Bagian 74 ⭒࿈⭒ Selamat Ulang Tahun, Fian!

9 2 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Segera bersihkan dirimu, aku akan menyiapkan makanannya terlebih dahulu."

Fitri langsung mendorong Fian ke dalam kamar dan bergegas ke dapur. Setelah sampai di dapur pun, ia sampai harus mengunci pintunya agar Fian tidak mengetahui aktivitasnya di dalam sana. Karena sungguh, ada beberapa hal lagi yang belum ia siapkan.

Usai mengunci pintu dapur, Fitri membuka penutup kue yang tadi dibuatnya dan menyusunnya sedemikian rupa. Lantas ia juga memasukkan dua testpack miliknya ke dalam kotak yang sudah ia beli barusan dan meletakkannya di samping kue tersebut. Tidak lupa ia juga menyiapkan es sirup sebagai minumannya. Kemudian ia juga menyiapkan beberapa lauk dan juga nasi untuk makanan utamanya. Kali ini Fitri membuat lumayan banyak sekali lauk pauk dan sayurnya. Karena ini hari yang spesial tentu saja. Ia jadi tidak sabar melihat reaksi suaminya sebentar lagi.

Setelah memastikan semuanya sudah siap, Fitri kembali membuka kunci pintu dapur dan mulai berjalan ke kamar untuk memanggil sang suami tercinta. Dilihatnya Fian yang baru saja membuka pintu kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Melihat itu, Fitri bergegas menghampiri dan mengambil alih tugas tersebut. Ia menuntun Fian untuk duduk di ranjang dan ia mulai membantu mengeringkan rambut basah suaminya.

Fian yang mendapat perlakuan sedemikian lembut dari sang istri, spontan tersenyum lebar sembari menutup kedua kelopak matanya dengan nyaman. Fitri diam-diam juga tersenyum manis sekarang. Wangi sampo yang digunakan Fian menyeruak di hidungnya.

"Sudah, sekarang ayo ke dapur."

Fian menurut saja saat Fitri langsung menariknya keluar kamar. Ia dapat mencium aroma harum makanan dari jarak beberapa meter saja. Jarak dapur dan kamar keduanya tidak terlalu jauh memang. Hingga sesampainya di dapur, ia sudah tidak bisa menahan rasa harunya kala melihat kejutan yang disiapkan Fitri untuknya.

Ternyata benar kata Bima, istriku pasti menyiapkan kejutan setelah aku pulang kerja.

"Selamat ulang tahun, Mas!" pekik Fitri sembari mengangkat kue bolu di tangannya tepat di depan sang suami saat ini. Dapat Fitri lihat netra sekelam malam itu sedikit berkaca-kaca.

Cup!

"Terima kasih, sayang. Aku kira kamu lupa dengan hari ulang tahunku," tutur Fian setelah memberikan kecupan singkat di bibir sang istri. Ia segera mengambil alih kue itu dari tangan Fitri dan menuntunnya untuk duduk di kursi.

"Tentu saja aku ingat! Aku selalu menandai hari ulang tahunmu di kalender pribadiku, tahu!" pekik Fitri menggebu-gebu. Senyuman manis tak lepas dari bibir wanita itu saat ini, dan senyuman itu menular pada Fian.

"Aku jadi lega kalau kamu ingat, padahal sempat kecewa tadi karena tidak mendapat ucapan selamat ulang tahun darimu." Fian meraih tangan kanan Fitri yang berada di atas meja dan sedikit meremasnya. "Terima kasih, sayang. I love you," ujar Aldiano Lutfiansyah tanpa melunturkan senyumannya yang membuat laki-laki itu jadi semakin tampan dan menawan.

Rajawali Ayodhya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang