[OnGoing Fantasy Story #2]
Selina, seorang siren berbakat yang terlahir dengan suara paling indah dari para siren lainnya, harus menghadapi kenyataan bahwa suaranya telah dicuri. Suara yang menjadi kebanggaannya ini adalah satu-satunya hal yang memb...
"Kemarilah, dan lihat dengan jelas, rupa makhluk yang kalian takuti."
Sejenak Madeline melirik kearah Revian dan Alexander saat ia mendengar kalimat itu. Tanpa rasa takut, Madeline melepas sepatunya lalu berjalan melawan desiran ombak yang membasahi celananya hingga mencapai dengkulnya. Angin laut yang kencang mengibaskan rambutnya dengan cukup kuat, sedikit mengaburkan pandangannya, sampai dititik dimana ia akhirnya berdiri tepat dihadapan Selina dan Rhodeus. Matanya menelosok ke setiap sisi yang ada di diri kedua siren tersebut. Memperhatikan setiap detail yang selalu menjadi alasan kenapa mereka dibenci dan dihina.
"Selina? Rhodeus?" lirih Madeline.
Selina tersenyum pahit saat keturunan dari bangsa manusia yang merupakan sahabat dari para siren di masa lalu, kini melihat wujud aslinya.
"Leluhurmu menyimpan banyak sekali catatan dan rahasia penting mengenai kami, Madeline. Jika bukan karena leluhurmu, aku dan Rhodeus takkan tahu alasan dibalik kenapa kami terlahir seperti ini," ucap Selina.
Selina menoleh kebelakang Madeline, mendapati bahwa Revian sudah berjalan mendekat kearah mereka.
"Jadi inilah rupa Siren yang selalu manusia takuti." Revian tak merasa kedua siren itu sangat menakutkan seperti yang orang-orang katakan. Ia justru merasa, bahwa ada cerita tersembunyi dibalik rupa mereka yang seperti itu.
"Melihat kami seperti ini, apa kau mulai berubah pikiran? Rambut merah?" celetuk Rhodeus.
Revian menatap Rhodeus dari atas kepala hingga ekornya. "Bro, kau tetaplah Rhodeus yang kukenal sejak aku menemukanmu terdampar," ucapnya.
Rhodeus tersentak mendengar ucapan Revian yang diluar perkiraannya. Ia senang, namun tak ingin menunjukannya pada Revian.
"Hmph."
Dan pada saat itu pula, Selina menjelaskan mengenai para Siren dan hubungannya dengan keluarga Valha. Hal ini juga menjadi penjelasan untuk Madeline, yang pada saat itu mengetahui suatu rahasia dari Alexander. Revian mendengarkan penjelasan itu dengan seksama, dan pada saat penjelasan itu berakhir, mata Selina tertuju ke satu sosok yang ia kenali, Anya.
Kurasa mereka tahu tentang hubunganku dengan Anya.
Kuharap tidak ada masalah dengan itu.
"Dan untuk Alexander, dia akan memberikanku beberapa suplai suara agar memudahkan kalian dalam perjalanan. Suara terakhirku ini, akan kugunakan saat kita tiba di laut timur."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam berganti pagi. Hari yang ditunggu Selina pun tiba. Kabar mengenai Count Pierre hendak pergi berlayar ke laut timur hanya diketahui orang-orang kediaman Pierre saja. Revian memberikan tanggung jawab pada Abercio untuk menggantikan posisi dirinya, meski sang asisten sangat menolak perintah tersebut.
"Tuan, anda benar-benar serius? Tolong pikirkan kembali tuan! Tuan dan nyonya sebelumnya tak kembali dari ekspedisi itu, tolong pikirkan kembali masa depan keluarga Pierre!" ucap Abercio berusaha meyakinkan Revian untuk tak pergi meninggalkan kediaman Pierre.