Semoga suka dengan lanjutannya. Jangan lupa feedback-nya kalau kalian suka ♥️
Aku tidak mengikuti meeting dengan sangat baik bahkan rasanya tubuhku sudah tak bisa berkompromi. Kepalaku sangat sakit membuatku semakin tidak fokus terlebih mas Taeyong sudah menegurku beberapa kali.
Entahlah apa yang sedang terjadi padaku, yang jelas aku sangat mual dan membutuhkan toilet.
"Y/N...?" tegur Mas Taeyong sekali lagi, kali ini sangat pelan seperti sebuah bisikan sepertinya dia mulai menyadari kondisiku.
"Pak... Saya butuh toilet." bisikku pelan, aku tidak sadar jika tubuhku dengan dirinya sangat dekat. Tatapan Jaehyun di sebrang sana, sontak membuatku menjaga jarak dari Mas Taeyong.
"Harus sekarang kah? Hanya tersisa beberapa menit lagi." ujar Mas Taeyong, apa dia ingin aku memuntahkan isi perutku di sini?
"Akuuu.. Tidak bisa.. huk.. Maaf, saya permisi." ujarku meminta ijin. Aku tahu sangat tidak sopan apa yang aku lakukan tadi, tapi aku benar-benar tidak bisa menahannya. Aku juga menghiraukan tatapan dari beberapa pasang mata yang tak menyukai sikapku barusan.
***
Sedikit lega karena aku bisa mengeluarkan semua isi di dalam perutku. Aku menahan bobot tubuhku pada wastafel. Kepalaku semakin berputar, membuatku semakin erat memegang pinggiran wastafel.
Rasa mual itu kembali datang. Sebuah pijatan lembut ditengkukku membuat kedua mataku terpejam. Aku tak percaya jika Jaehyun akan menyusulku kemari.
"Kepalaku sakit." keluhku mengadu padanya. Aku melepaskan peganganku pada wastafel, bersandar perlahan pada tubuh yang ada di belakangku.
"Kamu sakit?" Suara ini, bukan suara Jaehyun melainkan suara Mas Taeyong.
"Mas Taeyong?" Dia menahan lenganku sangat kuat agar dahiku tidak terantuk ujung wastafel.
"Y/N.. kamu baik-ba..." Itu adalah suara Jaehyun, aku sangat mengenali suara itu.
"Jaehyun?"
Aku yakin sekali jika detik berikutnya akan terjadi keributan. Dia pasti salah paham dengan posisiku dan Mas Taeyong saat ini.
Jaehyun menepis tangan Mas Taeyong hingga aku kembali terhuyung ke depan.
"Apa yang kamu lakukan? Dia sedang sakit."
"APA PEDULI ANDA?!"
"Dia anak buah saya, jadi saya berhak peduli dengannya."
Tanganku terulur untuk meraih sisi wastafel, sungguh haruskah mereka bertengkar di toilet wanita dan dalam keadaan aku yang seperti ini? Aku pun tak bisa melihat dengan jelas wajah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)
FanfictionWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...