09 | Informasi baru

268 39 9
                                    

"K-Kau? K-Kau bisa berbicara?!"

Perasaan heran dan bingung tercampur menjadi satu, Revian mulai merasa kalau Selina adalah seorang penyihir dari kerajaan lain untuk memata-matai kerajaannya. Dia meraih pisau belati yang tersembunyi di pinggangnya, lalu menodongkan senjatanya itu kearah Selina.

"Katakan padaku, apa kau seorang mata-mata dari kerajaan lain?!" seru Revian.

Mendengar hal itu, Selina pun tertawa mendengar seruan Revian.

"Puahahahaha!! Kenapa kau terlihat takut seperti itu? Bukankah sebelumnya kau menunjukan ekspresi galak dan kasar kepadaku?"

"A-Aku tidak takut!" Revian menurunkan belatinya, ia merasa kalau Selina tak akan mencelakainya. Melihat Revian telah menurunkan kewaspadaannya, Selina pun tersenyum.

"Jangan khawatir, aku bukanlah penyihir. Aku bukan mata-mata, dan aku tidak akan mencelakaimu."

Senyuman dan dirinya terlihat begitu jelas karena pancaran sinar bulan.

"Karena aku adalah seorang siren."

Belati ditangannya terjatuh saat mendengar pernyataan wanita di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belati ditangannya terjatuh saat mendengar pernyataan wanita di depannya. Revian tidak pernah menyangka bahwa ia akan mendengar bahwa ada seseorang mengaku dirinya sebagai siren.

"S-Siren?"

Ia teringat dengan ucapan ibundanya mengenai siren, makhluk yang dahulunya adalah pelayan seorang dewi terhormat, lalu karena kehilangan arah tujuan, mereka menjadi penghuni laut dan melayani penguasa laut.

Aku tahu kalau Siren Tears itu nyata, tapi kupikir itu hanya sebatas nama. Tapi kini dia hadir di hadapanku lalu berkata kalau dirinya adalah seorang siren?!

Selina mengalihkan pandangannya lalu menatap kearah pantai yang terlihat jelas dari atas balkon kamarnya, ia menatap dengan sedih setiap ombak yang menyapu pesisir pantai dengan suara desirannya yang khas. Selina mencoba menghubungkan jiwanya dengan jiwa neneknya, namun ia tak mendapat balasan apapun, oleh karena itu ia menjadi sangat khawatir

Nenek... apabila anda mendengar pesanku ini, tolong beritahu aku kalau kalian semua baik-baik saja. Aku dan Rhodeus sudah tiba di daratan, kami berdua baik-baik saja.

Maafkan aku nenek, sebelumnya aku dengan lancang membaca buku-buku rahasia nenek, tapi aku berjanji bahwa aku akan segera kembali lalu membersihkan nama bangsa kita.

Selina menutup matanya setelah mengirim pesan melalui sedikit jiwa neneknya yang tersimpan di dalam batu sihir. Ia berbalik lalu berjalan mendekat kearah Revian, selangkah demi selangkah, ia mulai menyanyikan sebuah lagu yang sering ia nyanyikan dikala ia sedih.

Meski pada awalnya Revian tak percaya dengan apa yang dikatakan Selina padanya, namun saat Selina mulai mengeluarkan suaranya, ia pun percaya. Suara yang tak pernah ia dengar dari manusia manapun, suara yang memiliki kesan yang berbeda dari para penyanyi opera, tanpa dia berkata pun, nada suaranya sudah menjelaskan perasaannya.

SELINA: THE VOICE OF SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang