•
•
•Fian menatap tumpukan kertas warna-warni, lem rajawali, dan bambu yang telah dipotong-potong menjadi beberapa bagian itu dengan salah satu alis terangkat. Ia tahu untuk apa semua itu, tapi pertanyaannya ... apakah ini pekerjaan yang dimaksud Abah?
"Membuat layang-layang?"
"Benar, Fian. Inilah yang aku maksud, membuat layang-layang." Abah muncul dari arah belakang dan langsung berdiri di samping Fian. "Kau pasti sudah tahu kalau layangan itu harga jualnya sangat murah. Tidak sebanding dengan jumlah, waktu, dan tenaga yang dikeluarkan sang pembuat." Helaan napas terdengar dari mulut Abah setelahnya. "Maka dari itu aku berniat menutup usaha ini, karena penghasilan yang didapat tidak sesuai, bahkan cenderung kurang."
Anggukan kepala dilakukan Fian untuk merespon semua perkataan pria tua di depannya ini. Fian berinisiatif mendekat dan memeriksa tumpukan bambu di depannya dengan seksama. Lalu beralih pada tumpukan kertas layangan berwarna-warni di pojok ruangan, begitu juga dengan berwadah-wadah lem rajawali yang masih utuh.
"Kalau semisal dikerjakan, ini bisa dua ratus lebih jumlahnya, Bah." Fian berujar sembari menoleh pada kakek dari Rama itu.
"Iya, bahkan bisa mencapai angka tiga ratus. Abah masih punya banyak pohon pring di belakang," tutur Abah kemudian.
"Aku akan mengerjakannya."
Perkataan penuh keyakinan yang tiba-tiba diucapkan oleh Fian membuat Abah langsung membulatkan bola matanya. Menatap penuh keterkejutan pada pemuda di depannya.
"Kamu serius? Ini tidak akan sebanding dengan penghasilan yang kamu dapatkan, Fian."
"Saya serius, Bah. Saya akan menyelesaikannya. Setidaknya saya sudah mendapatkan pekerjaan, dan bisa berpenghasilan. Saya punya istri yang harus saya nafkahi," ujar Fian dengan sungguh-sungguh. Ia tengah berusaha meyakinkan Abah agar menyetujui permintaannya. Karena jika tidak, ia sudah tidak tahu lagi bagaimana dan ke mana ia harus mencari pekerjaan.
"Kamu sudah punya istri?"
Tatapan tak percaya dapat Fian tangkap dari mata pria tua di depannya ini. Sudah bukan hal yang mengejutkan baginya jika ada seseorang yang menanyakan perihal statusnya. Di usianya yang terbilang sangat muda, ia sudah mempunyai seorang istri. Banyak orang beranggapan kalau ia menikah karena dijodohkan. Padahal sebenarnya, ialah yang sudah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesona sang istri.
Fitriana Ayodya.
Nama itu sudah terukir sedemikian rupa dalam hatinya.
"Iya, Abah. Saya sudah beristri."
Prok, prok, prok ...
"Abah tidak menyangka, loh. Apakah kalian dijodohkan?"
Fian menyunggingkan senyum tipisnya. "Ya, kami dijodohkan oleh Allah."
⭒࿈⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajawali Ayodhya ✔
RomanceGenre : Comedy - Romance Tema : Marriage Life ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅ . Menikah atas dasar cinta memang menjadi impian semu...