part 17

1.4K 113 0
                                    

Fajar indah mulai menampakkan diri nya bi Ina berjalan ke rumah kediaman kittisawat,rumah itu sangat sunyi bahkan tidak ada argumen serta teriakan para pemilik rumah,bi Ina berjalan ke kamar milik apo

"Hei anak manis,bibi permisi izin untuk masuk"tidak ada sahutan dari sang pemilik kamar itu

Bi Ina berjalan masuk kekamar apo,melihat semua sisi di ruangan itu,biasanya tepat pukul 6 pagi,apo kecil sibuk mengurus perbekalan dirinya untuk berangkat ke sekolah,namun kali ini anak itu sudah dewasa,diusia nya yg skrg ia tidak perlu bangun sepagi itu,namun ia harus tetap bangun dan melihat bi Ina dan tersenyum setelah itu pergi menuju kamar kembali,ntahlah mungkin saja setelah melihat bi Ina hatinya merasa aman,itu terus dilakukannya sampai ia berusia 20 tahun,cukup aneh namun ia tidak ingin kehilangan bi ina

Setelah pulang sekolah apo kecil selalu bercerita tntng sekolahnya,tertawa dan sering kali ia menangis karena merasa iri saat melihat teman sebayanya diantar dengan kedua orang tua nya,dan diberi kasih sayang penuh atau setiap pulang sekolah ia sering menangis dengan sangat keras karena tubuhnya kesakitan akibat perlakuan yang diberikan sang ayah,namun pada saat ia mulai tumbuh dewasa kamar itu jarang di masuki oleh bi Ina dikarenakan apo sudah bekerja di perpustakaan tua,ia berangkat dari jam sepuluh pagi hingga menjelang jam sepuluh malam,semua orang dirumah tertidur namun anak itu masih sibuk dengan urusannya sendiri,dan beberapa barang-barang disana juga tersusun dengan rapi.dikasur milik anak itu terdapat selimut,bantal serta boneka bear white kesayangan apo tergeletak dengan amat rapi

Bi Ina tersenyum sendu

"Apo dimana?bibi kangen sayang"

Walaupun apo sudah berusia 20 tahun,sifat kekanak-kanakan serta rasa ketakutan terus bermunculan di kepalanya,saat anak manis itu bertumbuh dewasa ia tidak banyak bercerita bahkan bi Ina tidak pernah melihat anak itu menangis walaupun sang ayah selalu melakukan kekerasan pada nya,ia selalu tersenyum setelah sang ayah melampiaskan emosi padanya,bahkan yang sering menangis adalah bi Ina setelah melihat tubuh anak itu,dan berujung apo lah yang membujuk serta memberi candaan bahwa dia baik baik saja,namun nyatanya sebaliknya.

Saat selesai bekerja ia sering kali pulang terlambat,bi Ina sempat merasa ada sesuatu yang aneh dari apo,biasanya apo selalu pulang tepat waktu,ia pulang dari pekerjaan nya pukul setengah 11 malam dikarenakan harus berjalan kaki dari perpustakaan tua itu menuju rumahnya,namun anehnya belakangan ini apo sering pulang pukul 12 malam atau pun pukul setengah 1 malam,bi Ina pernah mempertanyakan hal ini pada apo berulang kali namun anak itu hanya menjawab ia diberi waktu tambahan untuk kenaikan gaji

Seketika air mata bi Ina menetes,foto anak kecil yang tersenyum manis sembari memeluk sang boneka, tersenyum lebar menyembunyikan lukanya,anak manis itu kini sudah dewasa,ia tidak perlu lagi menangis sangat keras yang membuat bi Ina kewalahan mendengarnya dan harus meredakan tangis itu,apo yang dewasa tidak pernah menangis atau sering menyembunyikan tangisnya,apo yang dulunya sering bercerita tentang sekolahnya kini hanya bercerita seperlunya tentang kerjaannya,dia lebih memilih untuk diam jika tubuhnya mulai kesakitan,bahkan saat ia kelaparan ia hanya bisa menahan semuanya,ia tau jika ia makan nanti,bi Ina akan mendapatkan masalah.

Selesai dengan kamar milik apo,bi Ina berjalan menuju lift,memencet tombol di lantai 2,ia membuka knock pintu masuk ke sebuah kamar,kamar yang dulunya dijaga begitu ketat oleh para bodyguard kini kamar itu sunyi,bahkan para bodyguard yang biasanya menjaga kamar itu sudah tidak ada yang bekerja lagi

"Tuan saya permisi masuk"tidak ada sahutan juga dari sang pemilik kamar

Bi Ina memasuki ruangan itu, dilengkapi oleh meja kerja serta kasur putih couplebed yang sangat luas tersusun rapi, baju-baju yang biasanya dipakai tuan kittisawat kini masih tertata jelas di balik lemari pakaian

Trauma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang