Bagian 10 ⭒࿈⭒ Berdua Bersama

77 33 68
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Usai melaksanakan makan malam, kini Fian dan Fitri hendak pergi ke ruang keluarga untuk menonton tayangan televisi. Keduanya berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertautan. Baik Fitri maupun Fian sangat menikmati momen berdua seperti ini. Apalagi ketika tidak ada orang rumah sama sekali.

Menonton televisi dan bermanja-manja.

Itulah yang ada dipikiran keduanya sekarang.

"Mau nonton apa?" tanya Fian sesaat setelah mendudukkan dirinya di karpet. Netranya mencari-cari remot televisi yang entah diletakkan di mana. Lantas segera menyalakan televisi di depannya setelah menemukan remotnya.

"Apa saja yang sedang tayang," jawab Fitri sekenanya. Apapun asal menonton bersama sang suami, Fitri pasti akan menyetujuinya. Tangan Fitri bahkan sudah mengamit lengan sang suami dan menyenderkan kepalanya pada pundak kokoh Fian. Ia ingin bermanja-manja dengan Fian sekarang. Berhubung tidak ada siapa-siapa di rumah selain mereka berdua. Memudahkannya untuk bermanja ria.

Fian mendengkus.

Jika kalimat seperti itu sudah keluar dari bibir sang istri, ia hanya bisa menurut dan mengganti-ganti siaran televisi sesuka hatinya. Lagipula, Fitri tidak akan peduli tentang hal itu saat ini.

"Kita nonton berita saja, ya?" tanyanya.

Fitriana Ayodya mengangguk untuk menanggapi pertanyaan sang suami. Gadis yang saat itu memakai daster rumahan berwarna biru tersebut malah semakin merapatkan dirinya pada laki-laki di sampingnya. Menyembunyikan wajah pada ceruk leher Fian dengan netra yang menatap ke layar bergambar di depannya.

Sebagai seorang lelaki dewasa yang masih normal, tentu saja Fian dibuat tak berkutik dengan tingkah sang istri saat ini. Dengan cekatan diraihnya lengan Fitri yang melingkari lehernya, sehingga membuat empunya jadi terkejut karenanya. Kedua manik sehitam jelaga itu tampak membulat lucu disertai rona merah di pipi.

Aldiano Lutfiansyah membubuhkan kecupan singkat di pipi kanan sang istri. "Lagi mau manja-manjaan nih ceritanya?" tanya Fian disertai senyuman. Membuat rona merah di pipi sang istri semakin menjalar. Fian terkekeh. Jari-jarinya ia selipkan di antara helaian rambut Fitri, mengusapnya dengan lembut seraya menatap layar televisi di depannya.

"Nggak tahu kenapa, tapi kamu kok kayaknya makin ganteng, ya?"

Kalimat tanya yang keluar dari bibir perempuan didekapannya membuat Fian kembali mengalihkan atensinya. Memandang lekat-lekat manik sehitam jelaga yang menatapnya tanpa berkedip.

Seringai lebar terbit di bibir Fian.

"Begitukah? Apakah aku semakin keren di matamu sekarang?"

Dicurinya sebuah kecupan singkat dari bibir sang istri yang tampak begitu menggoda di matanya. Bukan ciuman, hanya kecupan singkat. Karena Fian tidak akan berbuat lebih tanpa persetujuan sang istri. Percaya atau tidak, tapi sampai saat ini Fitri masihlah seorang gadis. Fian ingin menunggu sampai Fitri siap secara jasmani dan rohani. Ia tidak ingin terburu-buru.

Rajawali Ayodhya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang