kalau tidak, Jennie akan terus-menerus bersikap seperti ini.

Perlahan Lisa bangkit dari kursi kebesarannya, ia melangkah menuju kaca besar megah dan mewah di depannya. Menatap keindahan kota Seoul dari lantai 13 gedung agency nya. Sampai akhirnya, suara ketukan pintu terdengar beberapa kali di pendengarannya.

"Masuk" ucap Lisa dengan tegas.

CLEK

Pintu ruangannya terbuka dan memperlihatkan seseorang masuk ke dalam ruangannya, ia tidak melihat siapa orang tersebut. Karena matanya masih tetap tertuju pada pemandangan di depannya.

"Boo"

Suara itu, suara yang sangat tidak asing di pendengarannya. Lalu ia menolehkan kepalanya, melihat siapa seseorang itu. Matanya seketika berubah menjadi sendu, ketika ia melihat sang kekasih yang sangat di rindukannya ada, di dalam ruangannya.

Dengan tangan kanannya yang memegang kruk, wanita bermata kucing itu melepas perlahan, kacamata hitam yang bertengger di hidung munggilnya. Mata yang penuh akan kesedihan, Lisa dapat melihatnya dengan sangat jelas.

Langkah tertatih Jennie mendekati Lisa, harus berhenti. Kala Lisa berjalan menuju kearahnya dan menggendong dirinya, ke sofa hitam yang berada di tengah ruangan Lisa.

"Kamu bahkan masih sangat memperhatikanku, disaat aku saja tidak mau mendengar semua penjelasan darimu. Aku merasa sangat tidak pantas untukmu, Li dan aku benar-benar menyesal" lirih Jennie di ceruk leher Lisa.

Disaat Lisa sudah berhasil mendudukkan Jennie di sofa dan disaat dirinya ingin melepas gendongannya, Jennie malah mempererat rangkulan di leher jenjang milik Lisa.

"Maafkan aku, karena telah mengundurkan pertunangan kita begitu saja. Aku tahu kamu sangat kecewa dan tidak ingin melihatku, seperti sekarang ini. Tapi, aku tidak mau membuat hubungan kita semakin jauh dan rumit kedepannya.

Aku juga ingin meminta maaf karena tidak membukakanmu, pintu saat berkunjung ke rumah. Aku masih sangat emosi dan sangat cemburu pada saat itu, pikiranku juga sudah sangat tidak karuan.

Perkataanmu yang memintaku untuk memikirkan hubungan kita kedepannya. Aku sudah menemukan jawabannya, aku masih mau melanjutkan pertunangan kita ini. Bahkan kalau bisa, aku mau kamu langsung saja menikahiku"

Lisa yang sedikit berjongkok di samping sofa itu, perlahan mulai melepas rangkulan tangan Jennie di lehernya. Ia menatap dalam mata kucing milik Jennie, sambil menyentuh lembut kedua pipi mandu Jennie yang sedikit menirus.

"Kamu sudah menemukan jawabannya?" tanya Lisa yang segera di balas, anggukan kepala oleh Jennie.

"Lalu sekarang biar aku yang meminta waktu padamu, untuk berpikir. Apa aku menerima jawabanmu ini, atau tidak?"

















TBC🤍













Ketar-ketir nihh mba Jen nunggu jawaban neg Lilis🤭

My Beloved Model Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang