23 | Perjamuan atau Pertempuran? (3)

121 14 0
                                    

Menari diatas lampu kristal yang sangat besar? Ini adalah dongeng manusia yang tak kusangka akan menjadi nyata. Sesekali kutatap mata Revian dan kurasakan tangannya yang besar menarik tubuhku kedalam tarian yang anggun. Aku melirik kearah para manusia yang kagum dengan tarian kami, dan kudapati Revian melakukan hal yang sama.

"Kau menari dengan baik," ucap Revian.

Musik semakin terasa intens dan kami mengakhiri tarian dengan baik. Semua orang bertepuk tangan kecuali Rhodeus. Aku heran melihat ekspresi wajahnya yang tampak murung saat melihatku.

Ada apa denganmu?

Belum sempat bagiku untuk menerka-nerka, Revian menarikku kedalam dekapannya lalu membisikkan sesuatu padaku.

"Kau lihat para penjaga disana? Sebentar lagi mereka akan berpindah posisi, dan kau bisa pergi dengan leluasa. Kau bisa pergi ke perpustakaan lewat pintu yang disana lalu berjalan lurus mengikut lorong, kau akan menemukan sebuah pintu besar dengan ukiran lambang keluarga kerajaan di pintu tersebut." Revian melepaskan dekapannya lalu menoleh kearahku. Aku mengangguk pelan, dan menunggu momen dimana para penjaga itu pergi.

Saat para penjaga itu pergi meninggalkan pintu utama, Selina dengan cepat pergi meninggalkan aula sebelum penjaga yang lain datang berjaga. Revian yang melihat hal itu pun kembali ke posisi semula, yang dimana Rhodeus masih tetap berada disana.

"Apa yang kau rencanakan dengan Selina?! Kenapa kau biarkan ia pergi sendiri?! Kau tau kalau dia banyak sekali musuh disini, kenapa kau biarkan dia pergi sendiri!" tanya Rhodeus dengan emosi.

Revian tertawa dengan ekspresi licik terukir diwajahnya, ia mengambil gelas wine di tangan Rhodeus lalu menaruhnya diatas meja prasmanan. Revian menatap tajam Rhodeus lalu berkata. "Biarkan ia menjalani misinya sendiri, lagipula saat ini yang dapat melakukannya hanya dia seorang. Selain itu, sepertinya kau sudah mabuk. Berhentilah meminum minuman beralkohol!" jawab Revian.

Setelah berhasil keluar dari aula perjamuan, Selina mengira kalau koridor istana akan sangat sepi dan gelap, namun ternyata tidak demikian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berhasil keluar dari aula perjamuan, Selina mengira kalau koridor istana akan sangat sepi dan gelap, namun ternyata tidak demikian. Ada beberapa wanita bangsawan yang mengobrol diluar aula, dan mereka semua terlihat sangat glamor dengan gaunnya.

Wah, pasti mereka bangsawan tinggi...

Selina berjalan melewati mereka dengan anggun, berusaha untuk terlihat tak acuh pada mereka yang menatap Selina dengan angkuh.

"Hei kau! Lancang sekali kau melewati nona muda keluarga Blanche begitu saja!" seru salah seorang dari mereka.

Selina tersentak kecil namun ia tak menghentikan langkahnya karena Revian mengajarinya untuk tetap cuek dan angkuh sebagai perwakilan keluarga Pierre. Para wanita bangsawan itu pun mulai merasa jengkel, ia merasa bahwa wanita asing yang melewati mereka sangat tidak memiliki tata krama, lantas salah satu diantara mereka mengejar Selina dan menarik rambutnya.

"Wow, sudah ditarik seperti ini pun kau masih tak bersuara? Kau ini bisu ya?" Wanita itu menarik kuat rambut Selina lalu menoleh kearah wanita bangsawan pirang bernama Mirabelle de Blanche. Mirabelle hanya tersenyum sinis lalu mengangguk pelan seolah mengintruksikan sesuatu pada wanita yang menarik rambut Selina.

SELINA: THE VOICE OF SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang