Work ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menyelesaikan makan bersama, Y/N bersiap untuk mengajak Nara pulang. Namun, pergerakannya itu dihentikan oleh Mama dari Jaehyun. "Duduk di pendopo belakang dulu yuk, Mama mau bicara. Udah lama juga kita nggak mengobrol 'kan?"
Rasanya tidak enak hati jika dirinya menolak. Dia memang membenci Jaehyun, bukan berarti Y/N harus membenci Mama dari Jaehyun juga kan?
"Nara, main sama Daddy dulu ya di kamar. Grandma mau bicara dengan Mommy kamu."
"Ok, Grandma. Come'on Daddy, aku ingin melihat Saturnus." ucap gadis kecil itu penuh riang. Pergerakannya pun tak luput dari pandangan Y/N. Wanita itu merasa bahwa anaknya begitu bahagia di rumah ini.
Jaehyun yang menyaksikan begitu dalamnya tatapan Y/N, menatap wanita yang masih dicintainya itu dengan sendu. Hatinya seakan tercubit saat Y/N memalingkan wajahnya ketika beradu tatap dengannya. Jaehyun semakin menyadari akan sulit untuknya kembali menggapai Y/N.
"Bi, tolong siapkan teh dan bawakan ke pendopo belakang ya?"
"Baik, Bu." ujar wanita paruh baya yang sudah lama mengabdi di rumah Jaehyun.
Y/N mengekori ibu dari pria yang dulu pernah dirinya cintai. Sudah lama sekali dirinya tidak bertandang ke rumah besar itu. Bahkan ketika masih menjalin kasih dengan Jaehyun pun, ia bisa datang ke rumah itu sebanyak empat atau enam kali dalam waktu sebulan.
"Kamu gimana kabarnya, sehat -sehat aja 'kan?" Wanita itu menepuk kursi yang ada di sebelahnya, mengajak Y/N untuk duduk di sana.
"Seperti yang Mama lihat, aku baik. Mama sendiri juga baik 'kan?"
"Mungkin, kamu melihatnya seperti itu. Tapi sebetulnya, Mama nggak merasakan kalau Mama baik-baik aja sebagai seorang ibu dan juga nenek."
Alis Y/N tertaut, tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh lawan bicaranya saat ini.
"Nara, dia tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian. Apa kalian nggak menyadari anak kalian jauh lebih pintar dari anak seusianya?"
"Maksud Mama?"
"Y/N. Mama mohon, bukan bermaksud Mama nggak mengerti perasaan kamu yang berstatus sebagai seorang perempuan juga seorang ibu, tapi tolong pikirkan Nara, sayang. Dia butuh keluarga yang utuh. Ijinkan Jaehyun bertanggungjawab penuh atas apa yang telah dia perbuat sama kamu dan Nara. Bukannya dulu kalian saling mencintai?"
"Itu dulu, Mah dan sekarang memang sudah sepantasnya seperti ini."
"Mama tahu perlakuan anak Mama ke kamu nggak akan pernah bisa termaafkan, Jaehyun sudah menyesali perbuatannya, dia merasa bersalah dengan Nara terlebih dengan kamu. Apa kamu juga nggak merasa bersalah dengan Nara. Perbuatan kalian ini---"
"Y/N tahu perbuatan Y/N dan anak Mama terdahulu memang nggak pantas buat dilakukan Mah, tapi anak Mama yang memulainya. Luka yang dia goreskan, nggak akan bisa sembuh dalam waktu sekejap meskipun bertahun-tahun lamanya. Mungkin aku memang Mommy yang egois untuk Nara. Tapi, mah. Maaf, Y/N nggak bisa maafin perbuatan anak Mama. Sejauh ini, Y/N menghilangkan ego memperbolehkan anak Mama bertemu dengan Nara, Y/N nggak pernah melarang kapanpun dia mau datang ke rumah, mengajak Nara untuk bertemu tapi kejadian hari ini buat Y/N kembali berpikir, Mah. Y/N rasa semuanya udah cukup."