"S-Selina..."
"Ya?"
"K-Kau menggunakan suara dari sihir duplikasi yang Alexander lakukan, dia menggunakan suara siapa?"
"Entahlah, dia tak mengatakan apapun."
Rhodeus membisu sejenak. Keduanya berjalan kesalah satu rak buku yang sempat Rhodeus hampiri, namun sebelum mereka sampai, tiba-tiba Rhodeus menghentikan langkahnya.
"Selina..."
"Hmm?"
"Apa aku begitu tidak berguna?"
"Apa maksudmu?"
"Setiap kali ada sesuatu, aku selalu tak ada disampingmu. Tak pernah sekalipun aku menyelamatkan atau menolongmu. Nenek Arche memberiku misi untuk menjagamu, namun aku selalu gagal. Aku ini, sangat tak berguna."
Selina menghela nafas pelan lalu menoleh kearah Rhodeus. Ia berjalan mendekat dan berdiri tepat di hadapan Rhodeus yang tengah menundukkan kepalanya. Sebagai sesama siren yang memiliki jiwa terhubung satu sama lain. Selina dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Rhodeus. 'Kecewa' 'Putus asa' 'Marah', Selina dapat merasakan hal itu.
"Tidak Rhodeus, berhenti mengatakan hal seperti itu. Kau sangat berguna, kau selalu melindungiku dan selalu ada untukku. Kau selalu menjadi yang paling depan dalam membela ketika semua orang memakiku. Kau tak pernah gentar dalam melindungi bangsa kita, meski kau dihina oleh seluruh penghuni lautan." Selina menarik tangan Rhodeus, lalu menggenggamnya.
Melihat hal itu, Rhodeus menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Dadanya terasa sakit, ia merasa bahwa matanya perih dan berair, seolah ingin mengeluarkan sesuatu yang basah.
"Aku bangga dan sangat menyayangimu Rhodeus. Jangan menganggap bahwa kau tidak berguna, kau itu sangat berguna. Kau banyak menolong diriku, disaat aku membutuhkan pertolonganmu."
"T-Tapi aku terlambat! Aku selalu terlambat! Bahkan aku tidak melindungimu disaat pria itu membawa dirimu secara diam-diam. Bagaimana jadinya jika kau tak kembali? Aku harus apa?!"
Selina tersenyum, lalu memeluk Rhodeus. "Tanggung jawabmu akan diriku begitu berat ya, Rhod? Terima kasih telah mengkhawatirkanku. Maaf aku terlalu naif dalam memahami perasaanmu," ucap Selina.
Selina menyadari, betapa seringnya Rhodeus menyelamatkan dirinya atau menjaga dirinya dari bahaya. Rhodeus juga sering menemaninya dalam situasi apapun, dan terus ada di sisinya. Tak ada siren yang lebih dekat darinya selain Rhodeus. Tapi sebagai seorang siren, ia tak mengerti konsep dari sebuah perasaan. Keluarga? Teman? Kekasih? Selina tak tahu. Ia tak mengerti konsep dari jatuh cinta, ia hanya mengerti konsep persahabatan. Berulang kali ia membaca buku milik para manusia, namun ia tak mengerti. Tak pernah ada yang menjelaskannya dengan rinci, dan ia sendiri tak pernah tahu arti dari perasaannya.
Aku tidak mengerti Rhodeus... Hatiku sakit saat aku melihatmu seperti itu, apa aku terlalu sembrono? Apa kau mencintaiku? Atau aku yang jatuh cinta padamu?
Karena pelukan dari Selina, tanpa Rhodeus sadari, tetesan air mulai berjatuhan dari mata Rhodeus.
Sungguh. Untuk pertama kalinya, Rhodeus menangis dalam hidupnya.
Dari dalam hatinya, ia begitu takut kehilangan Selina. Ia tak takut dengan banyaknya luka yang ia terima, atau makian, atau bahkan pertarungan. Ia hanya takut satu hal, yaitu kehilangan Selina.
"Sial, kenapa mataku terus-terusan mengeluarkan air! Ada apa ini!" seru Rhodeus sembari mengusap air matanya.
Melihat hal itu, Selina pun tertawa.
"Kurasa itu yang disebut dengan menangis. Sebuah kondisi emosional yang bisa berarti bahagia, atau sedih. Dan kau tau? Ini tangisan pertamamu!"
Dan tangisan itu, terjadi karena kau memikirkan aku...
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINA: THE VOICE OF SIREN
Fantasy[OnGoing Fantasy Story #2] Selina, seorang siren berbakat yang terlahir dengan suara paling indah dari para siren lainnya, harus menghadapi kenyataan bahwa suaranya telah dicuri. Suara yang menjadi kebanggaannya ini adalah satu-satunya hal yang memb...