"Aaaghhhh!!! Kenapa kalian terus mengatakan mandi dan mandi?! Apa itu mandi?!"
"T-Tuan m-mohon jangan bersikap seperti ini..."
"Apa?! Bersikap seperti ini?! Sekarang kau katakan padaku apa itu mandi! Dan kenapa aku harus mandi?! Apa aku akan mati?!"
Suara keributan menggema di kamar Rhodeus, terjadi perdebatan sengit antara Rhodeus dengan para pelayan yang hendak membantu Rhodeus mempersiapkan diri. Setelah mendapat informasi kalau Rhodeus masih sedikit lemah, para pelayan itu hendak membantu Rhodeus untuk mandi, tapi sayangnya Rhodeus menolak dengan keras.
"T-Tidak... M-Mandi tidak akan membuat anda mati, tuan Rhodeus!" ucap pelayan dengan takut.
"Kalau begitu, apa itu mandi?! Kenapa kalian mencoba melepaskan pakaianku begitu saja!" balas Rhodeus dengan emosi.
Keributan yang dihasilkan pun terdengar langsung oleh Revian yang datang mengunjungi Rhodeus ke kamarnya. Revian sedikit terkejut saat melihat langsung betapa garangnya Rhodeus menolak ucapan para pelayan yang ia perintahkan.
"S-Selamat datang, t-tuan."
Pelayan-pelayan yang melihatnya pun langsung menundukkan kepala mereka karena takut, sedangkan Rhodeus menatap Revian dengan sebal.
Apa-apaan ekspresinya itu? Yang seharusnya kesal disini adalah aku tahu!
"Ada apa ini, kenapa kalian ribut-ribut seperti ini?" tanya Revian dengan tatapan tertuju kearah Rhodeus.
"Aku cuman bertanya apa itu mandi, tapi mereka malah mencoba melepaskan pakaian yang aku kenakan!" balas Rhodeus.
Revian menoleh kearah salah satu pelayan yang dikenalinya, "Apa benar seperti itu, Vera?" tanyanya.
Vera menggeleng pelan, lalu menceritakan semuanya pada Revian. Setelah mendengar semuanya dari Vera, lagi-lagi Revian menepuk dahinya, namun kali ini tepukannya begitu keras karena ia benar-benar tidak mengerti isi kepala Rhodeus yang aneh. Dengan kesal, ia menarik paksa Rhodeus lalu menyeretnya masuk ke dalam bak mandi.
"H-Hey! Apa yang kau lakukan!" Saat kedua kakinya melangkah secara spontan, Rhodeus begitu terkejut karena tak menyangka bahwa ia akan melangkah menggunakan kaki manusia, namun lebih terkejut lagi dirinya saat Revian melemparnya masuk ke dalam bak mandi.
Revian memerintahkan para pelayannya untuk mengambil minyak esensial, lalu pakaian yang akan Rhodeus kenakan. Revian hendak memandikan Rhodeus dengan kedua tangannya, namun ia mengurungkan niatnya itu.
Akan menjadi bahan pembicaraan bila aku melakukan itu pada seorang pria muda. Lagipula daripada denganmu, akan lebih baik bila aku memandikan yang satunya.
"Apa yang kulakukan? Yang kulakukan adalah mencuci dirimu yang bau garam itu! Kalian semua kemarilah, dan persiapkan dia dengan baik!" seru Revian.
Belum sempat Rhodeus mengucapkan sepatah kata, Revian membisikan sebuah kalimat padanya dengan ekspresi menakutkan.
"ME-NU-RUT-LAH!" bisik Revian.
Dengan sedikit rasa takut, Rhodeus pun menganggukan kepalanya.
S-Selinaaa!! Tolong aku!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINA: THE VOICE OF SIREN
Fantasy[OnGoing Fantasy Story #2] Selina, seorang siren berbakat yang terlahir dengan suara paling indah dari para siren lainnya, harus menghadapi kenyataan bahwa suaranya telah dicuri. Suara yang menjadi kebanggaannya ini adalah satu-satunya hal yang memb...